Rencana untuk mengunjungi satu tempat hits di Lembang ini mendadak muncul dua hari sebelum kami mau ke Bandung. Dan, karena kami memang menginap di daerah Lembang, maka yang paling tepat memang menjajal tempat-tempat wisata yang ada di Lembang. Gak turun naik turun naik dulu deh, biar gak kena macet. Dan tempat ini jadi pilihan kami karena teman saya sudah sangat penasaran setelah melihat foto postingan temannya.
The Lodge Maribaya adalah salah satu kawasan wisata outbound dengan suasana alam yang masih segar. Dengan dikelilingi hutan pinus yang asri, tempat ini selain cocok jadi tempat outbound group, juga tepat untuk jadi tempat hangout bersama teman atau keluarga.
Pagi-pagi sehabis breakfast, kami langsung meluncur ke lokasi. Dari hotel Mercure tempat kami menginap, waktu yang ditempuh sekitar satu jam saja. Tidak macet karena itu hari Senin.
Karena kami pergi dengan driver mobil carteran, tak perlu repot lagi melihat peta atau takut kesasar. The Lodge Maribaya mudah saja ditemui. Jalanan menaik tentu saja, dan juga beberapa kali melewati jalan di tengah hutan baru kemudian melewati pemukiman penduduk.
Tiba di The Lodge, kami harus membayar tiket Rp 15.000/orang untuk dapat masuk ke dalam dan menikmati pemandangan dan fasilitas yang ada. Relatif murah, karena di dalam pengunjung bisa puas menikmati pemandangan, dan berfoto-ria. Di jalan turunan menuju lokasi utama, saya bisa melihat tenda-tenda untuk camping di sisi kiri. Di tempat ini juga ada Pines Café yang menyediakan makan-minum nikmat yang bisa dinikmati. Ah, saya bisa bayangkan nikmatnya ngopi sore-sore di situ. Secangkir kopi hitam dan pisang atau ubi goreng. Nyam!
Namun, yang paling hits dari tempat ini adalah spot-spot fotonya. Seperti yang sudah saya sebutkan di judulnya tentu saja. 🙂
Tapi mari kita mulai dengan yang pertama dulu.
Sky Tree
Ini adalah rumah pohon yang mirip dengan Kali Biru Jogja yang terkenal itu (terkenal tapi saya juga belum pernah ke sana!). Tadinya kami ingin ikut mengantri untuk dapat naik ke atas Rumah Pohon ini, tapi ternyata antriannya lumayan panjang, jadi kami putuskan ke wahana yang satu lagi. Asyiknya untuk wahana Sky Tree ini, mereka sudah menyediakan tukang foto profesional yang menunggu di sudut Pines Cafe. Jadi bagi yang ingin foto beramai-ramai tanpa harus mengorbankan seseorang, gak perlu khawatir. Tinggal bayar Rp10.000,- sudah bisa mendapatkan soft copy fotonya.
Untuk dapat menikmati naik Rumah Pohon ini juga kita harus merogoh kocek lagi Rp 10.000,-.
Ayunan seperti “Ayunan dari Surga”
Ini adalah fasilitas baru di sini. Tempat ini satu level di bawah Rumah Pohon, dan kita harus membayar Rp25.000,- untuk dapat menaikinya. *eh tapi lupa sih, kemarin dua puluh atau dua puluh lima ribu ya?
Saya menyebutnya “ayunan dari surga” karena hasil fotonya memang terlihat seolah-olah tali ayunan ini turun dari surga. Namun sebenarnya ini hanya ayunan biasa, dimana setelah pengunjung duduk, petugas akan memutar tuas untuk mendorong ayunan ke tengah sehingga dengan hamparan pohon pinus di belakang sana, kita akan terlihat seperti main ayunan yang tinggi sekali. Ayunan dari surga.
