Ketika di Medan kemarin, saya sempat pelesir ke Danau Linting. Ini rekomendasi dari aturangnya Vay, katanya pertama tahu tempat ini tuh karena gabut ketika lebaran haji yang lalu, nunggu-nunggu daging kurban kelar akhirnya jadi jalan ke tempat ini.
Saya sendiri belum pernah dengar tempat ini sejak jaman-jaman dulu masih di Medan. Aneh juga awalnya kok ada danau di daerah Medan. Terpikir oleh saya mungkin ini danau buatan seperti yang biasa dibangun oleh pengelola tempat wisata.
Tapi ternyata memang Danau Linting ini ada. Letaknya di daerah Deli Serdang, bukan di kota Medan. Dan memang cukup jauh jaraknya dari Medan. Kata ipar saya tempat ini cantik kali, warna danaunya itu indah betul. Maka ke sanalah kami minggu lalu, saya bertiga dengan abang saya dan istrinya (aturangnya Vay). Ponakan-ponakan diajak gak mau ikut, katanya mau leyeh-leyeh aja di rumah opung sambil main hape.
Ada Cerita Mistis tentang Danau Linting
Pasti sih. Di mana-mana kalau ada objek wisata alam, pasti ada cerita mistis yang menyertai. Saya sendiri bertanya-tanya, apakah dulu sebenarnya danau ini sudah ada tapi masih tersembunyi karena akses yang belum baik, sehingga setelah saya sudah jadi orang Jakarta dan liburan ke Medan saya baru tahu ada Danau Linting.
Cerita mistis tentu tidak jauh dari yang namanya benda tak kasat mata, yang katanya suka menjadi penyebab ada pengunjung tenggelam ketika berenang di situ. Dan ya, lagian mau ngapain sih berenang di danau belereng? Udah jelas tidak terlihat dasarnya, dalamnya juga tidak ada yang tahu pasti.
Lucunya, kata aturangnya Vay, dia dengar soal cerita mistis itu, penceritanya adalah bapak tua bermarga Damanik, tapi saya gak ngeh ipar saya itu dengar pas langsung ke lokasi ketemu bapaknya atau nonton di media sosial. Jadilah kami kemarin ke sana mau cari mana Bapak Damanik itu, tapi gak ketemu. Hahah… kan seru kalau bisa ngobrol langsung soal mistis ini.
Apa Sih Daya Tarik Danau Linting
Warna Airnya Cakep Banget
Jadi Danau Linting ini bukanlah danau biasa. Airnya berwarna hijau tosca kebiruan, rasanya juga hangat, karena memang ada sumber mata air belerang di tempat itu. Lepehan dari buih belerang terlihat berkumpul di tepian, berwarna putih, tapi tidak berbau belerang.
Saya tidak tahu persis berapa luas keseluruhan kawasan, tapi untuk ukuran danau dan sekelilingnya (tenda dll), tidak terlalu luas.
Ketika kami jalan mengitari danau ini, seperti biasa para pemilik warung menawarkan kami untuk duduk di lapak mereka. Seorang anak perempuan kecil dengan logat Karo berkata bahwa kami bisa mandi-mandi. Aduh Nak, ngeri kali lho disuruh mandi di danau yang tidak ketahuan seberapa dalamnya.
Saran saya, kalau memang ingin mandi-mandi entah dengan alasan demi konten atau demi mengobati kudis di badan, jangan di tengah. Cari tempat yang sedikit lebih jernih airnya. Atau ya sudahlah, obati saja kudisnya pakai kanesten.
Alamnya Adem dan Sejuk
Ini dia poin pentingnya. Danau Linting ini sejuk sekali, mungkin karena sudah agak ke atas, ya kalau tambah satu jam perjalanan lagi sampai ke Seribu Dolok, Simalungun.
Buat yang ingin menyepi dari hiruk pikuk keramaian kota Medan, tempat ini cocok sekali. Mata seperti dimanjakan oleh warna-warna alam yang segar, pepohonan besar yang rindang, air danau gradasi biru dan hijau tosca, langit biru dengan awan tebal. Memberi kesan teduh dan nyaman.
Coba deh bayangkan duduk sore-sore di sini sama sohib atau pasanganlah, sambil minum kopi dan ngobrol ngalur ngidul. Sayangnya memang cukup jauh dari Medan, jadi gak bisa juga sering-sering melipir buat nongki. Yang rumahnya dekat aja yang bisa ke sini tiap saat.
