Setelah beberapa minggu hanya #dirumahaja, akhirnya minggu lalu saya keluar juga dari rumah. Sebenarnya ada dua kali di minggu sebelumnya saya sempat keluar untuk ambil buku ke sekolah Dek Vay. Dan setelah itu belum keluar-keluar lagi. Terus terang, pandemi Covid-19 ini memang membawa banyak sekali perubahan besar buat kita. Tapi meski demikian, meski sedihnya banyak, tapi juga harus tetap optimis bahwa semua pasti akan baik pada waktunya.
So mari saya ceritakan tentang kegiatan kami selama karantina Covid-19 sejak pertengahan Maret sampai hari ini, artinya sudah sebulan kita melakukan aktivitas semuanya, di rumah saja.
Bagaimana Cara Belanja Saat Karantina Covid-19
Sehari setelah Gubernur DKI mengumumkan sekolah libur dua minggu, hari Sabtu pagi saya langsung belanja ke Carefour. Beli-beli bahan pokok secukupnya untuk kebutuhan dua bulan, karena saya sudah curiga bahwa masa-masa karantina bisa jadi sampai dua bulan. Dan tujuan berbelanja ini bukan untuk nyetok barang karena takut nanti tidak ada barang atau harga naik, tapi supaya kita tidak perlu keluar rumah untuk hal-hal ini. Saya sih gak perlu beli berkardus-kardus mie. Satu kardus mie instan aja cukup banget untuk dua bulan.
Nah, yang agak repot itu adalah urusan belanja dapur. Sebelum-sebelumnya Mbak di rumah sudah ke pasar dan langsung belanja ayam, daging, bawang cabe untuk dua minggu. Begitu sampai rumah saya langsung bagi di dalam freezer. Laci bawah untuk minggu ini, laci tengah hanya boleh dibuka minggu depan. 🙂 Harus ketat.
Terus, setelah dua minggu, ternyata ada yang sudah mulai habis nih. Daripada dia ke pasar bolak-balik, solusinya adalah belanja online. Kalau saya pakainya GrabFresh. Pilih supermarket yang kita inginkan, tentu saja yang dekat dari rumah, lalu tinggal pilih item-item yang mau dibeli. Khusus untuk GrabFresh, pembayaran harus cashless, alias pakai kartu kredit, agar tetap bisa social distancing dengan driver.
Cuma ya ada kekurangannya. Pertama, slot terbatas. Awal-awal saya masih dapat slot untuk besok. Eh begitu akhir minggu mau pesan lagi, depannya mau pesan, dapat slotnya 4 hari kemudian. Kekurangan kedua, stock yang dipesan suka mendadak kosong. Ya repot kan ini, kalau kita mau beli makanan segar terus habis.
Buat refreshing kadang kita beli GoFood, tergantung seleranya Vay saja maunya apa. Gak sering-sering juga, mesti berhemat kan.
Tapi kemudian Vay mulai mengeluh bosan berat karena merasa terisolasi tidak bisa lihat apa-apa selain rumah dan halaman. Jadilah akhirnya pada suatu malam, saya ajak dia keluar rumah. Jalan-jalan dengan mobil biar fresh, tak lupa membawa persediaan masker di laci dashboard dan juga tisu basah. (Kami termasuk yang tidak menyetok banyak-banyak hand sanitizer, soalnya cuma #dirumahaja jadi kita gak merasa perlu punya benda itu banyak-banyak).
Sepinya jalan raya terasa sekali begitu mobil meluncur di jalan raya. Yang biasanya saya kalau mau ke Tebet dari rumah itu bisa satu jam karena terjebak macet di Kampung Melayu, ini cuma sepuluh menit. Kemudian kami putar balik, kita mau mau mampir ke McD. Saya lihatlah, Burger King tutup. Lalu McD juga tutup, yang buka hanya jendela drive tru untuk pelanggan take away dan ojol. Meskipun saya intip dapurnya cukup ramai, mungkin karena pesanan cukup banyak, tapi itu tidak sebanding lho dengan kondisi sebelumnya. Burger King dan McDonald Duren Sawit itu lokasinya ada di hot corner. Lokasi yang tidak pernah sepi sekalipun, karena buka 24 jam. Sekarang semua sepi! Kosong melompong.
Lalu ketika kami berlalu dengan paket cheese burger di tangan, tiba di simpang Jalan Radin Inten saat traffic light menyala merah, saya lihat Dunkin Donuts juga tutup. Gelap. Hanya ada satu security yang berjaga. Di kanannya, Carls Jr juga remang-remang, tanpa pengunjung. Duh, sedih sekali rasanya. Bayangkan berapa banyak karyawan yang dirumahkan tanpa gaji karena itu. Tak usah jauh-jauh, usaha kami sendiri pun mengalami masalah yang sama dalam kondisi seperti ini. Doa selalu terpanjat agar badai segera berlalu dan ekonomi membaik kembali.
