Pertama kali tahu tempat ini gara-gara ketika lagi di Medan, janjian sama teman dan dia bilang bebaslah mau di mana saja yang penting bisa ketemu. Satu hal yang pasti, kami berusaha menghindari tengah kota karena sekarang Medan terlalu padat dan rasanya malas aja kalau harus bermacet-macet hanya demi nongkrong semata. Awak udah dari dulu di Medan ya kan, terus kalau mau cobain resto-resto fancy yang kayak Jakarta juga ya untuk apa, di Jakarta pun ada.
Jadi kalau ke Medan, maunya cobain yang asli lokal punya.
Lokasi Mr. Boey’s Cafe
Lokasi kafe yang satu ini ada di Jalan Bilal Ujung, dekat dari rumah kami (rumah orang tua saya) di Komplek Wartawan. Saking dekatnya, saya sih mau aja tiap hari ke situ untuk sekadar ngopi sambil kerja.
Di kedatangan pertama, saya janjian sama teman saya Utie di situ sekitar sore hari. Saat itu saya memang keliling cari-cari yang dekat rumah, tapi suasananya enak, dan parkirnya luas. Ketemulah tempat ini, dan ketika saya baca reviewnya langsung dari dalam mobil di parkiran, oh ternyata oke juga reviewnya. Utie setuju bertemu di situ, dari tempatnya hanya setengah jam sudah sampai karena dia lewat ringroad, gak lewat kota.
Sambil menunggu Utie, saya bingung mau pesan apa. Karena rencananya hanya untuk ketemu dan mengobrol, tidak ingin makan berat, selain pesan segelas kopi panas, saya kok tertarik ya sama lupis. Hahah, masa ke kafe makannya lupus? Ya gimana lagi, kalau di Jakarta saya agak susah cari-cari lupis karena saya memang malas keliling-keliling cari kulineran, saya maunya pesan online saja, tapi agak susah nemu yang dekat rumah biar hemat ongkir.
Dan memang lupisnya enak juga! Akhirnya setelah Utie datang, pesanan kami bertambah. Dan saya pesan lupus juga untuk dibawa pulang, buat opungnya Vay.
Kedatangan kedua adalah beberapa hari kemudian. Sebelum saya balik ke Jakarta, papi saya ingin kita semua makan bersama dulu (ini adalah makan malam bersama keluarga kami yang pertama di luar tanpa mami). Jadi saya usulkan di Mr. Boey’s Cafe saja, karena saya sudah pernah ke sana dan saya lihat tempat ini masih aman untuk bawa papi yang susah jalan.
Pertama, mobil bisa berhenti tepat di depan pintu masuk. Aman. Jadi gak perlu jalan jauh. Kedua, cuma ada anak tangga pendek saja di depan pintu dan begitu masuk juga tidak terlalu jauh untuk mencapai tempat duduk.
Di kedatangan kedua, pesanan kami beragam karena kami ramai-ramai juga dengan supir dan asisten di rumah Opung Vay. Dan semua makanannya ternyata enak! Mulai dari sop iga, nasi bebek, nasi ayam Bali, nasi goreng, serta appetizer. Menurut saya pengelola cafe benar-benar mengerjakan pe-ernya dengan serius, karena dengan lokasi yang ‘terpencil’ alias bukan di tengah kota, tempat ini tetap ramai, plus makanannya juga enak.
Di bagian dalam resto ini (yang memang menurut saya lebih cocok jadi restoran), meja set tidak terlalu banyak. Namun Mr. Boey’s Cafe punya tempat makan outdoor yang luas dan sangat cocok untuk jadi tempat kongkow anak muda kota Medan.
Harga Makanan di Mr. Boey’s Cafe
Harga makanan sedang. Tidak terlalu mahal menurut saya, tapi juga tidak terlalu murah. Dalam artian, ini kita bayar segitu itu sesuai dengan rasa. Karena itu saya jujur kalau pulang ke Medan lagi pasti tetap maunya nongki di situ aja kalau sama-sama keluarga. Dekat dari rumah, parkir luas, rasa sesuai.
Medan memang sekarang penuh dengan kafe-kafe baru. Untuk saya yang hanya pulang ke Medan 1-2 kali setahun gak semua kafe didatangi, pastinya yang itu-itu saja yang saya datangi. Karena ya itu, sekarang Medan padatnya bukan main. Jalannya gak nambah, tapi mobil gak ada yang berkurang. Makanya malas kalau diajak nongkrong itu harus ke mall.
Ada yang punya rekomendasi tempat lain yang bagus di Medan?