Tete Tua

“Ayo, makan, nanti tete tua datang tangkap.” Sayup-sayup saya dengar suara Tante Cie dari arah ruang tamu. Saat itu jam makannya Vay, dan seperti biasa anak kecil satu itu tak pernah bisa anteng makan. Kalau gak lari kesana kemari, ya masuk ke kamar ngintilin maminya. Acara makan pun jadi lama, bisa sampai dua jam.

“Huee… lihat itu, tete tua su datang… telan cepat..” dan kata-kata semi ‘ancaman’ “tete tua” itu masih terdengar juga beberapa kali. Sampai kemudian saya keluar dari kamar dan saya lihat nasi di piring Vay sudah habis. Tinggal menghabiskan sayur dan tempe gorengnya saja. Tante saya lagi senyum-senyum, katanya Vay langsung cepat mengunyah dan menelan makanan (biasanya diemut lama-lama) karena dibilang ada ‘tete tua’.

Termos

Gara-gara teman sebelah meja mengucapkan kata “termos” kemarin siang, saya jadi teringat dengan benda satu itu. Termos adalah benda yang — kebanyakan — pasti ada di setiap rumah, karena fungsinya untuk membuat isinya tetap hangat. Umumnya sih termos yang kita kenal adalah termos untuk mengisi air panas, agar sewaktu-waktu butuh air panas, tak perlu repot menjerang air. Tapi termos untuk nasi atau makanan kecil juga ada, fungsinya pun sama, untuk menjaga agar makanan tetap hangat.

Saya termasuk penggemar termos, terutama termos makanan ukuran kecil  yang bisa dipakai untuk membawa makanan Vay. Jadi kalau mau pergi-pergi, bisa diisi sup makaroni kesukaannya, dan ketika mau makan, dibuka dulu sebentar biar menjadi cukup hangat untuk dimakan. Selain beberapa termos makanan, juga sebuah termos air panas warna pink untuknya.

Kegiatan Sepulang Sekolah

Pagi tadi saat perjalanan ke kantor, saya melihat seorang anak SMP diantar bapaknya naik motor ke sekolah. Wah, saya jadi bertanya-tanya, bagaimana ya rasanya diantar (dan dijemput) sama bapak saat…

Jang Bicara Takaruan

Saya punya banyak kisah masa kecil yang lucu kalau diingat-ingat. Kisah yang menurut saya lucu salah satunya adalah kisah “Jang Bicara Takaruan” berikut ini. Keluarga kami di Biak, tinggal di…

Story Jadi Anak SMP

Saya mau ikut posting tentang anak SMP. Ingin ikut membersihkan keyword Anak SMP. Ingin ikut meramaikan ajakan Attayaya untuk membersihkan keyword “Anak SMP” yang isinya negatif semua. Mudah-mudahan banyak juga yang mau posting positif tentang “anak SMP“.

Saya bersekolah di SMP Budi Murni 1 Medan. Salah satu sekolah swasta dengan gedung besar bertingkat, lapangan luas untuk berolahraga, laboratorium, dua lapangan basket, serta kantin yang mahal (haha…). Tamat SMP kapan ya *pura-pura lupa*? 19 tahun yang lalu. 🙂

Masa-masa jadi anak SMP adalah masa-masa yang paling berkesan buat saya, dibanding masa jadi anak SMA. Mungkin karena saat itu saya sudah merasa nyaman dengan lingkungan saya, sudah mulai bisa beradaptasi dengan kota Medan, dan mulai mendapat banyak teman yang klop. Maklumlah, waktu itu saya baru setahun jadi penduduk Medan, baru pindah dari Biak. Walaupun sempat masuk SD Persit selama 9 bulan, tapi gak berkesan.

Terkenang Teman2 Lama

Beberapa hari ini Jakarta selalu mendung. Auranya juga terasa beda. Saya selalu merasakan suasana yang berbeda setiap kali mendung. Kalau orang bilang, feeling blue.

Dalam keadaan feeling blue ini, kenangan saya pun sering meloncat ke masa lalu. Aneh sekali rasanya ketika semua kenangan itu tergambar jelas di depan mata, karena semua itu terasa seperti baru terjadi kemarin. Cobalah, betapa sering kita mengeluh betapa hari ini terasa lambat sekali berjalan, tapi ketika sudah lewat, kita akan bilang,“wah tidak terasa ya..tahu-tahu sudah Jumat lagi.”

Kamu Pasti Bisa Asal Kamu Mau

Saya ingin bercerita tentang perjalanan hidup seorang pemuda. Ini postingan yang akan sangat panjang sekali, jadi saya sarankan membagi waktu untuk membacanya dahulu baru berkomen :). Dahulu kala, di jaman…

Musik Senam Pagi

Ide postingan ini muncul saat saya sedang sarapan nasi uduknya Mbak Gendut. Yoi, secara badan udah balik normal lagi, alias udah bisa pakai jeans boot cut favorit saya, sekarang sarapan paginya juga kembali normal. Gak sarapan pake sepotong crackers lagi hehehe…

Saat sedang menyantap bakwan goreng yang renyah, bunyi dentuman musik di belakang mulai terdengar. Ya. Ini Jumat pagi, jadwal umum olahraga buat orang kantoran. Senam pagi alias aerobic. Kantin Mbak Gendut ini memang ada di areal kantor DepHan, jadi sudah jelas musik yang saya dengar adalah musik senam paginya kantor DepHan, bukan musik dari kantor pusat kami.

Spaceman – 4 Non Blondes

Pagi-pagi sekali sudah browsing youtube karena penasaran pengen tahu iklannya Megawati – Prabowo yang kena reject stasiun tv. Saya setuju iklan itu direject, terlalu provokasi.

Stop bicara iklan itu. Intinya, saya lalu dapat video berikut ini. Mungkin untuk generasi akhir 80an masuk ke era 90 an, kenal sama band berikut ini. Gak tahu deh kalo generasi sekarang ya…

Gitar Terindah

Kemarin malam, ketika saya dan suami sedang di jalan untuk pulang ke rumah (minus Baby Vay, karena baru sembuh jadi sementara Baby Vay gak boleh jalan-jalan dulu), di tengah jalan – mobil kami sedikit terhalang oleh tiga sepeda motor. Hujan agak rintik-rintik, tapi sepertinya mereka tidak berusaha bergegas. Mereka jalan beriringan, dengan formasi yang sama. Pengemudi motor & pembonceng. Ketiga pembonceng memangku softcase di tengah-tengah. Dari bentuknya saya tahu isinya kalo bukan gitar elektrik pastilah gitar bass. “Wah anak band nih, mungkin mo ngisi acara di mana gitu pas malam mingguan.” Begitu kata saya ke suami.