Dan ketika keesokan harinya, siang hari saya pergi ke Mall Kota Kasablanka untuk belanja dapur di sana (biar tidak perlu repot mencari slot pengantaran), saya juga menemukan semua toko tutup. Yang buka hanya LG floor berisi Carefour dan tenant-tenant penjual makanan minuman yang bisa dipesan online. Even Starbucks saja sampai turun ke lantai LG dan buka island kecil untuk menjual biji kopi mereka. (Bayangkan bagaimana sesak napasnya dunia usaha)
Bagaimana Anak Belajar Di Rumah Saat Karantina Covid-19
Nah kalau ini mungkin hampir semua orang tua juga mengalami hal yang sama dengan saya. Yaitu tentang bagaimana susahnya mengajar anak di rumah. 🙂
Sekolah Vay, Kinderfield, mulai start home based learning sejak tanggal 18 Maret 2020. Di awal-awal memang ada kendala, seperti ada anak-anak yang lupa klik Done setelah menyelesaikan tugas, atau koneksi jelek (off course). Dan tes-tes yang memang ada di jadwal sebelumnya tetap dijalankan meski porsi dikurangi.
Nah, tiga hari ini (kemarin, hari ini dan besok) adalah Ujian Sekolah online Kinderfield. Karena meskipun dikatakan UN ditiadakan, ya itu memang sudah kami ketahui sejak akhir Januari. Jadi saat itu diputuskan bahwa, setiap sekolah bebas menjalankan Ujian Sekolah masing-masing asal tetap mengikuti “kisi-kisi dan bobot” yang diberikan Dikbud. Nah, sebagai SPK, Kinderfield memutuskan untuk membuat sendiri soal US (Ujian Sekolah)-nya, berbeda dengan SD Negeri di Jakarta yang bersama-sama membuat materi soal untuk US.
Jadi begitu dikatakan UN tidak ada, ya gak ngaruh sih. Ya kan sekolah Vay tetap ada US-nya. Kalau Vay sendiri malah bilang, lebih baik UN, karena soal UN pasti dibuat moderat sama untuk semua sekolah. Ujian sekolah Kinderfield malah jadi lebih susah katanya. Hehe..
So, hari ini kan jadwalnya ujian Math. Dan tadi, ketika saya lagi duduk, mendadak WA masuk dari wali kelasnya, itu jam 11.45. Katanya, Vay tadi sudah submit ujiannya tapi dia lupa klik “Turn in”. Wah, panik langsung emaknya ini. Soalnya jadwal submit itu terakhir jam 11 pagi, dan saya ingat tadi Vay bilang dia sudah selesai submit, dan di Gmeet, gurunya bilang kalau dia sudah boleh dismiss. Ternyata ya, karena e-Preliminary-nya ini pakai Google Form, di kanan itu gak ada “Turn in” seperti sebelum-sebelumnya dimana kita harus attach file tugas yang dikerjakan baru “turn in”. Yang ada “Mark as done” dan itu gak diklik Vay, karena dia pikir di Google Form sudah klik “Submit”. Untunglah kata wali kelasnya tidak apa-apa tadi telat karena memang tadi Vay sudah konfirmasi ke teacher Math-nya dan memang sudah dicek masuk di Ms. hanya by system saja yang belum diklik.
Apa Saja Kegiatan Saat Karantina Covid-19
Lalu, apa kegiatan kita selama karantina Covid-19 ini? Ya mencari apa yang bisa dikerjakan sih biar tidak bosan. Seperti, bikin es krim sendiri, lalu bikin snack-snack baru untuk cemilan sore, termasuk baking (which is masih gagal, hahah).
Lalu ya motret! Biar wfh gak terlalu terasa, saya dan teman-teman segrup bikin challenge kecil-kecilan untuk kita preview di Zoom. Mulai dari tema “Something Pink” lalu “Mirror” dan kemudian “Splash”. Fotonya ya bebas mau pakai hape atau kamera, yang penting esensinya adalah motret. 🙂
Ini dia beberapa fotonya.
Akhir kata, saya ingin kita semua sama-sama berdoa agar pandemi Covid-19 segera berlalu. Tetap ikuti peraturan agar beraktivitas #dirumahsaja (meski saya sudah merasa sedih duluan membayangkan nanti bulan Ramadan akan terasa sepi), dan menjaga jarak aman dengan orang lain. Bismillah, semoga kita semua selalu diberi kesehatan. Amin.
Baca juga: 50 Aktivitas Yang Bisa Dilakukan Selama Karantina Coronavirus
-ZD-
Pingback: 15 Permainan Bebas Teknologi Yang Bisa Dilakukan Bersama Anak di Rumah | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Pingback: 5 Tips Manajemen Screen Time | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Pingback: Penyebab, Efek, dan Pencegahan Pandemi Covid-19 di Indonesia | Mom Travel & Photography Blog - Zizy Damanik
Pingback: Menjaga Kesehatan Mental Selama Wabah COVID-19 | Mom Travel & Photography Blog - Zizy Damanik
Aku berharap sekolah mulai masuk lagi mbak, hehehe. Sudah bosen di rumah terus.
Hahaha iyaaa…
Jadi banyak juga yang dapat dikerjakan selama di rumah saja ya Mbak. Mulai dari membimbing anak belajar sampai dengan bergelut dengan hobi.
Foto-fotonya itu Mbak…apa ya kesan saya ketika melihatnya…rasanya ada dingin dan sejuk juga seger ketika menatap fotonya, terutama foto no 2 dan no 3 dari foto terbawah.
Salam,
Lumayan sih Om hehe. Meski ya lama2 mulai bingung mau ngapain lagi…
Terima kasih sudah mampir ya Om.