Tahun-tahun remaja terkenal menantang bagi orang tua. Tugas mereka sekarang adalah menemukan jejak langkah kaki laut mereka sebagai pribadi, membentuk identitas, memilah apa yang penting bagi mereka.
Jadi disiplin itu berarti terlalu bersikap ketat kepada anak remaja kita maka kemungkinan besar akan terjadi pemberontakan terbuka. Karena jika kita menolak, kemungkinan anak remaja kita akan menjadi pembohong yang sangat baik, dan menyelinap di belakang.
Jika orang tua memiliki anak yang berkemauan keras, orang tua telah belajar bahwa kita tidak dapat mengendalikan anak kita. Orang tua hanya bisa membantunya dalam mengontrol emosi mereka.
Alasan lainnya anak memberontak mungkin karena orang tua menggunakan hukuman yang lebih keras untuk membuatnya patuh. Itu mungkin berhasil dengan anak-anak yang memang manut, tetapi itu tidak berhasil dengan anak-anak yang berkemauan keras. Dan jelas itu tidak akan berhasil dengan remaja!
Tapi itu tidak berarti orang tua tidak bisa membimbing dan mendidik anak remajanya. Jika orang tua memiliki hubungan yang hangat dan terbuka di mana anak remaja kita merasa dihargai dan mereka menghormati orang tuanya, lalu jika orang tua mengandalkan banyak diskusi untuk membimbing anak, maka orang tua dapat yakin bahwa masa remaja mereka akan jadi lebih mudah untuk dihadapi oleh Parents.
Anak kita akan menghormati aturan hampir sepanjang waktu, dan akan memulai negosiasi tentang aturan yang menurutnya tidak akan berhasil untuknya. Itu karena orang tua akan tetap menjadi pusat kehidupan anak dan dia tidak ingin mengecewakan kita. Dan karena orang tua berempati dengan perasaannya, anak remaja bisa dikatakan telah mengembangkan kemampuan untuk mengatur emosinya, yang membantunya mengatur perilakunya.
Inilah saatnya untuk beralih ke jenis hubungan orangtua-anak yang kuat yang membuat anak kita punya keinginan untuk melakukan hal yang benar atau dengan kata lain mendengarkan orang tuanya.
Mulainya dari mana nih? Bagaimana cara mengajarkan disiplin pada remaja?
-
Berkomitmen untuk saling menghormati, untuk semua orang di rumah
Jika orang tua berteriak kepada anak, hal ini berakibat perilaku anak kita menjadi kurang sopan. Sebab berteriak adalah salah satu sifat intimidasi terhadap anak. Mulailah berkomitmen untuk berbicara dengan nada hormat kepada semua orang terlebih pada anak.
-
Fokus pada penguatan hubungan timbal balik
Agar ketika kita menetapkan batas seperti “Pe-er harus selesai baru boleh pegang hape.” Maka anak pun ingin bekerja sama. Pastikan kita memiliki waktu one on one dengan setiap anak setiap hari, di mana orang tua berada dalam posisi mendengarkan.
-
Berhenti terlalu merasa bertanggung jawab
Salah satu kunci untuk membuat remaja mau bekerja sama adalah menghargai keputusan mereka dan membiarkan mereka sadar bahwa di sebagian besar kehidupan mereka, mereka perlu bertanggung jawab. Namun tentu saja, untuk urusan tanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan, ini tetap tidak boleh longgar ya!
-
Perbaikan adalah cara baru menumbuhkan akuntabilitas
Bila kita berusaha mengurangi niat atau keinginan menghukum anak khususnya remaja, maka perkenalkan konsep reparasi. Maksudnya di sini adalah bertanya pada anak remaja apakah ada sesuatu yang bisa dia lakukan untuk membuat situasi menjadi lebih baik sekarang. Misalnya, dia telah berkata buruk pada sahabatnya, lalu menurutnya apa yang harus dia lakukan untuk memperbaiki hubungan. Konsepnya sama dengan bila kita pergi ke toko saat dia masih kecil dan dia merusak sesuatu, maka dia harus tetap membayar penggantinya.
-
Menetapkan harapan orang tua padanya dan garisbawahi apa yang penting
Tentunya ini bervariasi untuk setiap keluarga. Di saya, saya berharap anak saya dapat memperlakukan setiap orang satu sama lain secara sopan, selalu bersikap jujur serta mempertahankan nilai bagus.
-
Berikan dukungan apa pun yang diperlukan agar anak dapat memenuhi harapan orang tua
Jika anak remaja tampaknya tidak serius belajar keras di sekolah, coba lihat lagi apakah sebenarnya anak hanya butuh belajar lebih tekun tanpa terganggu gawai dan media sosial, atau dia memang membutuhkan les dalam mata pelajaran tertentu untuk mengejar ketertinggalan.
Jika dia kasar kepada kita, anggap itu sebagai tanda bahaya bahwa hubungan kita perlu diperbaiki dan lanjutkanlah. Terlepas dari masalahnya, anak remaja belum tentu tahu cara memperbaiki keadaan. Dia membutuhkan bantuan orang tuanya. Dan orang tua perlu turun tangan mendukungnya dalam mencari tahu langkah selanjutnya untuk meyakinkannya bahwa dia tidak sendirian.
Baca juga: Cara Mendidik Anak Jadi Kreatif di Era Digital
-
Sabar, memang tidak mudah mendisiplinkan remaja!
Kadang kala remaja kita hanya ingin menguji orang tuanya apakah memang orang tuanya serius dengan peraturan. Tetaplah dengan beberapa batasan yang sudah dibuat, usahakan jangan kembali kepada cara lama memperbanyak hukuman daripada membantu anak remaja kita. Memang tidak mudah dan tidak bisa cepat, namun lama-lama anak remaja kita akan melihat ini sebagai sebuah kebiasaan baru, sehingga mereka akan mulai merasakan manfaatnya dan pelan-palan akan mulai mengaplikasikannya sendiri.
Bila pembaca punya saran lainnya, jangan sungkan untuk berbagi di kolom komentar.
Pingback: Cara Berkomunikasi Secara Efektif Dengan Anak Anda | Life, Parenting & Travel Journal Mommy Blogger