Hari ini saya mau menulis tentang perjalanan singkat terakhir ke Bandung. Setelah sekian lama tidak piknik, akhirnya seminggu yang lalu saya dan sebagian anggota Geng Hunting Receh – demikian kami menyebut grup kami – melakukan perjalanan ke Bandung. Ya, tentu saja saya mengajak Dek Vay, karena tujuan utamanya memang untuk mengisi liburan sekolah akhir tahunnya.
Tapi memang tidak semua teman-teman Receh bisa ikut, jadi kami hanya bertujuh, saya dengan Vay, Diah KD dengan anaknya, Om Leo, Depe dan Gopan.
Naik Apa ke Bandung?
Kami menyewa Long Elf untuk membawa kami ke Bandung. Mobil besar dan panjang itu memang terlalu luas untuk kami, tapi sebenarnya tidak masalah juga, justru lebih baik karena dalam kondisi sekarang, tentu harus ada social distancing juga di dalam kendaraan umum.
Berangkat hari Jumat jam 10 pagi, kami tiba di Bandung jam 1 siang dan disambut oleh hujan deras sederasnya. Karena hujan deras itu, kami sempat menunggu 30 menit di dalam mobil berharap hujan berhenti agar bisa turun menyeberang ke restoran. Pada akhirnya kami pindah tempat juga, mencari rumah makan lain yang lebih mudah untuk dijangkau (begitu turun dari mobil cukup jalan sedikit langsung sampai pintu), dan syukurnya hujan mereda ketika kami tiba di rumah makan pilihan kedua.
Menginap di mana di Bandung?
Teman kami yang mengatur perjalanan ini mendapatkan satu hotel di daerah Lengkong, tempat kami akan menginap dua malam. Hotel Veleza. Ini sebuah hotel bintang dua, bentuknya mirip kos-kosan dua lantai, tapi ternyata sering jadi pilihan hotel untuk keluarga, karena rata-rata satu kamarnya terdiri dari dua bed single dan satu bed queen, jadi bisa berempat. Para cowok menginap di satu kamar, ok cocok. Tadinya kami ibu-ibu ditempatkan dalam 1 kamar family itu (kami berempat dengan anak), sepertinya teman saya itu kurang koordinasi ya saat memesan kamar, dikiranya kita anak-anak muda yang mau goler-goleran ramai-ramai, haha.
Satu kamar dengan satu toilet tidak mungkin pas untuk empat orang perempuan yang pasti urusan mandi atau dandan lebih lama. Bila hanya saya sebenarnya tidak masalah karena selama ini hunting foto sama teman-teman juga sharing kamar, namun anak saya Vay belum pernah sharing kamar ramai-ramai, dan saya lihat kemarin dia cukup kaget ketika melihat kami diberikan satu kamar untuk berempat. Celetukannya, “What? We need privacy.” Dan akhirnya kami tambah satu kamar lagi, dan ongkosnya dibagi dua antara dua ibu-ibu ini. Ya memang kalau traveling bersama anak harus ekstra cermat ya, menyesuaikan dengan kenyamanan anak.
Review singkat saya tentang hotel Veleza Bandung ini:
- Tidak ada lift, masuknya langsung dari tempat parkir naik tangga ke atas (makanya tadi saya bilang seperti kos-kosan)
- Kenikmatan tidur cukup terjaga, karena AC dingin
- Kamar mandi okay, air showernya kencang, ada air panas tentu saja
- Tidak ada tisu toilet ya, yang ada hanya tisu meja yang tipis diberikan setiap hari satu bungkus
- Botol air mineral diberikan sesuai jumlah bed (empat botol per-kamar)
- Tidak ada breakfast, jadi kalau mau sarapan harus keluar jalan kaki sedikit cari makanan
- Tapi untuk makan malam tidak perlu khawatir. Di sepanjang jalan di sekitar hotel, malam harinya isinya kuliner semua.
Kemana aja di Bandung?
Judul perjalanan kami kali ini hanya untuk bersantai, memotret konsepan dan street photography. Itinerary awal untuk ke Tebing Keraton, sunrise di Pengalengan, kami minta dicoret. Terlalu capek kalau harus ke sana kalau bawa anak-anak, belum lagi cuaca sedang tidak bersahabat.
Jadi kita memutuskan hanya di kota Bandung saja, jalan keliling kota. Setelah check in, istirahat sebentar, kami keluar dan berjalan kaki seputar Braga hingga Asia Afrika untuk explore bangunan sejarah Bandung, di tengah sejuknya udara bekas hujan.
Day 1:
Ini yang kami lalui di hari pertama:
- Tugu 50 tahun Konferensi Asia Afrika
- Gedung Pensil
- Hotel Preanger
- Titik Nol Bandung
- Hotel Homann
- De Vries
- Gedung Merdeka
- Sumur Bandung
- Alun-alun Bandung
- Gedung Swartha
- Dan kemudian ngopi cantik di Kedai Kopi Purnama
Day 2:
Hari kedua saatnya kami memotret. Setelah sekian lama gak manasin kamera, kemarin itu rasanya luar biasa lho begitu mulai membidik dan memotret objek. Kami mengundang seorang bapak tua untuk menjadi model konsepan foto di pagi hari.
Setelah memotret, kami jalan lagi ke Alun-alun Bandung, untuk menaiki Bus Bandros (Bandung Tour on Bus). Oke lho ikutan wisata keliling pakai bus ini, cukup bayar Rp20rb perorang, wisatawan akan dibawa mengelilingi situs-situs di kota Bandung selama kurang lebih 45 menit. Saya lihat Vay cukup menikmati, mendengarkan dengan seksama penjelasan dari tour guide Bandros.
Ngopi Cantik di Roemah Kopi
Setelah dua hari banyak berjalan kaki, Vay mulai mengeluh lelah dan mulai cemberut haha. Anak jaman sekarang, sudah remaja pula, ya tentu inginnya mampir ke tempat yang indah di mata dan nyaman di badan alias dingin. Mulai cranky kan. Dan akhirnya setelah berdiskusi dengan yang lainnya, kita putuskan akan bersantai saja seharian sampai malam sambil memotret.
Kami mampir di Roemah Kopi. Sebuah tempat ngopi tapi konsep tempatnya tradisional, sangat homey, tidak modern seperti kedai-kedai kopi pada umumnya Tempatnya agak blusukan, tapi begitu sampai di sini, dijamin bakal suka deh dengan suasananya. Gak salah kita ke sini, tempat ini sangat cocok untuk keluarga atau teman-teman yang ingin menghabiskan waktu berkualitas.
Day 3:
Sebenarnya bisa saja kalau ingin mengoptimalkan hari ketiga di Bandung, namun kemarin kami percepat kembali ke Jakarta karena cuaca di Jakarta sedang tidak bersahabat, jadi harapannya agar saat tiba di Jakarta tidak kesorean ketika hujan badai di Jakarta.
Jadi iniah kami, para pejalan dan fotografer Hunting Receh.
Salam,
Pingback: 7 Hal Yang Perlu Dilakukan Saat Merencanakan Traveling Bareng Teman-Teman | Life, Parenting & Travel Journal Mommy Blogger
Seru banget mbak Bay diajak bareng temen-temen maminya.
Iya, biar sekalian belajar sama yg gede2 jg.