Judulnya kelihatan agak lebay ya. Masa iya ada singa sebesar sapi? Tapi memang singa di Bali Safari itu besar sekali, kelihatan bisa ditunggangi. Kalau kalian mau tentu saja, hehe.
Jadi kemarin itu, selesai dari watersport, kami lanjut ke Bali Safari & Marine Park. Rasanya sayang dan rugi kalau tidak ke sini, dan agar waktunya pas, kami memilih mengambil paket night safari. Sempat bingung dengan harganya. Saat saya datang ke sana bulan lalu, infonya harga paket adalah Rp 355.000 sudah termasuk BBQ. Namun saat minggu lalu kami visit ke websitenya tertulis HTM untuk night safari USD 59 per-orang. Kami coba telepon dan benar, katanya HTM USD 59. Aduh kenapa jadi mahal sekali ini? Tapi karena memang sudah harus masuk itinerary, tetap dimasukkan meski harganya terasa kelewat mahal.
Nah, sehari sebelum ke Zoo kami dapat informasi bahwa harganya yang benar adalah yang Rp 355.000 per-orang itu, sudah termasuk BBQ di Tsavo Lion restaurant. Bedanya dengan yang USD 59 adalah tempat makannya, begitu katanya. Tapi informasi simpang siur ini membuat kami bertanya-tanya saat keluar dari sana, bedanya dimana ya. Lha restorannya ya cuma itu, proper-lah, dan semua pengunjung makannya juga di situ, gak ada yang terpisah. Setelah dipikir lagi, jangan-jangan Bali Safari menetapkan rate berbeda antara turis lokal dengan turis asing. Soalnya sama tuh kayak hotel tempat kami menginap, tiba-tiba sehari sebelum berangkat mereka kirim invoice, tertera harga kamar jadi dua kali lipat yang ditawarkan sebelumnya. Setelah dikomplen kenapa harganya beda dengan yang sebelumnya, baru mereka sadar kalau mereka telah memberikan harga bule ke kami. Hadeeehhh…. kalau kena harga bule, koyak langsung dompet!
OK. Lanjut ya ke Bali Safari. Yang harus diperhatikan kalau ke sini adalah, di sini nyamuknya besar-besar. Jadi make sure untuk menggunakan lotion anti nyamuk yang disediakan oleh Bali Safari.
Karena rombongan kami cukup besar maka harus dibagi lagi menjadi dua kelompok. Awalnya kami mengira dibagi dua hanya karena mobil pengantar tidak cukup untuk dua puluh-an orang. Ternyata sampai akhir pun kami terpisah, ketemunya saat sudah mau dinner saja. Hahah. Jadilah neng Chelsea terpisah, sudah jalan duluan dengan sebagian peserta sementara kami giliran kedua. Rombongan kami bergerak jam setengah tujuh.
Di Night Safari ini, setelah dijemput oleh mobil, pengunjung dibawa ke area walking safari. Di situ kita turun dari mobil lalu melanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih sepuluh menit. Ada petugas Bali Safari yang menemani setiap rombongan dan menjelaskan do & donts di situ.
Seperti tidak boleh menggunakan flash saat mengambil foto, jangan membuat suara yang bisa mengagetkan, dan semua harus tetap ceria (penting ya bok). Di walking safari ini, kami melihat komodo, landak, burung hantu, serta binatang sejenis luwak (lupa saya namanya).
Ada singa muda, juga seekor gajah besar di sudut yang sedang makan malam. Baru kemudian kami lanjut melewati sebuah terowongan dengan lampu-lampu sebelum akhirnya kami tiba di area restoran, menunggu giliran dijemput mobil jeruji.
Iya, jadi mobilnya itu kayak kandang, besi berjeruji gitu. Kami semua naik ke dalam mobil jeruji, bersama tiga orang guide dari Bali Safari. Lalu berkeliling kurang lebih lima belas menit. Waahhhh seruuu…. pemandangan pertama yang ditemukan ya itu tadi, singa setinggi sapi. Dia melenggang santai aja gitu di samping mobil kami. Hanya ada beberapa jenis binatang yang bisa dilihat saat Night Safari: gajah, zebra, onta, jenis kambing gunung, sejenis sapi amerika, badak yang kayak patung tapi kemudian kami tahu itu makhluk hidup ketika telinganya bergerak, dan dua ekor harimau. Harimau ini paling favorit nih, pakai naik ke atas jeruji pula. Aiihhh sereeeemm…
Silakan tonton video amatir di bawah ini, tentang Night Safari Bali Safari.
Selesai night safari, kami kembali ke area restoran, lalu menonton show tari-tarian ala Afrika sebentar. Baru kemudian lanjut dinner di restoran. Karena namanya barbeque, tidak ada menu lokal. Anak-anak kelihatan kurang semangat makannya, mungkin karena sudah lelah juga ya.
Karena ini adalah malam terakhir mereka bisa kumpul dan ngobrol dengan Chelsea nih, jadi selesai dinner sekalian semua foto-foto bareng lagi. Besok paginya sudah ada sebagian peserta yang harus berangkat kembali ke kotanya. Asal mereka itu dari Banda Aceh, Pekalongan, dan Solo. Masih duduk di sekolah menengah atas semua. Lucu-lucu pula, ada yang bisa menyanyi dangdut, lalu ada yang punya bakat stand up comedy, ngelawak pakai bahasa Jawa, yang meskipun saya gak ngerti, tapi saya ketawa dengarnya karena geli sendiri. Tahu tidak, semua bahasa daerah itu terdengar merdu di telinga saya, saya suka.
Habis dari Bali Safari, kami kembali ke hotel tapi belum kelar kerjaan. Masih harus mengejar tanda tangan Chelsea dulu untuk foto anak-anak yang sudah kita cetak dan akan di-frame. Kemudian pembagian oleh-oleh juga dilakukan malam itu juga biar anak-anak bisa packing sebelum besok pagi berangkat.
Jadi itulah kegiatan selama di Bali kemarin. Most of all, semua berjalan lancar meskipun tentu saja ada masalah-masalah tak terduga juga.
Note: foto burung hantu kece di atas itu diambil oleh team dokumentasi.
… … … …
Saat pesawat menjejak bumi Jakarta, itulah yang saya katakan kemarin disini, bahwa merindukan dua hal yang berbeda dalam waktu yang bersamaan adalah sesuatu. Sudah merindukan Vay setengah mati, tapi juga merasa kehilangan saat meninggalkan Bali.
Indonesiaku memang unik. Indonesiaku memang berbeda.
Pingback: [Giveaway] Oleh-oleh dari Bali | | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Pingback: [Bali Trip] 6 Hal Yang Berkesan di Bali Night Safari | | BLOG-nya Zizy Damanik
Wah menarik juga di bali ada safarinya .. harus di coba ! 😀
Pingback: [Giveaway] Oleh-oleh dari Bali | TehSusu.Com
baru tau ada wahana itu di Bali