Yes! 2020 sudah…. Setahun! Tahun ini memang bukan tahun yang mudah, dan tidak diragukan lagi 2020 pastinya mengajarkan kita banyak hal mengenai diri kita sendiri, juga orang lain yang menghabiskan waktu selama hampir setahun (!) bersama kita menghadapi pandemi COVID-19.
Karena itu saya ingin membagikan sedikit cerita dari para sahabat, mengenai bagaimana tahun 2020 memberi mereka sesuatu yang pantas diingat, dicatat, direnungkan, dibanggakan. Apapun yang mereka dapatkan dan mereka pelajari dari 2020 ini. Nantinya tentu saja ada tambahan dari saya sendiri dan saya harap teman-teman bisa menambahkan juga.
Mari kita mulai!
Ani Berta, blogger
Kita akan mulai dengan apa kata Ani Berta, teman baik saya dan juga salah satu blogger terkenal dengan networking yang sangat baik. Saya mengagumi dia karena kerja keras dan semangatnya yang sangat luar biasa.
“2020 saya dipaksa untuk lebih kreatif dan inovatif lagi mengingat pekerjaan berkurang drastis. Saya merelakan tidak banyak nonton film-film di First Media yang selama ini dapat porsi banyak. Saya alokasikan waktu buat berpikir keras menemukan cara supaya pekerjaan tetap ada. Yap! 2020 memberi saya peluang menjadi konseptor acara online brand dan saya lebih banyak mendapatkan project di luar blog yaitu menjadi content writer dan mengajar workshop walau sebagian besar saya adakan sukarela tapi yang dapat honor kayaknya sekaligus membayar kegiatan sukarela saya. Allah gak tidur. Jadi 2020 Socialpreneur benar-benar berjalan. Networking pun lebih beragam. Networking buat saya adalah rezeki juga. Terima kasih 2020!”
Liswanti Pertiwi, blogger & social media admin
“Banyak banget. Salah satunya, tahun ini aku belajar untuk lebih kreatif lagi, supaya bisa bangkit dari kesedihan karena kehilangan pekerjaan dan usaha. Dan selalu yakin masih banyak peluang yang bisa dilakukan. Biarpun semua butuh waktu.”
Aloy, photographer
“Gue belajar tentang bagaimana bersyukur. Ini adalah tahun yang luar biasa, tahun penuh kejutan bahagia, dan bersyukur bisa melewatinya.”
Leo Nug, photographer
“Di 2020 ini gue mulai mencoba keluar dari zona nyaman, gue belajar lebih dalam tentang videography sampai membuat beberapa film superrrrr pendek bersama teman-teman kreatif. Alhamdulillah klien di 2020 tetap ada.”
“Tahun ini pun gue belajar bertanam hidroponik, dan juga belajar renov rumah sendiri.”
Levin, photographer & volunteer
“Tahun 2020 ini aku bener-bener belajar jadi orang yang sabar.” Ok, i get it.
Setiawan, legal consultant
“Money can’t give you happiness. In early 2020 I’m having a notion to leave my comfort zone towards the challenge of a new workplace. An offer came from a giant company with a higher paycheck. I’m starting to get busy in no time but after a few months, I guess I have lost my weekend and I feel lucky to notice that. Long story short, things weren’t going so well, it was nobody’s fault, it’s just doesn’t worked for me. So I decided to move to another company hoping that things will change and I can have my weekend back by compensating it on a lower paycheck. If you expect to play in the rain, don’t forget it also came with the muds too.”
Bernad, telco engineer
“Aku belajar banyak Kak. Cuma yang paling utama, untuk selalu bersyukur atas apa yang terjadi, terutama pas kepergian Bapak. Susah untuk mengucap syukur saat berduka, rasanya kayak ya ngapain sih beryukur lagi kemalangan.”
“Cuma dihadapkan dengan kondisi seperti itu, aku belajar untuk beryukur dalam kondisi apapun, karena semua rencana Tuhan pasti baik, kepergian Bapak pun rencana baik Tuhan atas keluarga.”
Hanif, entrepreneur & volunteer
“Tahun ini belajar berbagi tanpa menilai orang tersebut pantas atau tidak. Karena efek pandemi COVID-19 sangat amat terasa untuk menengah ke bawah. Luruskan niat! Persiapkan mental untuk hidup di masa pas-pasan.”
“Lebih aware terhadap kesehatan terutama fisik (imun) dan mental yg kuat tanpa obat kimia.”
“Mendengarkan, melihat berita-berita media elektronik maupun media social, ternyata cukup membuat tingkat stress bagi saya dan pasangan cukup tinggi. Sempat kami tidak update berita di media social maupun media elektronik selama 1 bulan lamanya, agar tenang.”
“Kalau mau berbisnis dengan BUMN ataupun kementrian harus benar-benar siap mental, kalau saya sepertinya sudah cukup kalau berbisnis dengan BUMN secara langsung. Kotornya sudah sangat parah.”
Apa yang diharapkan di 2021?
“Berharap sektor bisnis berkembang lebih merata di semua sektor, sehingga setiap orang bisa berkembang dengan kemampuannya masing-masing.”
“Banyak pembenahan dari manajerial pemerintahan, dan semoga para ASN ataupun pegawai BUMN yang banyak melakukan kecurangan segera sadar dan tidak melakukan kembali kecurangan.”
“Ada pertanyaan besar, apakah jumlah kematian di Indonesia tahun 2019 mirip dengan jumlah kematian di tahun 2020?”
Puput Hidayati, working mom
“Tidak mudah memisahkan antara tugas pekerjaan dan tugas sebagai ibu rumah tangga. Dengan adanya WFH selama COVID-19 ini di awal-awal tingkat stress meningkat karena missed up antara waktu bekerja dan waktu mengurus rumah tangga. Tapi setelah 3 bulan berlalu semua anggota keluarga sudah bisa menyesuaikan diri, bukan cuma kami orangtua tapi anak-anak kami juga tahu kapan waktu bekerja ibu dan ayahnya. Quality time bersama keluarga juga jadi lebih baik karena waktu makan bersama lebih teratur tentunya dengan kualitas pekerjaan juga lebih produktif dan efektif karena jam terbang meeting online lebih banyak dari meeting offline.”
Apa yang diharapkan di 2021?
“Berharap agar pandemi segera berlalu tentu saja. Aktifitas bisa kembali normal karena yg paling berdampak adalah pendidikan anak-anak. Belajar online tidak bisa menggantikan proses sosialisasi dan interaksi yg menurut saya paling penting buat perkembangan anak-anak.”
DeKaDe, COVID-19 survivor
“Banyak. Mulai dari how to handle stress karena sudah kurang lebih 10 bulan WFH dan gak kemana-mana. Lalu gue mulai mencari kegiatan yang di luar kebiasaan, mencoba hal baru seperti berkebun, menggambar sampai membuat kerajinan bareng Si Kecil. Pada akhirnya, ya… Terasa nikmatnya bekerja dari rumah. Ditambah lagi jadi bisa menemani Si Kecil yang juga full school from home.”
“Waktu itu di bulan Juli, sempat mengalami terkena COVID-19 juga. Duh, dunia seakan runtuh. Bayangin aja kena virus yg blom ada obatnya. Alhamdulillah gue tidak mengalami gejala yang parah selain hanya terasa kering di tenggorokan saja alias OTG. Dua bulan serasa setahun kali, ya. Mesti berpisah tidur sama keluarga. Alhamdulillah masih bisa isolasi mandiri di rumah. Tiap Sabtu bolak balik ke RS buat swab. Sempat negatif sekali, tapi seminggu kemudian positif lagi. Gimana gak stress coba tuh. Alhamdulillah dikelilingi orang-orang baik, ada keluarga dan juga teman-teman yang selalu kasih semangat. Akhirnya setelah 2 bulan, alhamdulillah bisa lulus kelas COVID-19 dan kembali ke tengah-tengah keluarga. Sampai sekarang pun masih ada rasa was-was kalau mau keluar rumah.”
Apa yang diharapkan di 2021?
“Semoga pandemi ini segera berlalu. Kehidupan dapat berjalan lancar dengan new rule, new way of healthy living. Yang terpenting adalah kedisiplinan masyarakat utk mematuhi protokol kesehatan. Semoga…”
Saya sendiri bagaimana?
Tahun 2020 adalah tahun dimana saya belajar mengatasi emosi dan stress pada diri sendiri. Belajar pula untuk lebih legowo dan sabar dengan kondisi karena ini bukanlah kondisi yang bisa kita kendalikan, ya toh? Berat memang, tapi saya yakin pasti banyak yang lebih berat masalahnya dari saya. Kata orang bijak, jangan melulu melihat ke atas, tapi sering-seringlah melihat ke bawah, dan ke samping. Tapi kalau kata kawan awak penguasa Tanah Karo, “Hidup memang kayak roda yang berputar kadang di atas kadang di bawah. Tapi janganlah pulak roda tank, ya kan?” LOL.
Ngerti kan maksudnya. Jangan lupa baca postingan kamus bahasa Medan ya, buat nambah-nambah kalau bekawan sama orang Medan sekitarnya.
Baca juga: 6 Tips Agar Hidup Lebih Tenang Menyambut 2021
Namun saya ketemu banyak hal baru pula di 2020. Saya menemukan bahwa saya berbakat jadi mandor saat melakukan perbaikan ini itu di rumah (hahaha!). Kemudian saya juga belajar tentang tanam menanam tradisional dan hidroponik, saya juga belajar dasar videography dengan mencoba membuat video untuk channel sendiri di YouTube, dan juga memvideokan anak saya Krasivaya.
Dan satu lagi, ternyata saya menemukan diri saya menikmati menjadi seorang pengajar. Dua bulan lalu dua orang mantan tim saya meminta saya membuka kelas privat untuk mereka, mengajar tentang content writing dan SEO yang memang sangat dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini. Kelasnya online, tapi tidak mengurangi keseriusan mereka dalam belajar.
Malah yang tak saya sangka-sangka sendiri, di 2020 ini saya berhasil jadi lebih rajin untuk menulis artikel hampir setiap hari! Satu yang pasti adalah, saya tidak ingin menghitung berapa banyak yang hilang atau pergi, saya memilih menghitung berapa banyak yang saya dapatkan hari ini.
Ok, bagaimana dengan teman-teman? Apa yang kalian pelajari dan kalian dapat di 2020 ini? Please share ya. Dan, selamat jalan 2020! Semoga 2021 akan menjadi tahun terbaik buat kita semua!
-zd-
Naik turun ya mbak Zy tahun 2020 itu. Awalnyanya sangat menyalahkan pemerintah yang lambat banget penanganannya. Mempertanyakan kenapa gak sekolah dibuka aja. Kalau sekarang-sekarang lebih memilih memperkecil akses informasi karena rasanya udah lelah.
Kalau pekerjaan aku datar aja deh kayaknya, malah sibuknya berkurang. Tapi gak pernah merasa WFH sampai sekarang.
Btw, selamat tahun baru 🙂
Kilas Balik 2020 dan Harapan di 2021
Kilas balik dan harapan saya di tahun 2020 dan harapan di tahun 2021.
Asik banget 2020 tuh yaa,berasa diobok-obok. Tapi yasudah laah, ternyata kita masih bertahan. Yang jelas semakin kreatif, semakin dibutuhkan bagi mereka yang minta private digital marketing, dalam hal pekerjaan onlen mungkin ga terlalu khawatir. Terlebih bisa lebih mengenal diri sendiri lebih jauuuh.
MET tahun baruu Mama Vaya
Heloooo Teh Hanie…
Benar, akhirnya bisa bertahan, dan semoga bisa lebih baik lagi tahun depan yaa..