Sendawa

Siang tadi, sepulang dari Grand Indonesia, di dalam lift gedung SarJa, saya berdua dengan seorang ibu yang saya perkirakan usianya di atas 40 tahun. Rapi seperti layaknya pegawai kantoran. Kami sama-sama masuk dari B1, dia memencet tombol angka 1, dan saya ke lantai 6.

Sesaat sebelum lift tiba di lantai 1 dan pintu lift akan terbuka terbuka, tiba-tiba terdengar suara, “Eeeekkkk.” Ternyata ibu itu bersendawa dengan keras! Saya refleks mengerutkan kening dengan mimik : Haa? Apa gue gak salah dengar nih?! Saya pun menahan diri setengah mati untuk tidak menoleh padanya.

Kalau Orang Indonesia Masuk Hotel

Menginap di hotel berbintang punya cerita tersendiri. Harga yang dibayarkan untuk kamar dan isinya – termasuk minuman mineral sebagai komplimen – biasanya bikin orang yang menginap berpikir untuk memanfaatkan semua sepuas-puasnya alias “gak mau rugi”. Menurut saya, sikap gak mau rugi ini lebih sering ditunjukkan sama tamu-tamu orang Indonesia. Pokoknya kalau nginap di hotel berbintang — dan kebetulan hotelnya lagi ada promo ini itu sehingga rate kamar jadi lebih murah — terus orang Indonesia-nya banyak, sudah gak heran lagi kalau ketemu pemandangan yang akan saya ceritakan.

Berbagi di Rumah Singgah YUMA

Berbagi itu indah. Itu saya rasakan sendiri ketika Jumat kemarin saya dapat kesempatan untuk berbagi rasa dengan kaum dhuafa dan anak yatim.

Ini berawal ketika mbak Anny ym saya, mengajak saya, mungkin ada waktu untuk berbuka puasa bersama dengan mbak Anny dan rekan-rekan di sebuah rumah singgah. Sayang sekali saat itu saya memang tidak bisa ikut, karena berkendala dengan hari yang ditentukan.

Berangkat dari perbincangan itu, saya pun terbetik niat untuk bikin acara berbuka puasa juga dengan para kaum dhuafa. Pelan-pelan saya googling dan cari daftar Rumah Singgah yang dekat dengan tempat tinggal saya di Jakarta Timur. Setelah ketemu (ada dua pilihan waktu itu), saya minta tolong pak supir untuk survey lapangan. Dapat satu yang terdekat, yaitu Yayasan Usaha Mulya Abadi di daerah Cipinang. Oleh pengurus YUMA, saya diberikan data anggota mereka yang terdiri dari 60 orang anak yatim, 55 orang jompo, dan 50 balita gizi buruk dari keluarga tidak mampu.

Toko Buku Gramedia

Gramedia

Halo. Selamat berpuasa bagi yang menjalankan ibadah puasa. Semoga di bulan Ramadhan ini, kita semua mendapatkan berkah yang berlimpah. Amin. *Lagi-lagi saya terkena virus malas, sudah dua minggu tidak meng-updated…

Cipika-Cipiki

Budaya cium pipi atau istilah kerennya cipika-cipiki adalah hal yang biasa di masyarakat kita. Setiap bertemu teman atau keluarga yang lama tak bertemu, misal ketemu sahabat kuliah di sebuah mall, atau saat arisan keluarga, pasti para perempuan saling menyalam dan menempelkan pipi. Sementara para pria umumnya bersalaman dan saling berangkulan tanpa cipika-cipiki  — kasus ini terkecuali bagi para pria yang sudah lansia, yang biasanya jarang bertemu saudaranya, jadi saat bertemu, aturan itu tak berlaku.

