Saya gak tahu apakah ada yang merasakan apa yang saya rasakan juga selama di rumah aja? Yeah meskipun banyak aktivitas yang bisa dilakukan di rumah, lama-lama saya mulai merasa jenuh, dan mentok. Pengen keluar dan nongkrong sama teman-teman biar dapat insight baru juga belum bisa kan. Bagaimanapun, sosialisasi langsung tetap perlu, biar tetap waras, karena kalau tidak kita akan pelan-pelan kehilangan kemampuan kita bersosialisasi dan jadi terbiasa dengan paranoid.
Salah satu yang saya kurangi agar tetap bisa waras adalah mengurangi membuka social media. Harus dipilah mana postingan yang bermanfaat buat dibaca, dan mana yang bakal bikin hati mencelos. Bermanfaat itu tentunya termasuk juga pada makna membuat hati kita senang dan bisa senyum karena caption atau fotonya, lalu mencelos itu yang bisa membuat kita kecewa atau bahkan ikutan negatif thinking.
Yang sudah saya lakukan pertama kali bersih-bersih Facebook (lagi). Saya tak pernah punya teman banyak di Facebook, selalu tak pernah lebih dari dua ratus lima puluh sejak pertama. Yang saya upload lebih sering yang personal, foto-foto yang akan ditip simpan di Facebook. Kayak foto ini, pas pertama kali ngemall ke KoKas. Penting ini, buat kenangan main ke mall lagi setelah PSBB dilonggarkan. 🙂
Makanya saya tak paham kalau ada teman-teman alumni SMP, SMA, kuliah, sampai alumni kantor! yang add saya tapi kemudian tidak pernah kasih komen atau like sama sekali. Apa sebenarnya maksud si kawan ini? Kalau mau sekadar baca atau ngintip-ngintip, ya udah kelen baca blog aku ajalah. Selain itu yang saya remove termasuk juga orang yang masih saja gak bisa move on dari pilpres, masih menjelekkan presiden terpilih dan yang tidak terpilih, bahkan menjelekkan gubernur juga. Lalu selain bersih-bersih list friend, list grup juga saya bersihkan. Grup yang isinya terlalu memprovokasi, saya langsung leave. Kita join adem-adem ajalah, biar ngecharge jiwa, nambah ilmu, bikin pikiran tenang.
Sementara di Instagram, lebih jarang lagi saya buka, dan juga jarang upload konten. Saya lagi berusaha membersihkan konten feed, jadi memang jarang dibuka. Nunggu mood aja. Twitter, tetap saya buka untuk update berita dan tren, karena suka ada thread horor yang ditimpali dengan komen-komen lucu. Menghibur banget!
Nah, yang mau saya ceritakan selanjutnya adalah urusan nge-tag di social media. Sopan gak sih main nge-tag orang di postingan sosmed?
Jadi beberapa waktu lalu salah satu teman motret, beberapa waktu lalu nge-tag saya di Instagram (bukan baru sekali sih ini). Nah lalu, saya removelah tag-nya. Saya punya batasan jelas untuk foto yang menurut saya oke untuk nge-tag saya, yaitu harus ada hubungannya dengan saya. Misalnya, foto saya yang direpost sama akun lain, atau teman mau infokan sesuatu yang owned by me, atau foto ramai-ramai dengan teman saat hunting bareng. Apalagi sekarang lagi mau merapikan tampilan di feed dan tab tag, maka foto tadi yang gak ada hubungannya sama saya langsung saya remove tagnya.
Dan, khusus untuk foto diri saya, saya sebisa mungkin mengingatkan teman untuk tidak mengupload foto saya atau anak saya di sosmed mereka. Sebab, saya mau mau semua yang diupload di internet sourcenya hanya dari akun saya dan blog saya, jadi saya bisa trace dan tahu apa saja yang diupload.
Ini berlaku juga dengan di Facebook, alasannya sama. Tapi kalau di Facebook, saya sudah setting “review tag” agar kalau ada yang tag saya tidak akan otomatis masuk ke feed. Soalnya saya kan jarang buka Facebook, sementara ada saja teman yang suka promosi ini itu atau suka foto OOTD dan kasih challenge lalu nge-tag teman-temannya. Jangan lupakan juga mereka yang suka posting foto-foto lama atau foto baru berisi kejelekan temannya. Bah! Nanti teman-teman yang gak related semua ikutan komen dan like. Lalu pas kita buka handphone, bingung eh ini kok ada notifikasi banyak, eh ada apa ini??? So saya set review biar aman buat timeline saya, tapi tetap masih dapat notifikasi kalau ada yang nge-tag.
Saya pun kemarin pernah sekali ngetag beberapa teman dekat di Facebook, karena saya tahu teman mereka banyak sekali dan mungkin postingan saya akan tenggelam, dan saya mau mereka menjawab pertanyaan saya di situ. Tapi saya harap mereka juga setting Facebook Tag seperti saya, biar timelinenya gak diisi foto muka saya ini.
Berbeda kalau di Instagram, kalau kita setting manually approve, saat kita gak rutin cek, suka bingung misalnya ada notifikasi tag tapi kok pas dicek sudah gak ada atau susah dicari karena sudah lewat beberapa hari. Tapi kalau diopen, semuanya masuk ke tab di sebelah feed kita. Akhirnya khusus di Instagram, kemarin-kemarin saya open tapi rutin saya cek satu-satu dan remove tag bila tidak related. Yang masih related tapi saya rasa gak perlu tampil di feed, saya set “Hide from My Profile”.
Baik di Facebook atau Instagram, kalau kita di-tag di foto, semua notifikasi like dan komen akan terus masuk. Dan itu akan lumayan ganggu, bayangkan saja kalau kolom komentar di postingan itu dipakai berbalas pantun lalu like masuk terus, kita akan kesulitan ngetrack mana komen atau like yang sebenarnya masuk ke postingan kita. (kasihan kan udah berharap dapat like dan komen ratusan untuk foto kita, eh ternyata itu foto di feed orang, hahahaa)
And then, teman yang nge-tag saya itu jadi baper, dia curhat ke teman saya lalu mengira saya marah karena gak diajak hunting foto bareng makanya saya lalu remove tag. Padahal poinnya bukan di situ. Kalaupun kita hunting bareng dan memotret model yang sama, lalu semua upload foto yang sama, memangnya harus ditag semua ya? Mention di kolom caption saja sudah cukup, biar kita dapat notif kalau eh ini temen lo posting foto nih dan lo dimention. Yuk dilihat.
Bagaimana pendapat kalian mengenai tag-tag-an di Facebook or Instagram? Share ya di kolom komentar.
-ZD-
Aku udah jarang banget ngetag orang di sosmed mbak. Kecuali suami gitu, hahaha. Dan emang seharusnya ngetag itu minta izin dulu ya, karena kadang aku merasa itu gak penting ada di timeline aku tapi ditag. Jadilah langsung aku remove seh.
Tapi aku juga lagi ngurangi main sosmed mbak. Facebook lagi aku non aktifkan, twitter udah jarang banget buka, bisa sebulan sekali atau malah gak sama sekali. Tinggal IG aja masih lumayan aktif. Tapipun karena following aku dikit jadi cepet bosan lihat timelinenya, haha
Memang sekarang mau main sosmed juga kalau tidak ada gunanya dan cuma kasih pengaruh negative ke kita lebih baik dikurangi dulu, aku begitu ya.
Buka Twitter juga aku hanya untuk baca2 ada cerita apa sih, dan kalau baca thread kasus saja yang menarik. Tapi kalau sudah ada thread sampah membuka aib orang, bye.
haha iya itu dilema nya ngetag orang. jadi gak enak kalo menuh2in notif nya dengan like dan comment. 😛
jadi biasanya kalo gua ngetag orang, gua gak reply komen2 yang masuk. biar gak tambah banyak notif nya. hahha
Bener juga itu, minimal kita tahu menjaga biar orang ga sebel ya.
Soalnya klo telat matikan notif kan lama, tp biasanya justru yg suka ngetag2 ini malah pengen banyak komen biar klo org baca trs ikutan komen lagi… LOL.