Syukurlah belakangan ini kegiatan vaksin sudah semakin banyak diadakan dan antusias masyarakat juga makin tinggi. Vaksin Sinovac, AstraZeneca adalah yang paling sering diberikan pada masyarakat pada saat ini, disusul oleh Sinopharm dan Moderna.
Saya sudah vaksin full pakai Sinovac, begitu pula anak saya. Meski kemarin itu baru tiga belas tahun empat bulan, tapi saya tetap mendaftarkan dia untuk vaksin, biar kita semua di rumah sama-sama sudah vaksin.
Yang belum vaksin dari keluarga besar kami tentu saja ada. Sebagian besar, seperti opung dan omanya Vay, belum diizinkan vaksin oleh dokter karena ada komorbid, lalu ada juga kerabat yang baru terkena COVID-19 sehingga masih menunggu satu dua bulan untuk mendapatkan vaksin.
Mereka yang belum melakukan vaksin tentunya bertanya-tanya apakah ada efek samping dari vaksin COVID-19? Kemudian ada juga yang melaporkan bahwa efek samping vakskin COVID-19 dosis kedua itu terasa lebih intens. Jadi piye?
Efek Samping Vaksin COVID-19
Efek samping pemberian vaksin COVID-19 pada setiap orang bisa berbeda-beda. Pada kebanyakan kasus, efek samping yang umum berarti tanda bahwa vaksin berhasil memicu respons sistem kekebalan tubuh, berarti itu adalah hal yang baik.
Ada sejumlah KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) dari vaksin COVID-19 ini, yaitu:
- Nyeri atau kemerahan pada area bekas suntikan
- Demam ringan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Mual
- Mengantuk
- Lemas
Kalau kita ingat-ingat, saat kita kecil pun dulu kita juga pernah divaksin dan juga pernah mengalami efek samping, apalagi ibu-ibu yang sudah punya anak pun tahu efek vaksinasi terhadap anaknya. Tapi memang tak masalah kalau kita agak sedikit cemas, terutama kalau efek samping atau KIPI nya lumayan berat.
Itu sebabnya ketika kita baru selesai disuntik dosis vaksin, kita akan ditempatkan di ruangan observasi selama kurang lebih tiga puluh menit. Ini untuk melihat apakah ada KIPI yang langsung terlihat dan mungkin tergolong KIPI yang berat, maka panitia dan tenaga kesehatan di lokasi bisa langsung memberikan pertolongan.
Berapa Lama Efek Samping Vaksin COVID-19 ini dirasakan?
Seperti dikatakan di atas, efek samping di tiap badan berbeda-beda, karena itu tidak bisa menjadi patokan. Normalnya antara dua hari sampai satu minggu, maka reaksi itu akan hilang.
Saya kemarin tidak ada efek samping apa-apa, Vay juga begitu, aman saja. Kalau tulangnya Vay, saat penyuntikan dosis vaksin pertama, ada sedikit demam dan nyeri otot selama tiga hari, kemudian kalau aturangnya Vay, efek samping pasca vaksin malah sampai satu minggu. Kami semua kebetulan menggunakan jenis vaksin yang sama, Sinovac.
Namun bagi yang tidak mengalami efek samping sama sekali, bukan berarti sistem kekebalan tidak bekerja dengan baik, karena tidak ada reaksi, atau sebaliknya orang mungkin bilang badannya memang sudah kuat, ya itu kita tidak tahu juga. Lalu ada yang bilang vaksin ini kurang bagus karena efeknya gak ada, beda sama vaksin satu lagi, lebih terasa.
Aduh capek kali ya berdebat urusan merk vaksin.
Jangan ragu untuk vaksin, ya!
Nah, biasanya karena kita melihat ada anggota keluarga yang mengalami KIPI, pasti langsung deg-degan. Apalagi kalau baca berita di media mengenai mereka yang mengalami efek samping vaksinasi yang berat, langsung mau mundur kan?
Janganlah. Bila ada beberapa laporan mengenai KIPI yang berat, mungkin memang ada namun itu hanya sedikit sekali kejadiannya. Justru dengan melakukan vaksinasi penuh, akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Vaksin dosis pertama meningkatkan kekebalan 50%, lalu begitu vaksin kedua, meningkat lagi jadi 95%. Lengkap.
Bagi yang belum vaksin, sekarang banyak kok yang menyediakan layanan vaksin. Bisa cek-cek di aplikasi kesehatan, biasanya dibuka di daerah mana saja, lalu daftar segera. Pastikan kondisi tubuh fit ya.
Aku juga kemaren pas vaksin sinovac gak ada gejala apa-apa. Sambil nunggu vaksin anak 6 tahun ke atas neh buat si K. Mudah2an tahun ini sudah ada di Indonesia