Tapi sebenarnya, saya kurang begitu suka saling menempel pipi (kecuali pada teman dekat atau keluarga). Soalnya cipika-cipiki itu melelahkan. Apalagi kalau kita bertemu banyak orang dan semua saling menempelkan pipi, huaduh…. capek bo’. Pertimbangan capek ini bukan hanya karena harus maju mundurkan kepala saja, tapi juga berkaitan dengan mengatur posisi tubuh saya yang pendek ini. Kalau dapat lawan yang tinggi, kasihan banget doi harus membungkuk demi menempel pipi. Secara tidak langsung saya kan harus menyesuaikan sedikit biar gak jomplang banget.

Perempuan yang Mandiri

Tadi siang, karena partner makan siang ternyata tidak masuk kantor, saya pun pergi sendiri ke Grand Indonesia. Pemandangan yang sering saya lihat di mall-mall saat hari Jumat tiba adalah pemandangan…

Merokok saat Menyetir?

Banyak orang yang saya lihat, suka sekali merokok saat menyetir. Entah ya, dalam pandangan saya, sebuah mobil yang berjasa mengantar kita kemana saja, sama halnya dengan benda yang harus kita rawat dengan benar. Menjaganya dengan benar seperti menjaga anak kita sendiri.

Dan merokok di dalam mobil sama sekali tidak termasuk kategori merawat. Merokok di dalam mobil jelas mengotori mobil, asapnya bikin interior bau, abunya lengket kemana-mana. Belum lagi kita yang ada di dalam mobil juga serasa jadi asbak rokok, karena bau rokok itu lengket di baju dan badan. Dan pernahkah terpikir bahwa menyetir sambil merokok itu sama bahayanya dengan menyetir sambil main handphone?

Kartu Nama

Kartu Nama. Semua tentu tahu fungsi utamanya sebagai alat untuk memperkenalkan diri Anda pada kolega baru. Ketimbang mencatat nomor telepon di kertas atau ketak-ketik di handphone, tentu lebih mudah kalau saling bertukar kartu nama. Semuanya lengkap di situ. Bisa jadi ada alamat rumah, alamat kantor, e-mail, no telepon kantor, no ponsel, akun facebook, akun twitter, dan alamat website pribadi.

Dulu, waktu saya baru jadi pegawai, rasanya bangga banget kalau punya kartu nama. Biasa dong, baru-baru kerja, masih butuh eksistensi. Setiap dapat kenalan baru, bagi kartu nama. Ketemu teman kuliah, kasih kartu nama. Norak benerlah hahaha…

Terkenang Teman2 Lama

Beberapa hari ini Jakarta selalu mendung. Auranya juga terasa beda. Saya selalu merasakan suasana yang berbeda setiap kali mendung. Kalau orang bilang, feeling blue.

Dalam keadaan feeling blue ini, kenangan saya pun sering meloncat ke masa lalu. Aneh sekali rasanya ketika semua kenangan itu tergambar jelas di depan mata, karena semua itu terasa seperti baru terjadi kemarin. Cobalah, betapa sering kita mengeluh betapa hari ini terasa lambat sekali berjalan, tapi ketika sudah lewat, kita akan bilang,“wah tidak terasa ya..tahu-tahu sudah Jumat lagi.”

Perempuan dan Emas

Setahu saya umumnya perempuan pasti suka dengan perhiasan emas. Terlepas dari mau pakai sedikit atau banyak, tapi emas memang punya efek menggoda yang sangat untuk dimiliki.

Kemarin pagi, dalam perjalanan ke kantor, saya mendengar bahasan menarik di radio favorit saya. Ceritanya kedua penyiar ini — cowok cewek — sedang membahas Alm. Ibu Ainun yang menurut si penyiar wanita ini adalah sosok yang bersahaja karena meskipun termasuk kalangan berharta, tapi beliau tidak suka pamer dan tampil berlebihan. “Kalung saja dia tidak pakai. Coba lihat ibu-ibu lain. Tahu sendiri dong ibu-ibu di Indonesia ini. Kalau lakinya udah kaya dikit, pasti deh pada pakai emas segambreng biar ketahuan kaya rayanya.” Kira-kira begitulah katanya lebih kurang.