jelajah old quarter hanoi

Vietnam Trip Jelajah Old Quarter Hanoi di Malam Hari

Setelah pesona karst dan lautan sunyi Ha Long Bay, malam menuntun kami ke jantung kota—Old Quarter Hanoi. Kawasan bersejarah ini adalah bagian tertua dari kota Hanoi, dibangun sejak era Dinasti Lý dan Tr?n, lalu terus berkembang sebagai pusat perdagangan di sekitar benteng Th?ng Long (sumber: Wikipedia).

Dulunya, tiap jalan punya spesialisasinya sendiri. Hang Bac hanya untuk perak, Hang Ma untuk kertas sesajen, Hang Gai untuk kain sutra. Struktur ini masih terasa sampai kini, meski fungsinya sedikit berubah, menurut  laman Vinpearl.

19.50: Bus tiba di Old Quarter 

Ternyata perjalanan kembali dari Ha Long Bay memakan waktu lumayan lama ditambah waktu berhenti dan kemacetan, sehingga kami tiba di Old Quarter jam delapan malam. Waktu yang sudah kritis karena toko-toko sudah mulai tutup, ditambah lagi malam itu Hanoi diguyur hujan. Meski rintik tapi cukup intens.

Bus berhenti di depan teater, dan kami semua turun. Sebagian berpencar sendiri mencari makanan lokal, sebagian lagi – termasuk saya – mengikuti tour leader kami ke sebuah restoran vegan yang dia rekomendasikan.

NGU Restaurant, Hanoi

Restoran satu ini terletak tidak terlalu jauh dari teater. Tapi sebenarnya yang perlu diingat adalah jalan pulangnya nanti bagaimana, karena belok sana belok sini. Kalau nanti balik sendiri mungkin saja bisa nyasar.

Suasana remang dan nyaman menyambut kami. Dari grup kami ada empat keluarga yang datang ke resto ini. Keluarga Manado dengan 3 putri mereka, seorang ibu dari Bangka dengan dua anak remajanya, sepasang suami istri dari Bekasi dengan putri mereka, dan kami.

Saya dan Vay mengambil meja di dekat dinding, lalu menerima menu dari pegawai.

Syukurnya mereka cukup bisa berbahasa Inggris, jadi kami tidak terlalu kesulitan memberi instruksi. Vay pesan chicken something, dan ingin sausnya dipisah, tidak dituang di atas ayam. Minumnya ice cocoa.

Saya sendiri tidak pesan makanan berat karena masih kenyang tadi ngemil di bus, jadi hanya pesan kopi Vietnam dan kentang goreng. Sepertinya alasan lainnya karena saya yakin Vay tidak akan menghabiskan makanannnya jadi nanti saya bisa bantu menghabiskannya. Biasalah, ibu-ibu bagian menghabiskan!

Makanan enak, pelayanan top

Pesanan datang, dan Vay makan dengan nikmat. Ah, ternyata enak juga katanya. Syukurlah ya.

Yang serunya, ketika kami minta pegawai membantu memotret kami, dia juga minta selfie bersama. Haha, tentu saja kami tidak keberatan. Itu kan bagian dari tugas mereka melayani tamu, jadi saya juga tak masalah ketika dia meminta kami memberikan review di Google.

Saya bisa lihat kalau pegawai di restoran ini sangat welcome dengan turis. Pelayanannya tulus, dan mereka juga tanya apakah kami cocok dengan rasa makanannya.

Patut diacungi jempol.

“Oh saya sudah duluan!” Kata saya sambil menunjukkan review saya. “Wow, ok ok.! Katanya. Lalu dia beralih ke Vay minta Vay juga memberikan review, dengan menambahkan kode tim. Oh,  mungkin ada reward khusus ya!

Tak lama setelah melihat pegawai kami selfie dengan kami, pegawai lainnya juga ikut berselfie dengan para tamu yang mereka layani. Persaingan ketat nih. Mantap!

Untuk harga makanan yang saya bayar di Ngu, kalau tak salah tidak sampai 500RB VDong. Saya lupa sih berapa tepatnya, cuma ingatnya saya bayar pakai pecahan 500RB dan ada kembaliannya.

Setelah makan, saya mengajak Vay jalan duluan agar ada waktu untuk melihat-lihat, meskipun cuaca masih sedikit gerimis. Sebenarnya kemarin itu saya kepengen mencari toko yang menjual crochet yarn, ketika saya browsing ternyata ada satu di Old Quarter. Sayangnya kami tiba sudah terlalu malam sehingga tidak sempat melakukan eksplor lebih jauh.

Old Quarter Hanoi itu tentang Atmosfer

Tepat kalau dikatakan bahwa Old Quater tak hanya soal tempat, tapi juga tentang atmosfer. Suara motor berjalan pelan, lampu-lampu kuning dari lampion, aroma egg coffee, musik, dan kehidupan yang sepertinya tetap berdenyut meski beberapa pasar lokal sudah tutup. Terlihat dari bar dan resto yang tetap penuh oleh wisatawan yang menikmati malam yang basah.

Thang Long Water Puppet Theatre: Teater Air yang Ikonik di Hanoi

Salah satu pengalaman budaya yang paling unik dan tak boleh dilewatkan saat berada di Old Quarter adalah menyaksikan pertunjukan di Thang Long Water Puppet Theatre. Teater ini sudah menjadi ikon seni pertunjukan tradisional Vietnam sejak 1969.

Mereka menyajikan pertunjukan wayang air, yang berasal dari abad ke-11. Di teater Thang Long, cerita-cerita rakyat, legenda naga, hingga kisah kehidupan desa ditampilkan dengan penuh warna dan iringan musik tradisional live dari alat musik seperti ?àn b?u dan gendang.

Katanya meskipun pertunjukan disajikan dengan narasi dalam bahasa Vietnam, tapi visual dan musiknya sudah cukup kuat untuk dinikmati siapa pun. Kami tidak menonton kemarin itu, hanya sempat melihat dan masuk ke depan teater saja sebelum mereka tutup.

Thang Long Water Puppet Theatre

Karena Vay tidak mau ikut, saya pun lanjut jalan sendiri, memutar satu blok sendirian. Vay sudah saya antar ke teater, lalu saya lanjut. Malam masih terus berjalan. Banyak motor berjalan pelan, taxi yang parkir, dan sepasang suami istri yang bersiap menutup toko.

Malam memang sudah sangat basah. Ketika sebagian orang sudah ingin beristirahat, sebagian lagi masih berdenyut.

Cara menuju ke Old Quarter Hanoi

Cara menuju ke Old Quarter

Soal cara menuju ke Old Quarter, banyak pilihan sih. Kalau dari bandara atau stasiun, bisa naik ojek online (Grab). Bisa juga dari hotel pakai taxi, atau kalau mau merasakan budaya lokal bisa naik cyclo (becak sepeda) adalah opsi praktis. Cyclo bisa jadi cara terbaik buat memperlambat langkah dan langsung merasakan irama kota.

Kembali ke Hotel

Jam 21.30 bus sudah datang menjemput dan kami naik untuk kembali ke hotel. Hari ini melelahkan sekali karena habis bermain di Ha Long Bay, lalu ke Old Quater. Tapi tetap hepi!

Malam itu, di kamar, saya langsung merapikan 1 koper kecil. Besok kami akan check out, koper besar dititip di hotel, dan kami hanya akan bawa 1 koper kecil saja karena akan menginap semalam di Cat Cat Village!


Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.