Mudik ke Medan Karena Papi Ulang Tahun

Sejak saya pindah ke Jakarta, belum pernah saya pulang ke Medan saat orang tua saya berulang tahun. Padahal dulu-dulu ketika saya dan abang masih jadi anak mami, tidak ada hari ulang tahun yang terlewat dari perayaan kecil bersama keluarga. Tentu saja memang gak mudah untuk memutuskan pulang di setiap hari ulang tahun orang tua, karena dulu saya masih jadi pegawai kantoran yang kerja seperti gak ada istirahatnya.

Maka, seminggu lalu saya pulang ke Medan. Papi akan berulang tahun ke-76 di tanggal 11. Rencana awal sih ingin liburan ke Prapat ramai-ramai, dengan Vay juga. Tapi rencana ini gagal, karena salah satu keponakan saya sedang prepare untuk ujian CPNS, dan akhirnya saya saja yang berangkat ke Medan.

Saya tiba di Medan hari Kamis jelang ashar, disambut dengan cuaca panas dan gerah Medan. Meskipun Medan lebih sering hujan dibandingkan Jakarta (yang dari awal November sampai hari ini baru empat kali hujan di rumah saya) tapi gerahnya tetap gak ada lawan. Aduhhh jalan Medan itu crowdednya minta ampun. Semacet-macetnya Jakarta, tapi masih aman, masih cukup teratur. Ini Medan aduh bikin lelah batin. Paling aman tuh kalau main ke Medan, keluarnya malam.

Sampai di rumah, ganti baju dulu karena sudah kelewat gerah, lalu bersama Papi kita ziarah ke rumah baru Mami.

ziarah mami

Tahun ini adalah ulang tahun kedua Papi tanpa Mami, dan tentu saja saya paham bagaimana rasanya sepi itu. Bangun di pagi hari, tanpa pasangan, di rumah besar yang hanya ditinggali bertiga dengan dua asisten.

Ah sedih sebenarnya kalau dibayangkan, dan mungkin banyak yang akan bertanya-tanya kenapa tidak tinggal dengan anak, dst dst. Untungnya setiap wiken abang saya turun ke Medan, dan sempat main ke rumah papinya. Abang saya memang kerjanya di Siantar jadi setengah minggu tinggal di sana, lalu wiken pulang ke Medan. Setiap hari pun, ponakan saya Arve juga selalu datang ke rumah opungnya, sekadar untuk nonton tivi atau menjadikan rumah opungnya sebagai tempat ngumpul sama kawan-kawannya. Ini adalah ide saya tahun lalu ketika mami saya berpulang, dan saya melihat aura kesepian di rumah itu sudah terasa.

Ketika itu saya bilang ke Arve, daripada dia nongkrong di luaran di kafe-kafe sama temannya, yang pasti gak bisa lama-lama karena harus nambah order, apalagi kalau nongkrong malam-malam kan gak aman apalagi Medan sekarang marak begal, lebih baik dia jadikan rumah opungnya sebagai basecamp. Mau makan mau minum bebas tambah, mau sampai pagi juga aman. Dan ponakan saya setuju, dan betah di rumah opungnya, karena rumah opung luas. Jadi untuk anak-anak cowok mau nongkrong tuh enak, bebas. Jadilah hampir tiap minggu dia dan gengnya meramaikan rumah, dari main PS sampai barbeque-an. Tinggal pilih mau di depan di samping di atas.

Makan siang di Restoran Kembang

mudik ke medan

Jadi tanggal sebelas kemarin, kami pergi makan siang di sebuah restoran, namanya Restoran Kembang. Saya tidak terlalu tahu lagi resto apa saja yang baru di Medan, jadi ini rekomendasi dari Erni, istri abang saya. Yang pasti saat memilih tempat, harus aman dan bisa bawa orang tua yang pakai kursi roda.

Papi ada masalah saraf kejepit dan ada bekas operasi juga enam tahun lalu. Jadi untuk berjalan sedikit jauh, pinggangnya sakit, jadi mesti dibantu kursi roda. Ya kalau jalan kaki enam delapan meter masih bisa, cuma itu saja pinggang katanya sakit. Memang sudah ikhtiar berobat kemana-mana dan belum ada hasil yang signifikan.

Acara makan siang ulang tahun Papi yang hadir kami anak-anaknya, minus dua cucu Vay dan Shasa. Lalu ada sepupu saya Berty Ayal dan keluarganya. Berty ini sudah ikut dengan keluarga kami sejak SMA, saat itu pindah dari Sorong ke Medan. Lalu Papi juga kuliahkan Berty di UMSU, dibantu juga untuk honorer di Dishub sampai jadi pegawai. Cuma sepupu saya ini suka segan aja sama Om-nya, mungkin karena bukan om kandung langsung ya. Apalagi sekarang gak ada Mami. Almh Mami kan adik dari maminya. Jadi saya ajak juga karena siapa lagi sih saudaranya di Medan itu kalau bukan kami. Sekalian titip pesan sering-sering datang ke Rumah Beringin, lihat-lihat Papi. Kalau datang juga masuk, jangan cuma datang terus main ke depan nongkrong sama satpam kantor depan main kartu, hahah! Minimal kalau dia masuk, kan Papi jadi tahu Oh Berty datang gitu.

Lalu asisten-asisten di rumah juga ikut. Semua diboyong untuk makan keluarga di ulang tahun Papi.

Saya bikin video mengenai Restoran Kembang di bawah ini. Silakan ditonton untuk referensi berkunjung ke Medan. Nice-lah restonya! Menunya banyak piihan, rasanya juga enak banget.

Saya tidak lama di Medan. Senin pagi sudah kembali ke Jakarta, kembali untuk nguli. Barakallah fii umrik, Papi! Semoga Papi akan selalu sehat dan diberikan panjang umur serta rahmat dari Allah. Amin.

Sharing is Caring
  • 1
    Share

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *