Attitude di Locker Room

Ceritanya nih, saya sudah dua bulan terakhir ini ikut fitness. Sudah niat sejak akhir tahun lalu bahwa tahun ini saya ingin rutin berolahraga. Yeah, you knowlah, usia bertambah, dan hasil medical check up mulai kurang OK, jadi tujuan olahraga biar badan lebih sehat dan bugar.

So, awalnya saya mulai coba rutin berenang, tapi sering bolos karena kalau pulang kantor kesorean, keburu gelap sampai di rumah. Lalu ganti alternatif, berlatih di fitness centre di kantor. Yap, our office sebenarnya punya fitness centre, tak terlalu besar tapi lumayan lengkaplah alat-alatnya. Instruktur untuk kelas juga disediakan di jam-jam tertentu. Betewe, jangankan sekedar fitness centre, kantor kami memang concern dengan olahraga dan hobi. Biliar, tenis, renang, bowling, ada hari dan tempat khusus untuk berlatih. Klub fotografi juga ada. Mau main band, juga bisa. Intinya sih fasilitas disediakan, tinggal dimanfaatkan oleh karyawan.

Somehow, karena fitness centrenya ini baru pindah lantai, jadi kamar mandi di lantai itu belum ada. Ada shower, tapi mash gabung dengan toilet, dan rasanya tentu gak nyaman mandi di dalam toilet. Belum lagi room bakalan becek, dan yang masuk sesudah kita akan misuh-misuh jengkel. Saya jadi males dong ceritanya olahraga di situ. Saya tuh kalau olahraga di kantor selalu di jam istirahat (jam siang itu kelas khusus wanita), jadi kan maunya habis nge-gym ya mandi. Secara gak ada kamar mandinya, jadilah lap-lap aja pakai tisu basah. Ah, gak nyaman!

So akhirnya, demi mendapatkan motivasi berlatih saya akhirnya pindah ke fitness centre beneran. Yang model bayarnya pakai kartu kredit yang ditagih otomatis setiap bulan. Yeah, cara yang cerdas tentu saja. Orang kalau sudah ditagih tiap bulan begitu tentu mau gak mau jadi termotivasi untuk datang ke klub kebugaran, entah untuk cari keringat beneran atau hanya numpang mandi, secara showernya kenceng dan ada air panas pula. Mantap pol!

Saya, selain ikutan kelas, juga ambil paket PT (personal trainer). Setiap latihan sama PT, selalu ‘disiksa’, mulai dari badan sakit semua, sampai kaki gemetaran saat jalan. Haha… so Oma-oma ya… kalau kata PT saya, kesengsaraan klien adalah kebahagiaan PT. Kurang asem!

Yeah, gak sia-sia sih bela-belain bangun lebih pagi agar bisa ngegym dulu sebelum ngantor. Badan rasanya mulai lebih fit dibanding dulu, dan sayangnya malah jadi makin kurus. Aneh ya, padahal saya pengen jadi lebih kencang berotot, eh badan malah ikut mengurus. *tapi kita lihat deh dua bulan lagi….

Prime time di klub kebugaran yang ini, adalah pagi dan sore hari. Kalau pagi, sekitar jam setengah delapan – itu jam kelas bubar – sudah banyak yang mengantri menunggu mandi. Termasuk juga antrian hair dryer. Kadang kalau terlalu full, dan kita harus kejar-kejaran dengan jam kerja, kaca di depan bilik-bilik toilet pun dipakai untuk bermake up. Meja-meja rias penuh dengan perempuan berhanduk dan toiletries. Kalau dapat yang sama-sama tahu diri, enak, kita sama-sama mengantri. Tapi paling males kalau ada yang pura-pura cuek — ada tuh ibu-ibu — main masuk aja, tahu-tahu ada yang keluar dari bilik shower, dia langsung masuk.

Locker Room (Gbr dr visualphotos.com)

Tapi kira-kira dua minggu lalu, ada pemandangan yang aneh menurut diriku tentu saja. Masa ada perempuan yang dengan cueknya naked di tengah locker room. Saya yang baru selesai mandi dan berjalan ke arah locker saya – dimana dekat dengan perempuan itu – langsung terpana. Loh, kenapa kawan ini, saya membatin begitu. Dan ternyata bukan hanya saya yang risih, tapi yang lain juga begitu. Beberapa yang lagi memblow dry melirik perempuan satu itu dengan tatapan risih. Maksudnya, plis dong… ini memang ruang khusus wanita, tapi rasanya gak pantas deh telanjang-telanjang begitu. Kita punya anak di rumah saja kita ajarkan untuk selalu menutup aurat di depan umum, ini udah tua kok kayaknya gak malu sih. Padahal rata-rata semuanya menutup badannya dengan handuk, even yang sudah ber-underwear sekalipun. Ada juga sih satu dua yang berkeliling dengan underwear saja, tapi biasanya hanya sebentar, cuma pengen nimbang biasanya. Tapi yang satu itu – mungkin orang baru – cuek beibeh gak berusaha menutupi diri. Mau negur tapi kok gak enak sendiri, secara ybs santai aja.

Entah ya. Menurut saya, telanjang di locker room itu gak sopan. Apa bedanya coba dengan telanjang di muka umum? Sama aja kan. Mengganggu ketertiban, hehe. Secara ini Indonesia. Entah deh kalau di luar negeri.

Anyway, setelah kejadian itu sepertinya saya gak melihat ada yang nekad naked lagi…. mudah-mudahan sih memang tuh orang udah sadar ya hehe…

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

34 thoughts on “Attitude di Locker Room

  1. yah,itu sih kayaknya dia SALTUM (salah kostum). mgkn dia juga kaget, tp karna telanjuur, ya udah…dikirain semua pada naked mbak Zee.kalau aku sih ditegurin aja. nggak apa kok. nggak usah sungkan sungkan.

  2. Zizy

    Sudahlah Bung.
    Saya kan tidak kenal Anda. Gak usah buang waktu mengganggu saya, urus diri masing-masing sajalah.

    Hidup terlalu singkat untuk dipakai stress mikiran orang seperti Anda.

Leave a Reply to nh18 Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *