Hari Kamis malam, kami dibuat sibuk sama Nona Vay. Mendadak dia bilang kalau hari Jumat ada tes lisan Bahasa Indonesia, dan tesnya itu berupa praktek membuat jus jeruk di depan gurunya melalui G-Meet. Saya pun heran kok tesnya diminta membuat jus. Ohhh ternyata tes lisan ini hanya pelengkap dari tes tertulis sebelumnya, saat siswa diminta membuat deskiripsi dalam Bahasa Indonesia.
Baca juga: VAY: Drama dan Nilai Setelah 3 Bulan Pembelajaran Jarak Jauh
Ya sudahlah, saya bilang kita coba cari besok pagi di warung, apakah ada yang jual Jeruk Medan. Awalnya saya gak tahu kalau tes lisan ini tes pelengkap, jadi saya bilanglah, bagaimana kalau seandainya tidak ada jeruk, kita ganti saja dengan pisang atau pepaya. Kan sama saja, karena yang mau dinilai sama gurunya kan lisan, pengucapan, bukan soal JERUK-nya. Ya gak?
“Gak bisa, Mi. Harus jeruk.” Dan barulah saya tahu kalau ternyata tugas lisan ini memang pelengkap, jadi kalau tiba-tiba ganti jadi buah lainnya, kan berarti dia harus membuatkan deskripsi baru lagi kan? Pe-er banget itu, pasti. Tapi bagaimanapun harus ada plan B kan. Daripada tidak sama sekali.
Dan, akhirnya si Mbak dapat juga jeruk di warung. Tenanglah kita.
Lalu lanjut lagi. Vay bilang, harus ada blender. Saya bilanglah, “Udahlah pakai aja blender otomatis Mami, gak usah repot-repot. Ukuran juga udah pas.” Kebetulan dua bulan saya udah beli blender Vitamer yang sudah ukuran 1 gelas, jadi kalau habis olahraga tinggal bikin jus yang pas. Nyucinya juga gampang, jadi bener-bener praktis sih pakai model begini.
Again, Vay worry, katanya jangan-jangan nanti gak boleh pakai blender itu. Ya ampun, Nak, ini kan mau ujian lisan Bahasa Indonesia, bukan mau ikutan Master Chef. Ketawa-ketawa kita jadinya.
Lalu, sambil menunggu giliran, latihan dululah Vay biar lancar. Latihan beneran bikin jus, kupas, belah, potong, semuanya. Gladi resiklah…. Sambil mengingat-ingat kata dan imbuhan, karena dia takut nanti dia salah pakai vocab Bahasa Inggris di tengah-tengah.
Saya sih dengerin juga sama sesekali membetulkan. Misalnya, “Lalu masukkan jus ke dalam gelas.” Dibetulkan menjadi, “Tuangkan…” LOL. Nah! Siapa bilang Bahasa Indonesia gampang.
Vay dapat giliran tes jam 2 siang. Rada grogi dia, karena ini kan tes, terus online pula, kayak 1 on 1. Kalau offline tentu tidak segrogi ini karena ada teman-teman lain yang bisa saling support sebelum masuk ke ruangan untuk tes. Ya begitulah ya namanya juga lagi pandemi jadi kita semua harus siap dengan perubahan selama model pembelajaran jarak jauh.
Tapi syukurlah dia bisa menyelesaikan dengan baik, soalnya saya dengar gurunya juga santai dan sabar, jadi muridnya juga gak tegang. Ada komen dari gurunya yang diingat banget sama Vay. Vay cerita ke saya, gurunya bilang begini, “Oh, akhirnya. Ini pertama kali Ibu benar-benar lihat muka Vaya semuanya.”
Hahahahaa…. inget kannn di cerita sebelumnya, Vay itu kalau lagi belajar online, suka munculin jidat doang, atau maksimal sampai hidung. Wali kelas udah capek kayaknya laporan ke saya, dan saya juga udah capek ingetin.
Alasan Vay, “There’s no point in showing my full face. What’s important, they know that I’m here.”
Padahal, kan guru-gurunya juga butuh tahu siapa siswanya, ya tohhhh…
Memang keras kepala sih si Vay ini.
-ZD-
Pingback: Tips Tetap Waras Saat Bekerja dari Rumah, Sambil Ngurus Anak | Life & Travel Journal Blogger Indonesia