Makan Siang di IKEA Alsut Yang Sebenarnya B Aja

Sabtu kemarin saya dan anak saya Vay pergi ke IKEA Alam Sutera. Ini adalah kali kedua kami ke sini. Pertama kali itu saat pandemi dan sebenarnya itu juga batal masuk ke dalam karena pengunjung harus antri imbas dari pembatasan pengunjung yang boleh berada di dalam ruangan. Minus Vay, saya sudah pernah ke IKEA di Sentul, tapi kalau dengan Vay memang baru pertama kali.

Kami jalan dari rumah jam 10.20 pagi, dengan harapan bisa sampai di IKEA sebelum jam dua belas siang, sekaligus untuk makan siang di sana. Setelah keluar ke jalan raya, ternyata jalan ke arah Bassura macet berat, entah ada apa. Saya memutuskan belok ke Pondok Bambu, karena kami harus masuk dari Tol Dalam Kota dari Jl. MT Haryono. Ternyata sama aja merayap, kampret!

Kalau sudah ada macet, anak saya pasti mengeluh. Biarpun udah besar, tinggal di Jakarta, tetap aja gak tenang dan bakal bad mood kalau kena macet. Mungkin ini karena dia sekolahnya terlalu dekat, jadi gak pernah kena macet seperti orang dewasa yang harus kerja kantoran ke pusat. Mengatasi biar dia tetap sabar adalah dengan mencoba menenangkan diri sendiri dengan bilang, “Cuma sampai lampu merah depan aja kok ini macetnya.” atau, “Ini karena ada yang mutar balik di depan, setelah itu lancar pasti.” Padahal ya kita gak tahu juga beneran apa gak.

Langsung Ketemu IKEA Alam Sutera Begitu Keluar Tol

Memang benar, lebih aman main ke Alam Sutera saat wiken ketimbang main di dalam Jakarta. Sebagai perbandingan, kalau kita mau ke satu tempat di Jakarta hanya untuk ke mall atau makan di neighborhood resto, kita bisa spend waktu satu jam hanya untuk sampai ke lokasi dan rebutan juga cari tempat duduk.

Tapi kalau kita mau main ke outer Jakarta, daerah BSD memang cocok jadi pilihan. Sama juga 1 jam-an kalau dari Jakarta Timur lewat jalan tol, sampai di sana suasanya lebih beda, dan pilihan nongkrong dan makan juga banyak.

Masuk ke parkiran yang super mengkilat, bersih dan luas, ketemu juga parkiran di row C. Vay sempat tanya kenapa saya harus muter dulu, padahal tadi di belakang kita ada row kosong. Karena kita harus cek dulu di mana pintu masuk ke gedung utama, dan di mana letak gerbang exit. Lalu setelah itu cari parkir paling dekat ke pintu masuk, ini khusus kalau kita belum terlalu akrab sama lokasi. Tapi kalau sudah hapal banget kayak Mall Kota Kasablanka, saya cari parkir lebih dekat ke gerbang keluar,  which is di lantai LG Office (nah udah tuh saya kasih tahu), jadi gak akan macet-macetan sama mobil lain yang antri keluar.

Karena udah lapar jadi kita makan dulu.

Gak spesial-spesial banget sih makanan di sini. Fish and chip, Nasi Ayam Bali, lalu karaage. Ya sama-sama aja kayak di resto mana pun. Cuma beberapa yang menarik sejak saya pertama main ke Ikea itu menurut saya adalah, mereka sekaligus menyediakan kotak-kotak makanan di dekat rak makanan, jadi kita kalau mau take away udah bisa sekaligus beli wadahnya. Lalu pilihan pastry yang juga bikin lapar mata. Jangan lupakan minuman refill seperti soda, teh atau kopi, yang bisa kita bayar sekali saja seharga 10-15ribu. Lalu es krim yang bisa diambil sendiri, yang pastinya menarik sekali untuk keluarga yang bawa anak kecil.

Vay excited sekali begitu saatnya menjelajah IKEA.

Vay sangat excited saat kami sudah masuk ke dalam. Dia memang ingin mendekorasi kamar tidurnya yang sekarang, jadi sedang melihat-melihat mana yang bisa sesuai. Kamar tidur Vay yang lama sekarang dialihfungsi jadi kamar tamu saja, lalu dia pindah ke kamar kosong yang dulu memang untuk tamu dari Medan. Dia lebih suka di situ, lebih terang katanya. Tapi kan semua kamar di rumah kami itu sudah jadi, rumah kita bukan rumah baru, makanya untuk merombak secara keseluruhan interior kamar ya gak mungkin untuk saat ini. So semua referensi interior di IKEA memang bagus-bagus, dan sangat-sangat tepat diterapkan di rumah-rumah baru dan unit apartemen, sampai gedung perkantoran yang biasa turn over penyewaan termasuk sering.

Setiap mengambil sesuatu, sekarang dia mengecek harga dulu. Worth it atau tidak, karena dia tahu ibunya super mengetatkan ikat pinggang. Malah waktu saya hampir lapar mata ingin ambil ini itu di area dapur dan kamar tidur, dia dengan santainya bilang gak perlu diambil barang-barang gak penting, nanti mami broke lagi. Kurang asem, hahaha!

Setelah memilah-milah, Vay belanja juga. Dia beli pegboard untuk nanti dipasang setelah meja belajar barunya tiba.

belanja di ikea

Kami menghabiskan waktu hampir tiga jam di IKEA, sebelum kemudian lanjut ke Starbucks terdekat, yang sudah jadi langganan saya karena sudah dua kali ke BSD sama papi mami dan uwak-uwak terus ngopinya di situ hahaha… penting banget sih punya langganan Starbucks di BSD.

Sayangnya gak sempat foto di gang rak-raknya IKEA ala-ala foto yang standar banyak beredar itu. Karena sudah jam setengah tiga dan takut habis dzuhurnya (itulah karena tadi gak sholat dulu tapi langsung makan). Kalau dicek-cek lagi, sebenarnya lebih enak dan santai itu pilih-pilij dan belanjanya via online di IKEA Online. Cuma kalau mau puas cuci mata dan melihat langsung ya tentu saja datang langsung ke lokasi ya!

Sharing is Caring
  • 1
    Share

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *