Saat musim sekolah kembali dibuka, jujur saya agak sedikit kaget karena selama hampir dua tahun anak hanya belajar di rumah dan kita tidak terlalu memikirkan pengeluaran untuk keperluan sekolah. Kembali ke sekolah bisa mahal, terutama dalam kondisi ekonomi saat ini dimana semuanya jadi lebih mahal.
Meski demikian saya sangat excited karena akhirnya anak saya akan merasakan kehidupan remaja yang sesungguhnya setelah dia masuk sekolah tatap muka. Hari ini saya ingin berbagi bagaimana cara saya berusaha menghemat saat anak harus kembali masuk sekolah.
Menghemat Uang Saat Anak Kembali Sekolah
1. Mendapatkan cashback dari toko langganan
Kami punya dua toko langganan tempat biasa membeli keperluan sekolah. Yang dekat dari rumah adalah Intermedia, dan memang di sana harganya cukup terjangkau. Namun Paperclip Indonesia juga menjadi toko favorit Vay karena di sana dia sekaligus bica mencari buku bacaan. Paperclip selalu memberikan cashback untuk pembelian, dan langsung bisa dipakai di pembelian di hari berikutnya. Saya biasa menggunakan kupon potongan harga dari pembelian buku-buku sebelumnya, dan dipakai untuk membeli kebutuhan sekolah Vay sebagai salah satu cara untuk menghemat uang.
2. Mengatur uang dengan ketat untuk kebutuhan dan target keluarga
Jadi semenjak saya resign dan memutuskan menjadi pekerja lepas, mengatur keuangan tidaklah semudah ketika masih memiliki pendapatan tetap setiap bulan. Sejak lama harus mandiri dan tidak bergantung pada partner, membuat target untuk keuangan tidak se-smooth dulu. Nah karena kita semua tentu punya kesibukan, maka perlu adanya bantuan teknologi untuk itu. Karena saya pengguna Bank Mandiri, maka saya menggunakan aplikasi Livin by Mandiri.
Navigasi dari Livin baru ini termasuk mudah. Yang saya paling suka adalah fiturnya yang memudahkan kita untuk menabung sesuai rencana kita. Di dalam aplikasi ada namanya Tabunang Rencana. Anda bisa fokus menabung sesuai dengan tujuan menabung, seperti persiapan untuk dana pendidikan anak, dana untuk liburan bersama keluarga, termasuk untuk investasi. Dengan menentukan ini, Anda akan dibantu untuk menjadwalkan transfer otomatis setiap bulannya.
Aplikasi ini juga menyediakan fitur apabila Anda ingin langsung berinvestasi. Jangan lupa dibaca dengan baik syarat dan ketentuan serta prospektusnya.
3. Gunakan barang lama yang masih layak pakai
Tips menghemat uang lainnya saat anak harus kembali ke sekolah adalah, bongkar barang-barang lama yang mungkin kondisinya masih bagus dan masih bisa digunakan.
Sebelum masuk sekolah, kami membongkar lemari, melihat apakah masih ada tas yang kondisinya bagus tapi jarang dipakai, dan tentu saja, tapi anak saya tidak mau lagi memakainya karena tas sekolahnya yang lama itu blink-blink, khas anak SD. Dia kan sudah remaja, gak mau lagi begitu haha. Lalu kami juga melihat tumpukan lunch box di lemari, melihat mana yang ingin dipakai oleh anak saya. Alat-alat tulis dan perlengkapan yang masih bisa dipakai langsung dipisahkan, dan kami hanya membeli beberapa item baru yang memang harus digunakannya di sekolah, seperti kalkulator khusus untuk math.
4. Membawa makanan dari rumah
Anak saya sejak kecil memang selalu bawa makanan dari rumah, sehingga meski sudah naik kelas 3 SMP, dia tetap tidak terbiasa dengan jajan di luar. Meski demikian saya tetap memberinya sedikit uang jajan, sebagai bagian dari latihan manajemen keuangan, misalnya sekali seminggu dia ingin jajan di sekolah maka tak apa-apa. Dan syukurnya dia tetap pintar berhemat, memilih untuk membawa makanan dari rumah, dan uang jajannya bisa disimpan untuk membeli buku.
Mengatur keuangan memang tidak mudah, namun tetap harus diupayakan setiap usahanya karena kita semua tentu ingin agar target kita tercapai. Semoga tips di atas bermanfaat ya. Bila ada tips lainnya, jangan ragu untuk memberikan komentar!