Tempat ini juga menyediakan fasilitas ala-ala untuk yang ingin berfoto, seperti ayunan yang diikat di pohon besar dan berada di atas danau, ada rumah pohon juga, meja kursi dengan payung untuk mereka yang mau duduk menghadap danau. Untuk makanan, di sini adalah rumah makan kecil yang menyediakan makanan minuman ala kadarnya, ya seperti indomie-indomie-an begitu. Kalau kopi sudah pasti kopi sachet rencengan. Beberapa warung makan juga menuliskan kata “muslim” di warungnya untuk lebih meyakinkan pengunjung, sebab di sini banyak juga orang Karo, sebagian ada muslim dan non muslim.
Cara Menuju Danau Linting
Lokasi Danau Linting berada di Kec. Sinembah Tanjung Muda, Kab. Deli Serdang. Untuk mencapai Danau Linting, perjalanan sekitar satu sampai dua jam, tergantung titik keberangkatan. Dari rumah kami, kami lewat tol Cemara, keluar di Amplas, sampai ke sini sekitar satu setengah jam.
Biar lebih mudah, saya sematkan Google Mapnya di bawah ini.
Gampang gak ketemunya? Gampang kok. Karena akses ke sini sudah teraspal dengan baik, sehingga tidak masalah berkendara dengan kendaraan pribadi.
Masuk dan parkir di dalam juga bisa.
Berapa Tiket Masuk?
Kami kemarin bertiga, plus 1 mobil, bayar dua puluh lima ribu. Jadi sepertinya per-orang lima ribu, dan parkir mobil sepuluh ribu.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum ke Danau Linting
Kawasan Danau Linting ini sepertinya tempat ini belum terlalu dikelola dengan baik, masih sekadarnya saja. Gapura di depan sudah lepas-lepas hurufnya, semak juga banyak di sekitar gerbang masuk.
Beberapa hal ini perlu diperhatikan bila ingin ke sini:
- Lokasi cukup jauh
Jadi kalau mau ke sini dengan kendaraan pribadi, jangan lupa mengisi bahan bakar yang cukup karena di beberapa lokasi perjalanan, berupa hutan-hutan yang dilewati, tidak ada spbu. Kalau penjual bensin eceran memang ada.
- Bawa bekal makanan atau snack secukupnya
Pastikan bawa makanan dan minuman juga untuk stok, apalagi kalau bawa anak kecil. Karena seperti saya bilang di atas tadi, warung makan yang ada hanya sekadarnya. Tapi untungnya, pengalaman kami kemarin, harga makanan minuman termasuk murah, jadi gak ada yang main ketok harga seperti sering kejadian di tempat wisata.
- Saya tidak lihat musholla dan toilet umum di tempat ini
Hanya ada saung bambu sederhana yang bisa dipakai bagi yang ingin sholat. Toilet juga saya gak lihat, ya sepertinya sih tidak memadai ya.
- Aula kayu yang sudah lapuk
Aula kayu ini ada di depan ketika kita baru masuk. Kalau saya lihat di foto-foto yang ada di Google, banyak orang berfoto di sini. Well, sebaiknya tidak naik ke sini untuk berfoto, karena lantai kayunya sudah terlihat lapuk, dan banyak yang bolong dan retak plus ada yang sudah ditambal. Jangan ambil risiko demi berfoto tahu-tahu ambruk ke danau di bawahnya. Abang saya sempat bejalan sedikit ke tengah dengan pelan-pelan, tapi kemudian dia sadar ini sudah lapuk. Jadi balik pelan-pelan ke depan.
Kesimpulannya gimana?
Menurut pendapat saya, tempat wisata Danau Linting ini oke didatangi pagi atau sore hari, di hari biasa atau jelang wiken tapi jangan pas liburan, oleh mereka yang sekadar ingin healing cari suasana segar. Dengan biaya retribusi yang murah, tempat ini akan seperti pasar kalau pas liburan, dan dari sisi kebersihan juga pasti akan sangat berpengaruh. Dan saya gak rekomen bawa anak kecil ke sini karena danau hangat bukan favorit anak-anak. Beda dengan mandi di air sungai atau di laut, selain karena danau ini pun terlihat kurang safety untuk berenang.
Cukup segitu dulu ceritanya.
Pingback: Tentang Voice Note & Opal Coffee | Life and Travel Journal