Beberapa minggu yang lalu, ketika Nona Vay libur term 3, melipirlah kami sekejap ke arah Puncak. Belum sampai Puncak Pas sih, hanya sampai wilayah Taman Safari Indonesia. Nona Vay kepengen ke TSI, dan kita di sana seharian sampai menginap juga. Namun cerita ke TSI ini akan saya tulis nanti, sementara yang ingin diceritakan dulu adalah sebuah tempat yang namanya Cimory Riverside.
Jadi kalau dulu kita kenalnya Cimory itu yoghurt dan susu dari daerah Puncak, sekarang sudah bertransformasi lebih besar dengan nama Cimory Riverside. Di tempat yang luas ini, ada beberapa area yang bisa dinikmati oleh pengunjung.
Restoran dengan View Sungai
Ini dia jualan utama di tempat ini. Restorannya itu punya view indah, dari aliran sungai yang deras dengan batu-batu besar dan udara sejuk. Jadi ketika kami tiba di sana sore hari, suasananya sudah paling pas sih. Sudah sejuk. Waktu masuk, saya sempat khawatir tidak akan mendapatkan meja di luar yang langsung bisa lihat pemandangan sungai itu, karena kelihatan pengunjungnya ramai.
Beruntung ya Vay matanya tajam. Ternyata ada satu meja yang kosong dan pas banget di sisi luar, langsunglah cepat-cepat lari ke sana sebelum didudukin orang yang masuk di belakang kita. LOL.
Vay sudah turun duluan ke bawah, secepat kilat mengecek lokasi. Lalu tak lama dia sudah datang dan teriak-teriak dari jauh, memberitahu kalau di bawah itu tempatnya bagus sekali, dan maminya harus turun.
Turunlah kami ke bawah, karena memang saya penasaran ingin melihat taman di tepi sungainya.
Ternyata di bawah ada wahana permainan anak-anak, yang bisa dimainkan bila sudah membeli tiket permainan (dan akan dapat koin juga untuk main kuda-kudaan sejenisnya). Tapi kita tidak berminat ke situ, tapi ingin masuk ke areal taman sepanjang sungai. Nah, untuk dapat masuk ke areal taman, harus membayar tiket Rp25.000 pe-orang, sudah termasuk sekotak yoghurt. Tapi bayar tiket ini berlaku hanya sampai jam 5 sore, jadi bila hendak turun ke bawah, lebih baik di atas jam 5, biar gratis.
Tamannya Serasa di Luar Negeri
Memasuki areal taman sungai itu, terasa suasananya beda. Memang udah bener sih kalau mau ke sini itu sebaiknya sore, karena selain udaranya sudah gak panas, lampu-lampur yang menyala di sepanjang jalan itu mengingatkan saya pada suasana yang selalu ada di film-film barat. Maklumlah ya, ambience seperti itu memang belum saya temukan kalau di Jakarta ini.
Di sini juga disediakan kursi ala-ala studio dan payungnya, untuk dipakai pengunjung berfoto.
Tapi kita gak jalan terlalu jauh sampai ke ujung sana β mungkin di sana ya tempatnya peternakan sapi β karena Nona Vay lebih suka main dan lari-lari di sepanjang jalan itu saja.
Pusat Oleh-oleh dan Factory Outlet
Itulah sebabnya kenapa tempat ini rekomen, ya. Selain ada restoran, tempat permainan anak, juga ada tempat belanja oleh-oleh khas Bogor hingga FO yang menjual baju-baju unik dengan harga miring. One stop shopping-lah.
Mumpung lagi ketemu FO, saya sempatkan mencari-cari baju untuk Vay (again), sementara dia ditemani si mbak main jungkat-jungkit dan panjat-panjatan di luar.
Eniwei, ada satu momen ketika Vay main dan sibuk memanggil saya. Dia memanggil dan meminta saya melihatnya, dan kemudian saya menyemangatinya dari tepi. Menepuk tangan dan memberi semangat agar dia terus mencoba pantang menyerah. Momen ini memutar balik ingatan saya ketika dulu saya yang meluncur atau bergantungan, sementara si papi memberi semangat dari tepi sana. (Ah ternyata beginilah rasanya jadi orang tua ya, tak pernah putus support anaknya)
Seru sih tempat ini. Saya bisa leyeh-leyeh menikmati cemilan dan pemandangan sementara anak juga gak bosan, bisa menyalurkan energi berlebihnya dengan lari-lari lompat-lompat sana sini.
Katanya di sini juga bisa melihat langsung ke pabrik pembuatan susu Cimory, tapi kemarin tentu saja tak sempat.
(Masih bisalah lain waktu)
Well, kalau bicara makanannya, menurut saya sih so-so lah. Alias belum ada yang terlalu unik melekat di lidah. Pesanan sosis dan kentang untuk Vay tidak habis dimakan, karena Vay sepertinya (mendadak) gak doyan.
Saya coba pesan wedang ronde, karena ingin minum yang hangat-hangat di cuaca dingin, tapi ternyata rasanya kurang nendang. Goreng pisangnya juga kurang nyes. Jadi ya, overall acara snacking sore saya kemarin itu kurang puas sih. Tapi mungkin juga saya belum ketemu menu yang pas aja kali, ya.
Heh. Heh.
Tapi overall, abaikan sedikit kekurangan soal makanan ya. Dengan pemandangan yang indah dan sejuk di mata dan di badan, tempat ini bolehlah untuk jadi pilihan akhir pekan bareng keluarga dan teman.
Menemukannya juga gampang kok. Kalau dari bawah mau ke Puncak, letaknya di sisi kanan. Tepatnya di Jalan Raya Puncak KM 76, Cipayung, Megamendung, Bogor.
– ZD –
cakep emang cimory. gua malah suka lho ama makanannya. hahaha.
cuma panas nya aja yang gak tahan. hahaha.
sekarang harus bayar ya mau jalan di tepi sungainya, cukup mahal juga ya… he..he..
tapi memang asyik ini tempatnya.. senang duduk berlama-lama melihat ke arah sungai yang berair deras
Pengen ke Cimory riverside tapi mengingat di jalan menuju puncak selalu macet membuat rencana tertunda π
Kaaakkk, awak penginlah fotonya jadi panjang-panjang gitu. Kayaknya harus pakai kamera DSLR ya, Kak.
Yang panjang di dalam post ya? Itu cuma settingan size saja sih, Kak. Di-set ke 16:9 jadinya panjang…
jadi pengen ke sini kalau nanti pulang ke tanah air…cantik dan asri ya mba. Adeeem liatnya π
Pertamakali ke cimory udah lamaaa bgt. Lokasi pertamanya yg dulu aku datangin. Bukan yg riverside ini. Setuju kalo soal makanan, mereka so so banget. Kayaknya lbh menjual suasana ya mba.. Tp aku msh suka ama sosisnya yg melingkar itu hihihi… :p.. Trakhir dtg k cimory sosis melingkarnya abis π
Viewnya keren mb..
Cimory terdekat dr tempat tinggalku di Semarang, tp nggak ada sungainya.