Ketika sudah ada di tengah sana, kita tidak boleh mengguncang-guncang seperti main ayunan ya, tapi duduk saja, biarkan petugas yang akan mengarahkan gaya dari tepi bukit. Biasanya disuruh meregangkan tangan, atau memandang ke gunung dan bukit di kejauhan. Ada yang berani meregangkan tangan, ada juga yang lumayan takut disuruh mundurin badan sedikit.
Nah kalau cerita saya kemarin, ketika petugas selesai memasang pengaman di pinggang, saya diminta berpegangan dan menurunkan badan sampai hampir 90 derajat. Turun sedikit demi sedikit, terus, terus, hingga, “Oke cukup! Tahan ya Mbak!”
Ha? Tahan? Maksudnya apa? Ternyata saya harus menahan posisi tiduran itu sementara mereka memutar tuas dan mendorong saya hingga ke tengah. Baru kemudian difoto-foto. Ya ampun, tadinya saya kira saya turun-turun itu supaya ngetes ayunannya masih mantap atau tidak, tapi ternyata masnya nih yang mau ngetes saya. Soalnya yang sebelum-sebelumnya dan ketika giliran teman saya tiba juga gak ada yang disuruh tiduran serendah itu. Haduuhhh…. mungkin ini gara-gara saya cerewet ya, tanya ini tanya itu, hahah! Yeaah, serem-serem dikitlah, tapi serunya lebih banyak.
Untuk yang ini belum ada tukang foto yang standby, jadi kita harus menitipkan handphone kita pada petugasnya, dan ternyata petugasnya sendiri juga sudah jago mengambil komposisi yang tepat. Dramatislah pokoknya!
Memang sih, melihat bentuknya ayunan ini tidak terlalu proper, mungkin karena baru jadi ya. Tapi siapa yang tahan menahan diri untuk tidak naik demi mendapatkan hasil foto yang keren dan dramatis. Syukur kami sempat mendapat giliran sebelum mereka masuk jam istirahat. Bocoran nih ya. Jarak ayunan ke tanah di bawahnya itu kurang lebih 4 meter. Gimana menurut kalian? Cukup tinggi atau rendah?
Sayang sekali, kami baru tahu kalau anak-anak di bawah 15 tahun tidak boleh menaiki ayunan ini. Vay kecewa karena dia juga kepengen merasakan naik ayunan setinggi itu. Tapi ya, untuk safety, anak-anak tidak sebaiknya menaiki ini. Tahu dong bagaimana anak-anak bisa begitu keras kepala dan lasak, bagaimana kalau pas di ayunan kemudian digoyang kuat-kuat seperti ayunan beneran.
Tapi Vay cukup senang dan bangga melihat maminya bergaya-gaya dengan ayunan dari surga itu. Bahkan foto di bawah ini juga hasil bidikan Vay. Setelah sebelumya dia mengomel karena si mas-masnya menutupi jarak pandangnya memotret.
Jadi, tertarik ingin mencoba ayunan dari surga? Ini alamatnya: Jl. Maribaya Timur Km. 6 Kampung, Kosambi, Cibodas, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391. Jam buka dari jam 8 pagi s/d 5 sore.
– ZD –
Pingback: 8 Langkah Pasti Memaksimalkan Kenyamanan dalam Kereta Api | | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Pingback: Rekomendasi Tempat Wisata Anak di Bandung | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
pakai ayunan setinggi gitu ngga serem apa mbak? baru liat kok kayaknya ngeri banget yaa
Sekilas mbak ini kayak mbak Najwa ya. hihihi
Hehee karena dari jauh kali ya… karena memang jauh jadi ga jelas, hehhee..
wiiiiih mantap yah, ga serem itu teh bergelayutan diatas hutan belantara.
wah saya sebagai pencinta ayunan harus kesana ini mbak, btw ga serem apa ya setinggi itu?
4 meter mah lumayan, Mbak. Untuk 15 tahun ke atas, ya? Berarti anak-anak saya juga belum bisa, nih