Oleh-oleh Mudik 1 : Lebaran di Siantar

Akhirnya online juga. Sebenarnya sih waktu mudik kemarin kita bawa laptop, tapi karena ternyata selama disana saya ngurusin Vay terus — yang ngintil aja kemana maminya pergi — alhasil tidak sempat mengupdate berita lebaran selama mudik. Hanya sempat update blog Vaya saja hehee.

Actually saya tuh selalu berlebaran di Medan (karena base keluarga saya ya di Medan), cuma memang sudah hampir 4 tahun belakangan ini saya mudiknya ke Siantar, karena papi saya stay for a while di Siantar, jadilah kami lebarannya di Siantar. Gitu lho… Lebaran kali ini jauh lebih seru dari tahun kemarin. Mungkin karena sekarang Vay sudah jadi toddler kali ya, jadi udah bisa sedikit menikmati. Tidak perlu selalu digendong-gendong karena sudah bisa jalan, even dia main sendirian karena sepupunya lebaran ke tempat nenek mereka di Medan. **Duh kasihan deh kamu Vay…

Saya suka berlebaran di Siantar ini. Karena ini acara open house-nya papi saya, kami ya ikutan nimbrung juga. Yang saya suka adalah keramaiannya. Musik tiada henti dari pagi sampai sore. Penyanyi-penyanyi batak itu seperti tak kenal lelah bernyanyi — mulai dari lagu-2 batak, lagu-2 lamanya Panbers dan Broery, sampai lagu KD juga bisa mereka bawakan. Papi saya so pasti tak ketinggalan, secara beliau paling hobi menyanyi, dan suaranya juga pasti oke dong. Beda sama saya yang gak pede disuruh menyanyi, padahal punya darah Ambon dan Batak, yang katanya darahnya para penyanyi :D. Kalau abang saya, dia bisa juga menyanyi. Suaranya lebih kelihatan kayak Ambon dibanding Batak. Kemarin dia dan kawan-kawannya menyanyikan lagu “Siantar Man”. Hmm, saya baru tahu tuh kalau ada judul lagu seperti itu hehehe…… **apa Okta tahu lagu ini ya? secara dia anak siantar.. xixixi..

Terus yang paling seru adalah acara manortor-nya. Manortor itu maksudnya menari tor-tor — salah satu tarian khas suku batak. Begitu saya lihat tamu-tamu sudah mulai manortor, saya bergegas keluar sambil gendong Vaya. Dia harus sedini mungkin dikenalkan dengan tor-tor, biar sadar kalau dia orang batak :). Ternyata dia bisa juga menikmati tarian tor-tor, tangannya ikut goyang-goyang hihihi.

Saya lihat banyak remaja, anak-anak dari perkumpulan muda-mudi Simalungun ikut manortor beramai-ramai. Wah, siapa bilang anak muda jaman sekarang tidak tahu adatnya? Mereka itu tuh buktinya, bisa manortor dengan fasih dan luwes. Kalau dilihat sepintas, manortor kesannya mudah, tangannya cuma buka tutup doang. Tapi itu kan versi gampangnya. Kalau tahu aslinya, ternyata gak gampang bo’. Kudu punya stamina yang kuat, karena menari tor-tor itu lama dan ada juga gerakan meliuk-liuk naik turun dengan perlahan.

Ini dia beberapa foto saat lebaran :

SEKILAS TENTANG PEMATANG SIANTAR

Kota Pematang Siantar tidak terlalu besar. Bisa dikatakan ini kota transit, karena jadi lintasan untuk ke kota lainnya, misalnya ke Prapat (Danau Toba) atau Tarutung. Tidak ada mall di kota ini, tapi yang bisa dikatakan mirip-mirip mall ada jugalah, Ramayana. Udah hebat itu di Siantar. Mencari swalayan yang lengkap saja susah, tapi masiih mending sih ada Metro. Mayanlah..

Siantar adalah surganya tukang mie. Buat yang doyan mie, bisa mabok makan mie disini. Di mana-mana tukang mie. Heran juga, ngapain coba jualan mie doang di Siantar ini? Masa iya semua orang Siantar makannya mie?

Selain itu, yang juga banyak adalah kedai kopi. Tapi yang terkenal adalah Kedai Kopi Sedap, yang letaknya di Jl Sutomo. Kedai kopi ini sudah ada sejak jaman saya belum lahir, dan pengunjungnya tidak pernah sepi. Sama halnya kalau orang nongkrong di Starbuck berjam-jam hanya dengan modal beli segelas kopi harga 25rb, disini juga begitu. Bedanya disini harga kopi gak sampai 10rb. πŸ™‚

Saya bukanlah pecinta kopi tubruk, tapi saya harus akui kopi tubruk disini memang beda. Maka ngopilah saya di sana bersama suami dan anak, beserta hampir dua puluhan bapak-bapak batak yang lagi ngopi juga. Hahahahaa… kita kelihatan banget turisnya ‘kali ya kemarin itu, sampai dilirik-lirik terus. Sampai berfoto pula di depan, wakakaka…. tapi saya sih cuek aja. Hubby ini yang malu jepret-jepret. Huh, modelnya aja cuek, masa tukang foto malu?

Eips, bentar. Bukan hanya kopi yang enak di situ. Salah saya. Ada satu lagi. Roti Bakar Selai Serikaya-nya. Sedap banged!! Udah pernah cobain Kun Kaya Toast kan? Nah, persis. Bedanya ini rotinya putih dan serikayanya lebih lembut. Starbuck gak bakal laku kalau buka di Siantar :D. Saya merekomen serikaya dari Kedai Kopi Sedap ini untuk bingkisan oleh-oleh. Gak bakal nyesel deh. Garansi uang kembali :D.

And then… ada lagi wisata oleh-oleh lainnya di Siantar ini. Roti tawar-nya Ganda. Pokoknya orang Medan sudah hapal mati merk Ganda ini. Kalau ada teman main ke Siantar selalu minta oleh-olehnya roti atau kue dari Ganda. But it is delicious, man..! Rotinya empuk bangedddd, dan dimakan begitu saja tanpa mentega or selai, hhmm… enakkkkkk!! Bread Talk? Lewat..!

Kemarin sebelum balik ke Medan, pengen beli oleh-oleh roti dan kue dari Ganda, tapi tokonya masih tutup. Belum rejekimu berarti ya Okta. πŸ™‚

Cukup dulu soal makanannya. Ada lagi ciri khas utama kota Siantar yang tidak boleh dilupakan, karena ini hanya ada di Siantar. Becak motor Siantar. Motornya adalah sejenis motor gede jaman dulu. Kalau kita orang sana menyebutnya Harley Davidson Siantar, hehee. Yeah, kalau cuma pengen naik motor gede Renegade,  di Siantar juga ada kok. πŸ™‚

Segitu dulu cerita lebarannya. Capek iya, pasti (karena tidak bisa lepas dari Vaya hehee….), tapi senang juga dong, karena bisa berkumpul dengan keluarga. Ini momen yang jarang sekali, karena saya paling setahun sekali saja pulang ke Medan. πŸ™‚

Besok dilanjut lagi dengan cerita lainnya..

57 Comments

  1. bener katamu Zee…
    postingan yg ada gambarnya…
    jadi lebih hidup…:)

  2. Nda

    Jadi lapeeerrr.. Pgn makan mie,srikaya dan roti tawar..nyam nyamm

  3. Wedew, ramai bener mbak…
    Itu keluarga besar semua..??
    Seru kayak’x…

    Hmm, jadi pengen naik becak motor nih πŸ˜€

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *