Akhir-akhir ini mungkin Parents merasa tidak terlalu bisa terlibat dengan Si Remaja, tapi perilaku remaja sangat berkorelasi dengan kekuatan ikatan mereka dengan orang tua mereka. Hubungan yang baik antara remaja dan orang tua mereka, akan memberi benefit positif langsung dengan keberhasilan sekolah dan kebahagiaan anak secara umum. Sebaliknya hubungan yang penuh konflik berkorelasi langsung pada aktivitas-aktivitas negatif remaja. Susah-susah gampang memang ya menerapkan peacuful parenting.
Berikut ini kami mencoba merangkum dari berbagai sumber, tentang bagaimana tips dan trik orang tua menerapkan peaceful parenting dan tetap bisa terhubung secara positif dengan anak remajanya. Simak ya.
Menetapkan waktu bersama untuk saling bercerita.
Cara pertama menjalankan peaceful parenting adalah menetapkan waktu khusus setiap hari untuk mengobrol, daily check-in. Percakapan singkat, beberapa menit sebelum tidur malam misalnya akan membuat Parents tetap terhubung dan dapat menjalin komunikasi terbuka. Remaja yang selama seharian lupa sama orang tuanya, bisa merespons hal ini sebagai suatu kebiasaan rutin yang tidak menyusahkan, dengan memberikan pelukan selamat malam atau mengobrol singkat dengan Parents. Selain daily check-in yang singkat, buatlah rutinitas mingguan reguler untuk melakukan sesuatu yang istimewa dengan anak remaja Parents, bahkan bila cuma pergi keluar untuk makan semangkok mie ayam.
Orang tua boleh proaktif namun harus tepat.
Hindari terlalu protektif dan banyak kasih aturan agar anak tidak memberontak. Tak mudah untuk orang tua mengakui bahwa putra atau putri mereka bukan baby lagi dan sekarang sedang tumbuh dan butuh lebih banyak kebebasan. Bertanya pada remaja mereka mau pergi ke mana tentu sah-sah aja, pergi dengan siapa, dan mau ngapain saja. Usahakan Parents juga bisa kenal dengan teman-teman mereka dan orang tuanya.
Minta anak pulang dulu ke rumah sepulang sekolah baru boleh keluar lagi.
Masih ingat masa-masa remaja dulu? Pulang sekolah nongkrong dulu di dekat sekolah? Remaja yang suka nongkrong sepulang sekolah sangat mudah terpapar pengaruh penggunaan narkoba. Bila Parents bekerja dan tidak bisa ada di sana untuk menyambut anak remaja tanggung Parents, buat perjanjian dengan anak, harus pulang dulu ke rumah, makan siang di rumah, baru boleh keluar lagi. Dengan demikian, ini memudahkan Parents untuk mengawasi, seperti ‘menitipkan’ anak-anak di tempat kursus yang ada orang dewasanya.,
Kegiatan makan bersama harus jadi prioritas ya, Parents!
Makan bersama adalah kesempatan yang bagus untuk berbicara tentang kegiatan di hari itu, ini tepat untuk bersantai dan memperkuat ikatan. Inilah kesempatan baik bagi Parents untuk tetap berhubungan dengan kehidupan dan tantangan anak remaja Parents, dan bisa mengendus kalau ada masalah dengan mereka. Sebenarnya, faktor penting dalam kebahagiaan dan kesuksesan anak-anak remaja secara keseluruhan adalah apakah mereka merasa punya waktu untuk sekadar berbicara dan bergaul dengan orang tua setiap hari. Tanpa rasa terpaksa atau takut.
Menjaga komunikasi dengan lebih sering mendengarkan.
Urusan mendidik anak remaja, usahakan Parents lebih banyak mendengarkan daripada memberi perintah atau bertanya. Cari tahu apa yang sedang disukai oleh anak dan pancing mereka untuk bercerita dan mengajarkan pada Parents.
Mengingatkan anak perlunya perawatan diri.
Perawatan diri remaja sangat penting. Seperti mendorong mereka untuk rajin mandi, lalu makan makanan bergizi seperti perbanyak buah dan mungkin sedikit saja mau makan sayur bagi yang tidak suka makan sayur. Remaja juga butuh tidur yang cukup, ingatkan agar jangan terlalu banyak waktu di depan layar, apalagi menjelang jam tidur malam. Seperti dikutip dari Science Daily, remaja cenderung menjadi pemurung dan moody karena kurang tidur di malam hari. Karena itu Parents harus rajin-rajin mengingatkan anak agar dapat bisa istirahat dengan cukup di malam hari.
Pertahankan standar tinggi sebagai orang tua.
Remaja kita ingin menjadi versi dirinya yang terbaik. Tugas kita sebagai orang tua adalah untuk mendukung remaja kita dalam melakukan itu. Jangan berharap anak Parents mencapai tujuan yang Parents putuskan untuknya; biarkan anak mulai menentukan tujuannya sendiri sekarang tentunya dengan dukungan super fansnya yaitu orang tua yang selalu memujanya apa adanya dan percaya bahwa dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan. Dukung hasrat dan eksplorasi anak remaja Parents saat ia menemukan kemampuan uniknya.
Jangan mencoba menjadi teman, tetaplah menjadi orang tua.
Ingat, kita bukan teman mereka. Anak-anak ingin dapat ngobrol dengan orang tuanya tentang apa pun, dan mereka ingin orang tuanya mengerti. Tetapi mereka tidak ingin orang tuanya menjadi teman mereka, mereka tetap butuh Parents sewaktu-waktu sebagai tempat yang mereka percaya untuk menentukan batasan bagi mereka. Tetap perlu untuk menentukan batasan dan berpegang teguh pada nila-nilai yang sudah Parents tetapkan, karena si remaja tetap membutuhkan itu.
Menyediakan selalu waktu untuk bersama remaja meski gak banyak.
Secara teratur, Parents perlu mengadakan waktu yang akan dihabiskan bersama si remaja. Beberapa keluarga mungkin menyediakan waktu pertemuan untuk saling cerita soal keluhan atau unek-unek lainnya, tapi sebagian keluarga mungkin lebih suka dengan yang lebih fleksibel, yang menurut saya akan sangat relate dengan tips yang di atas, banyak mendengarkan. Jadi, di mana saja, entah saat ke bioskop, atau makan siang bersama di weekend, itu bisa digunakan untuk menggali apakah anak remaja kita sedang memiliki masalah yang ingin mereka ceritakan ke orang tua.
Demikian semoga artikel ini bermanfaat. Bila Parents ada tips lainnya, silakan drop di kolom komentar ya.
Pingback: Bagaimana Cara Mengajarkan Disiplin Pada Remaja? | Life, Parenting & Travel Journal Mommy Blogger
Pingback: Tahun Pandemi Membuat Saya Makin Dekat Dengan Si Boru | | Life, Parenting & Travel Journal Mommy Blogger
Pingback: Cara Mengatasi Kecemasan dan Membangun Hasil Positif | Life, Parenting & Travel Journal Mommy Blogger