Update terbaru 2024.
Slow traveling? Apa ya maksudnya? Buat yang sering traveling pasti ngeh kalau setiap tahun selalu ada saja destinasi wisata baru bermunculan. Salah satu faktornya adalah perkembangan sosial media yang cukup pesat. Para influencer, travel blogger and vlogger termasuk yang sangat membawa pengaruh cukup besar dalam menyebarkan trend traveling terhadap milenial.
Sama seperti fashion, trend traveling pun juga berubah setiap tahunnya. Dan berdasarkan pengalaman saya dan juga hasil ngobrol dengan teman-teman sesama tukang jalan, maka di tahun 2020 slow traveling akan menjadi trend.
Slow travel itu artinya adalah traveling santai, yang mana para traveler lebih mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Concern dari kata “slow” di slow travel ini sangat penting. Karena pada dasarnya ini semua terkait dengan waktu. Ide utamanya adalah menentang semua yang serba buru-buru, serba instan, dan berlebihan.
Slow travel di sini berarti kita mulai belajar untuk menikmati waktu, dan bukan menghitung waktu. Dan saya pun berencana mulai tahun ini akan lebih mulai menikmati traveling dan liburan yang sesungguhnya. Dengan slow traveling, saya ingin bisa santai tanpa harus tergesa-gesa untuk berpindah dari satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya. Selain foto-foto tentu juga ingin bisa menikmati ambience nya.
Sekarang kalau lihat daftar open trip yang dikasih teman dengan deretan tempat yang sangat banyak dalam hitungan dua hari, saya sudah langsung skip. Itu namanya bikin capek badan, tapi tidak menikmati.
Salah satu konsekuensi dari slow travel berarti waktu liburan tentu bisa jadi lebih panjang. Tapi, kenapa tidak? Memang begitulah slow traveling, mengutamakan kualitas.
But, selain slow traveling akan ada banyak trend traveling di tahun ini. Karena itu, saya mencoba merangkum dari beberapa sumber mengenai prediksi tren traveling di tahun ini yang mungkin bisa membantu rencana liburan kita ke depan.
Trend Traveling 2020
1. Mengunjungi Kota Bebas Visa atau Yang Gampang Bikin Visa-nya
Untuk saya sendiri, saya lebih suka traveling ke sebuah negara yang bebas visa atau memiliki prosedur pembuatan visa yang mudah. Seperti contohnya Jepang, kalau kita memiliki e-paspor maka akan mendapatkan kemudahan untuk membuat visa. Kita hanya perlu mendapatkan visa waiver atau Bukti Registrasi Bebas Visa yang nantinya akan ditempel di e-paspor. Prosedur pembuatannya pun hanya memakan waktu beberapa hari saja.
Tren terkini menunjukkan bahwa semakin banyak negara yang beralih dari formulir deklarasi pabean berbasis kertas ke versi digital, sehingga proses masuk di bandara menjadi lebih lancar dan tidak terlalu menegangkan bagi para pelancong. Indonesia secara resmi mengadopsi formulir deklarasi pabean digital pada Juli 2022. Sistem ini memungkinkan para pelancong untuk melengkapi deklarasi mereka secara daring menggunakan ponsel pintar atau perangkat lain sebelum tiba, yang selanjutnya meningkatkan efisiensi dan kenyamanan proses masuk.
Dan kini, Indonesia officially adopted the digital customs declaration form.
2. Solo Traveling
Sejak tahun lalu, solo traveling mulai menjadi tren. Tidak hanya di kalangan milenial yang berjiwa bebas dan senang berpetualang, tapi juga menjadi daya tarik bagi para profesional muda, termasuk para female traveler.
Solo traveling memang sangat menarik, dan bisa dikatakan tak akan lepas dari tren slow traveling tadi. Melakukan perjalanan sendiri berarti bebas mengambil keputusan tanpa harus berdebat dengan peserta lain. Mau puas beristirahat kapanpun, pergi ke tempat wisata manapun juga bebas.
Belum lagi saat ini semakin banyak negara-negara yang ramah terhadap solo traveler wanita.
3. Memilih Kota Yang Jarang Dikunjungi dan Mengexplore Budaya Lokal Lebih Jauh
Kota-kota yang sudah sangat populer tidak lagi jadi prioritas. Ya kalau saya ditanya, mau gak ke Bali lagi? Atau gimana kalau ke Jogja lagi? Ya tentu saja mau. Tapi tidak lagi menjadi prioritas utama saya untuk traveling.
Tahun ini saya juga berencana untuk berlibur di negara atau kota yang tidak terlalu populer dan jarang dikunjungi. Berlibur di tempat populer cukup membuat saya gampang jenuh karena harus menghadapi kemacetan dan juga antrian. Contoh, mau makan aja harus antri 1 jam. Duh. Bai!
Saya selalu mencari kota yang bisa memberi saya satu pengalaman unik, misalnya bisa sekaligus melihat cara hidup masyarakat di tempat itu. Bukan sekadar menikmati perjalanan, tapi juga agar kita bisa belajar lebih banyak mengenai syukur yang kita miliki.
Trend semacam ini sebenarnya sudah mulai digemari oleh segelintir traveler dari tahun 2019, dan tahun 2020 ini pastinya akan semakin banyak traveler lainnya yang akan mulai mencoba melakukannya. Termasuk saya.
4. Mandiri dengan Mengandalkan Teknologi
Hampir tidak ada traveler yang bepergian tanpa mengandalkan teknologi. Teknologi memang membantu traveler menemukan segala macam info dan rekomendasi terkait tempat tujuan, juga menjadi andalan di saat-saat emergency. Dan tahun ini, para traveler yang suka solo traveling akan mulai juga mengandalkan teknologi untuk men-support rencana tripnya.
Bila sudah mahir membaca Maps, maka tak terlalu perlu lagi tour guide. Lalu banyak pilihan platform untuk pemesanan tiket dan akomodasi online. Semua bisa dilakukan secara mandiri.
5. Mencari Destinasi Wisata Paket Lengkap Plus Kulineran
Buat para pelancong yang harus memanfaatkan jatah cuti sebaik-baiknya, liburan adalah saat mereka harus berpacu dengan waktu dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ini sedikit berbanding terbalik dengan konsep slow traveling di atas tadi, tapi tetap menjadi tren 2020.
Keterbatasan waktu para traveler membuat para penyedia trip harus bisa menyiapkan paket lengkap destinasi wisata, karena traveler akan mempertimbangkan berbagai pilihan aktivitas seru dan atraksi yang memiliki lokasi saling berdekatan.
Dan, kuliner yang enak juga menjadi pertimbangan dari paket lengkap wisata. Pergi liburan ke satu daerah tentu harus bisa mencicipi juga hidangan khas yang tidak ada di kota asal kita. Dan dari survey Booking.com yang saya temukan, sebanyak 71 persen traveler mengatakan jika kuliner lokal merupakan hal penting dalam sebuah perjalanan.
6. Lebih Efisien Memilih Akomodasi
Saya adalah orang yang sangat merasa terbantu dengan hadirnya aplikasi pemesanan tiket online. Mendapatkan pilihan tiket pesawat dan hotel dengan harga sesuai kantong jadi lebih mudah dengan hadirnya aplikasi lifestyle ini.
Sekarang setiap kali mau melakukan perjalanan, saya biasanya membandingkan harga dari beberapa platform online, supaya bisa menemukan harga terbaik, terutama untuk pilihan akomodasi yang ada di tempat tujuan nanti.
Itu dia prediksi traveling trend 2020. Pada dasarnya, tujuan traveling adalah untuk refreshing dan mendapatkan pengalaman baru, mulai dari menikmati tempat liburan hingga mencicipi kuliner lokal.
Kalau kalian sendiri, kira-kira bagaimana rencananya berlibur di tahun ini? Mau solo traveling, slow traveling, atau prefer cari destinasi dengan paket lengkap?
Baca juga:
1. Informasi Penting Buat Kamu Yang Mau ke Nusa Penida
2. Rekomendasi Tempat Wisata Anak di Bandung
3. Indahnya Danau Toba Terasa Sampai Hati – Menyegarkan Pikiran di Bukit Gajah Bobok
Salam,
Pingback: Bukit Gajah Bobok, Tempat Wisata di Merek, Kabupaten Karo | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Pingback: Rekomendasi Alat Seduh Kopi Manual buat di Rumah | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Kalau saya kayanya off dulu deh tahun ini.. lagi musim virus.. ini rencana mau ke KL dan Bangkok aja dibatalin huhu..
-Traveler Paruh Waktu
Iyaaa…
Musim virus bikin semua stop jalan-jalan dulu buat sementara…
Pingback: Tips Penting Buat Para Female Traveler | Mom Travel & Photography Blog - Zizy Damanik