Begitulah. Pada akhirnya perjalanan akan tiba di hari terakhir. Rombongan kami memang tidak lama stay di Barcelona, hanya tiga hari sih. Hari keempat, pagi-pagi benar sudah langsung keluar dari hotel, mengejar train tujuan Madrid.
Setelah perjalanan tiga jam – yang saya isi dengan tidur sukses sepanjang jalan hahah – kami tiba di Madrid. Udara dingin langsung terasa. Lihat apps ternyata 14-15 derajat, memang lebih dingin dari Barcelona.
Penjemput kami mengingatkan untuk berhati-hati karena di Madrid banyak sekali copet. Dan tidak ada porter, jadi semua harus dorong bagasi masing-masing.
Satu perbedaan besar antara Barcelona dan Madrid adalah: Wi-Fi. Di Barcelona, Wi-Fi mudah didapat, bus pariwisata semua ada free Wi-Fi. Kebiasaan dapat Wi-Fi kenceng, saat di bus di Madrid, baru sadar tidak ada Wi-Fi. Melongo.
Perbedaan lainnya adalah dari segi tata kota. Madrid sudah lebih modern dan terlihat lebih bersih dan teratur dibanding Barcelona. Dalam perjalanan menuju restoran Jepang untuk lunch, kami menemukan rombongan pendemo juga. Minta kenaikan gaji, yaa….
Di hari yang sama kami langsung menuju The Royal Palace, yaitu kediaman resmi keluarga kerajaan Spanyol, tapi sekarang tempat ini hanya dipakai untuk acara resepsi atau acara resmi kenegaraan. Ini memang tempat yang luar biasa megah dan mewah. Masuk ke dalam itu seperti masuk ke film-film dongeng! Meja makan panjang dengan kapasitas tujuh puluh empat orang, setiap ruangan yang unik dan berbeda, kursi raja yang besar sekali, sampai kalung emas yang juga besar (saya sampai tak rela memalingkan wajah karena kagum dengan kalung emasnya itu, hahaha…). Sayangnya tidak diizinkan mengambil gambar di dalam, ya. Jadi hanya bisa memotret di luar saja.
Setelah dari situ, kami berjalan kaki, melewati Katedral, lalu menuju Market. Tujuannya ke Puerta Del Sol Square, sebuah alun-alun yang menjadi pusat kota Madrid atau disebut dengan Kilometer 0. Yeah, lumayanlah jalan kakinya, lumayan berasa capek, apalagi nenteng tas dan kamera berat.
Puerta Del Sol Square, sebagai pusat kota Madrid, sekelilingnya adalah landmark dan bangunan-bangunan terkenal di Spanyol, juga pusat perbelanjaan. Itu sebabnya kawasan ini jadi kawasan paling ramai dan paling populer. Semakin sore lautan manusia seperti tidak habis tumpah di situ. Asal muasal tempat ini menjadi sangat terkenal karena dulunya di sini berdiri kantor Pos yang menjadi tempat bertemunya para kurir atau pendatang yang mencari berita. Pusat kota Madrid ini ditandai dengan patung beruang betina yang sedang memakan buah dari pohon, bernama El Oso y El Madrofio.
Udara semakin sore semakin dingin, kami berpencar sampai waktu yang ditentukan untuk berkumpul. Mencari oleh-oleh, menikmati kopi panas dan croissant. Arie, freestyler Indonesia, ikut unjuk kebolehan juga lho bersama para freestyler setempat – kelihatannya sih mahasiswa – yang melakukan street performance demi sekeping dua keping Euro. Kami menikmati menonton banyak street performance di sana. Sekitar jam tujuh malam, baru dijemput oleh bus, makan malam di restoran cina (again), lalu ke hotel.
Estadio Santiago Bernabeu
Sebagai penutup kunjungan kami ke Spanyol, di hari terakhir, sebelum berangkat ke airport, kami mampir dulu ke stadion Real Madrid FC. Karena waktu tidak memungkinkan, kami tidak masuk ke dalam museumnya, cukup ke storenya saja. Tapi saya tidak beli sih, karena merchandise sudah beli di Camp Nou.
Tiba di airport, saya Skype-an dulu dengan Vay. Rindu rasanya, tak sabar ingin segera pulang ke Indonesia. Perasaan pesawat lamaaaaaa banget di atas, kok ya gak sampai-sampai, hahah.
Perjalanan yang sebenarnya tidak lama, tapi juga tidak singkat, karena makan waktu di penerbangan saja. Tapi sesingkat atau selama apa pun sebuah perjalanan, alangkah baiknya bila dituliskan agar bisa dibaca dan bisa dikenang nantinya.
Dan selesai sudah tugas saya menulis perjalanan ke Barcelona dan Madrid ini. Fiuhhh…!!
Barnebau seruuu yaaa…sempet masuk ngg mbaaa…besaaar :)..Madrid memang tipikal ibukota di Eropa, Barcelona lebih hip menurutku hehehe…itu foto di km ) memang wajib yaaah..jadi inget fotoku dengan sepatu basah hehehe…cheers..
Bikin imajinasi melayang suasananya, keren banget Kak 😀
Jujur aja Kak, aku tuh kalau lihat suasana bangunan seperti di atas terasa damai. Ingat film2 keluarga yang sering ditonton bareng keluarga di Bandung 😀
Aku bermimpi ingin ke sana, lihat foto2 Kak Zizy ini, bikin aku harus perpanjang paspor hahaha……
Keren2 Kak fotonya…ajarin aku ambil foto sekeren itu dong 😀
Semoga bisa ke sana juga Ni!
Yuklah kapan2 kita pergi foto bareng… hehee..
Wah, keren-keren fotonya, Zizy…beruntung sekali Zizy bisa dapet kesempatan seperti ini…ikutan seneeeeeng…
😀
Makasih Bu… ^^)
Yang saya sukai kalau melihat foto-foto di Eropa adalah banyaknya bangunan tua yang terawat dna masih berfungsi. Sedangkan di kita ini bangunan tua banyak dirobohkan dan diganti jadi modern. Kalaupun belum dirobohkan, dibiarkan terbengkalai begitu saja.
Iya nih, makanya kita mo kasih lihat k anak2 bangunan lama itu susah bener. Di Jkt ya ke Kota Tua…
Fotonya bagus-bagus banget, Kaaakkk. Kapan ya aku bisa nyusul Kakak ke sana?
Rezeki sih ada aja ya Kak… Insya Allah nanti bisa… hehehe..
Bangunan-bangunannya khas Eropa banget ya Mbak Zizy. Cantik dari aegala sudut 🙂
Iya, setuju Mbak… semua indah di sana…