review Dopod 900

Karena ada permintaan review dari Ajiep, jadi saya buat deh reviewnya. Penting gak siy ditulis soal fitur-2nya, soalnya ni gadget gak keluar lagi, jadi kalo minat agak susah cari yang masih gres. Klo beruntung akan dapat yang 2nd dgn kualitas bagus.

Spesifikasi
  1. Layar : 65K colours, touch screen, 3.6″, VGA Resolution
  2. Ukuran/Berat : 127.7 x 81 x 25 mm/295gr
  3. Jaringan : Triband with 3G (800/1800/1900) + WCDMA (2100)
  4. OS : Microsoft Window Mobile 5.0 for Pocket PC
  5. Processor : Intel 520MHz
  6. Memory : 128MB Flash ROM, 64 MB SDRAM
  7. Camera : 1,3MP
  8. Wireless Connectivity : GPRS, WiFi, Bluetooth, IrDA
  9. Ringtone : polyphonic + wav + wma + mp3
  10. Expansion Slote : SDIO + MM
  11. Standby Time : 220-260 hrs
  12. Talktime : QWERTY Keyboard, rotatable screen, automatic screen orientation

tanggap kebakaran yok..

Hari ini ada latihan kebakaran. Tadi jam delapan lebih duapuluh sembilan menit (1 mnt lagi udah telat tuh..!) saya masih sempat mengabsen. Lalu langsung ke meja, meletakkan tas dan bawaan tak penting ini. Eh, baru saja menghempaskan pantat, sudah datang security.

Musim Hujan

Musim hujan datang lagi. Hampir setiap hari, Jakarta diguyur hujan lebat, kalau gak siang hari, ya sore. Seperti hari ini, sejak tengah hari sudah mendung, tapi hujan belum turun. Ruangan yang sudah dingin oleh AC, serasa makin membeku.

Sekitar jam empat, hujan mulai turun. Deras. Campur angin puting beliung. Halaqhh… gak bener, becanda, maksudnya cuma angin kencang biasa kok, he hee … tapi yang namanya angin kencang ya mengkhawatirkan juga, terutama buat para pengendara.

Kalau biasanya jam setengah lima saya sudah cabut dari kantor, kali ini saya masih betah ngendon di kursi sampai jam 6 lewat. Soalnya saya pikir, kalau keluar hujan-hujan ya sama aja kejebak macet. Udah kebayang antrian panjang mulai dari Monas sampai Tugu Tani, doughh…. males dah…! Sempat kepikir juga mau ke Burger King lagi, tapi lagi-lagi karena mikirin macet di Sabang & Wahid Hasyim langsung males. **iya, nih, klo udah ketemu fast food, suka kemaruk 😀

Tipe-Tipe Polisi

Setelah seratus dua puluh hari jadi penduduk Jakarta, yang sebagian besar waktunya habis di jalan raya, saya suka sekali memperhatikan para polisi. Sampai akhirnya saya coba buat tipe-tipe polisi.

  • Pertama, pagi-pagi kalau saya mau ke kantor, saya kan harus ambil jalur ke kiri — ke Cawang, lalu memutar di Bypass, dan lurus-lurus saja, lalu kemudian ambil kiri untuk masuk jalan Pramuka. Nah, jalanan ini biasanya tidak bisa ditebak kapan macet kapan lancarnya, dan jangan harap ada polisi yang membantu mengatur. Polisi dan tim dishub biasanya hadir jam setengah tujuh lewat untuk berjaga di puteran/belokan — yang menurut saya tidak terlalu butuh diatur, karena puteran yang dijaga itu tidak terlalu macet.

Lagi Demam Baca Buku Yach Kak..

Sejak saya rajin posting soal buku, Uam sempat nanya ke saya. “Kak, lagi demam baca buku yach..?”

Dan setelah saya pikir lagi, apa iya saya jadi demam baca buku? Hmm.. Sebenarnya sih tidak. Saya punya banyak buku dan novel yang sudah saya koleksi sejak smp. Jaman masih anak tanggung, bacaannya cerita anak-anak karya Enid Bliton, lalu ketika masuk SMP-SMA (eh kalo anak sekarang bilangnya SMU yach… :p~) mulai baca Lupus (Hilman), dan kemudian beralih baca novel-2 nya Agatha Christie, dan novel karya penulis lokal seperti S Mara GD, dan sedikit novelnya Mira W. **thanks to my Dad karena selalu mengakomodir semua kebutuhan saya sejak kecil, pokoknya yang namanya mo beli buku sebanyak-banyaknya silahkan aja ama beliau.**

Ketika masuk era-nya novel roman terjemahan kayak Harlekin (eh bener gak sih spel nya?), saya tidak begitu tertarik. Namun ketika demam chicklit, nah saya so pasti dong ikutan. Walau ternyata, dari semua chicklit yang saya beli, ada satu yang saya baca hanya seperempat buku saja, karena menurut saya tidak menarik. Mencla-mencle gak jelas, sama sekali bukan gaya bahasa chicklit.

I Love Boxing :)

Baru aja selesai nonton VCD Rocky Balboa. Seru banget…!! Iya, VCD, soalnya Video Ezy dekat rumah gak menyewakan DVD. Film ini sebenarnya sudah masuk jadwal wajib tonton di bioskop, sudah ditunggu-tunggu dari awal tahun, tapi gagal. Pertama, waktu di Perth, RB sudah mulai tayang di sana (tapi gak nonton di sana), lalu waktu sudah mulai tayang di Medan, saya lagi ke Jkt, dan ketika kembali ke Medan, eh posternya sudah turun dari balik kaca “Now Showing”.

Dan somehow waktu kemarin ke Video Ezy nyari film, terlihatlah film Rocky Balboa ini. Ya sudah pasti lalu saya sewa dong. Dan jadilah tadi, sepulang dari kantor, sehabis maghrib, langsung lanjut nonton RB. Sempat bosan juga awalnya karena terlalu banyak drama, dan ketika akan ganti ke CD dua, Uam nelpon, jadi kita ngobrol agak lama, tentang kenapa ada status di ym yang bunyinya : “tanggung jawablah ***i !!” Hahah..!

Jakarta Oh Jakarta

Jakarta yang menyebalkan. Berisik, kotor, semrawut, menjijikkan, macet, gak beraturan, dan gepeng dimana-mana. Seminggu lebih jadi penghuni kota Jakarta, ada banyak hal yang saya pelajari (dan masih akan ada lebih banyak lagi).

Seperti pak’ogah- pak’ogah yang berjaga di setiap persimpangan, membantu mengatur jalan bagi kendaraan yang mau muter, dengan harapan diberi gopek. Tipsnya : kalau jalan sepi dan tidak butuh diatur, kagak usah dikasih duit. Trus kalo mobil depan kita udah ngasih duluan, kita ketiban untung klo gak ngasih. Kalau gak ada duit recehan, ya udah gak usah dipaksa. Paling dicemberutin.

Aku Kayak Polisi Ya?

“Ah, itu dia kayaknya.” Batin saya. Toko bernuansa hitam-merah itu terletak di belokan. Grafiran huruf berukuran besar bertuliskan Benteng, hanya sekilas lewat mata saya. Dengan stil yakin, saya melangkah masuk.

Setelah masuk ke dalam toko jewellery itu, barulah saya sadar, saya salah toko. Set dah!! Tapi apa boleh buat, masa iya saya mundur? Biarpun sebenarnya kaki saya tadi sudah berdecit, otomatis ngerem. Hihi…

“Saya cari fashion ring yang simple,” tegur saya pada seorang pramuniaganya. Sudah kepalang basah, sekalian sajalah lihat-lihat di sini. Saya memang sengaja mampir ke MKG, jalan-jalan menghabiskan waktu sebelum pulang ke rumah.

Blitz Megaplex @Grand Indonesia + NasGor Kambing

Kemarin malam sekitar jam 7-an, saya dan hubby pergi nonton ke Blitzmegaplex, yang ada di Grand Indonesia. Sebagai pehobi berat nonton di bioskop, rasanya tidak pas kalau belum mencoba semua Cineplex bagus yang ada di Jakarta. So, kini saatnya mencoba BM.

Setelah parkir di P8 — akses langsung ke megaplex kami masuk dan ikut mengantri bersama calon penonton lainnya. Dengan 12 studio yang dia miliki, BM memberi banyak pilihan film bagus untuk para penontonnya. Apalagi ada tawaran khusus dari kartu kredit HSBC, Senin-Kamis harga nomat alias Rp.25rb. Sementara kalau harga normal Rp.40rb. Yang ngantri mo nonton rame banged, gak tahu sih apa karena harga nomat mereka milih kesitu atau jangan-jangan karena tiket parkir masih free? :p~

SPB BaweL

Pasti pernah kan waktu jalan-jalan ke mall, kita dihampiri – atau lebih tepatnya dikejar-kejar sama sales promotion, atawa penjaga stand? Mereka biasanya berdiri tidak lebih 2 meter dari stand (karena memang begitu peraturan dari pengelola gedung, spg/spb tidak boleh keluar dari wilayah yang telah ditetapkan).

Tapi begitu ada calon korban lewat, langsung dikejar-kejar dengan sedikit pemaksaan (eh, banyak sih…). Dan yang lebih sering saya lihat, para korban langsung mempercepat langkah kaki. Kabuur…!!

Namun ada juga yang iseng, sengaja memanfaatkan situasi. Contohnya, mengikuti kemauan si salesman, untuk mencoba pijet kaki dan punggung gratis dengan alat tercanggih dan termahal yang ditawarkan, tapi setelah 10-15menit, tidak jadi membeli. Hhihihih..