cara berhenti mengonsumsi hal negatif di media sosial

Yuklah! Mulai Kurangi Mengonsumsi Hal-Hal Negatif di Media Sosial

Salah satu yang menjadi ciri dari normal baru adalah lebih banyak mengakses media sosial. Tetap bisa terkoneksi dengan dunia. Ini adalah alasan paling utama yang menjadi dasar kita bermain media sosial lebih banyak dari biasanya. Kita mengandalkan sosial media untuk mendapatkan berita, update informasi kesehatan, mencari hiburan (which is ini sangat penting!) dan yang utama tentu saja bisa terus berhubungan dengan keluarga dan teman karena belum bisa bertemu langsung.

Faktanya, dilansir dari We Are Social data active social media user per Oktober 2020 menunjukkan peningkatan 12,3% dari tahun sebelumnya, dengan urutan social media platform yang paling banyak digunakan adalah dimulai dari yang tertinggi adalah Facebook, YouTube, WhatsApp, FB Messenger, WeChat, Instagram, dan kemudian yang sedang sangat populer saat ini, TikTok.

Benar sih, media sosial sangat membantu kita mengatasi kesepian. Namun, terlalu banyak mengonsumsi media sosial bisa membuat kita kewalahanan. Penggunaan secara berlebihan dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan mental juga fisik.

Artikel ini akan membagikan cara bagaimana agar kita semua bisa berhenti mengonsumsi hal-hal negatif dari media sosial.

cara berhenti mengonsumsi hal negatif di media sosial

Bersikap lebih perhatian dan pemilih

Media sosial memiliki algoritme tertentu untuk mengontrol apa yang kita lihat di news feed. Biasanya begitu kita mulai tertarik membaca satu dua artikel yang sama, maka media sosial akan terus memunculkan rekomendasi yang sejenis. Tapi kita masih bisa mengontrolnya. Pertahankan feed yang positif dengan cara hanya mengikuti brand atau influencer yang menghasilkan konten yang membuat kita merasa lebih positif dan terinspirasi.

Gak apa-apa kok kalau mau unfollow atau unfriend

Jangan ragu untuk menjauh dari apa pun yang membuat kita jadi memiliki perasaan negatif seperti rasa takut, rasa cemas, khawatir, atau kemarahan. Perhatikan siapa saja yang kita follow. Tak perlu takut atau merasa cemas untuk unfollow atau membatalkan pertemanan dengan akun yang tidak menambah nilai positif. Misalnya, jika kalian merasa ocehan teman tentang pandangan politik merugikan diri, entah jadi kesal dan emosi, maka berhenti mengikuti dia. Berhenti mengikuti orang di Facebook atau Instagram bukan berarti kita tidak berteman dengannya di kehidupan nyata. Saya juga mengunfollow beberapa akun di Facebook dan juga Instagram karena merasa tidak cocok dengan apa yang mereka share. Gampang aja.

Rutin istirahat dari media sosial

Ketika semua orang sibuk membuat akun untuk setiap platform media sosial baru, kita gak perlu ikutan. Punya banyak media sosial berarti banyak yang harus di-mantain, dan bersiaplah pula untuk stress. Media sosial memang menyenangkan tapi tidak berarti kita harus mengikuti semuanya. Pilih hanya pada yang kita rasa cocok saja. Jangan percaya sama yang katanya nanti ketinggalan berita atau ketinggalan momen. Detoksifikasi media sosial, bikin komitmen untuk tidak membuka media sosial selama kurun waktu tertentu, misal tiga hari, seminggu, atau satu bulan. Jangan detoks cuma sehari sih, gak ngefek :).

Sebaliknya, perbanyak interaksi langsung. Karena saat ini masih pandemi, namun kalau sudah sangat ingin bertemu, maka atur jarak dan patuhi protokol kesehatan.

Batasi waktu media sosial Anda

Selain detox atau istirahat buka-buka media sosial, batasi juga waktu untuk bermain, browsing dan scrolling feed medsos. Terlalu banyak terekspos cahaya dari smartphone dapat mengganggu kesehatan mata bahkan juga bisa menyebabkan sakit kepala. Cobalah batasi dengan membuka dan scrolling feed, mungkin setiap tiga puluh menit sekali. Dan tentunya jangan terlalu lama membaca. Mungkin setengah sejam setelah menonton atau membaca berita, istirahat.

Atur notifikasi dan tampilan home screen di ponsel

Saat pertama kali membuka ponsel, rata-rata aplikasi yang berada di halaman pertama home screen adalah aplikasi media sosial. Jika kita sudah sampai pada titik jenuh dengan banyaknya berita atau postingan yang menguras emosi, saatnya mengubah tampilan. Pindahkan semua akun media sosial ke folder dan letakkan di halaman berikutnya. Jadi setidaknya ketika membuka hanpdhone pertama kali, tidak langsung tergoda untuk mengklik ikon app di depan.

Cek ulang juga pengaturan notifikasi di media sosial. Tidak terlalu penting juga kita mengetahui apa saja komentar yang masuk dari tiap postingan brand atau teman yang kita follow. Semakin sedikit kita melihat dan mendengar suara notifikasi dari media soal, makin sedikit godaan untuk buka sosmed.

Menjaga keseimbangan antara kehidupan media sosial dengan dunia nyata adalah kuncinya. Ambil manfaatnya saja, karena semua yang berlebihan akan memberi banyak dampak negatif juga.

21 Comments

  1. Media sosial memang sebaiknya kita isi dengan hal-hal yang positif, yang negatif kita jauhi. Lebih baik berbagi sesuatu yang bermanfaat daripada membuang waktu dengan hal-hal yang tidak ada manfaatnya buat sesama.

  2. Zam

    saya kalo share ke media sosial ya yang lucu-lucu dan menyenangkan saja.. sudah malas mengisi dengan hal-hal negatif.. memang media sosial ini seperti pisau, tergantung dari siapa yang memegangnya..

    • Zizy Dmk

      Setuju…
      Social media itu tidak bisa ditebak feelingnya, itu sebabnya orang bisa gampang tersinggung oleh sebuah kalimat yang mungkin buat si penulis itu tidak ada maksud negatif. So, akan lebih baik diisi dengan yang positiflah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *