Giginya sudah keluar...

Vay Cabut Gigi Susu

Gigi depan Vay yang sudah goyang sejak sebulan lalu, tidak kunjung copot juga. Padahal gigi barunya sudah tumbuh dan semakin naik ke atas. Nah, sehari sebelum berangkat ke Singapore, saya bawalah Vay ke dokter gigi di dekat rumah. Maksudnya agar gigi itu dibereskan sebelum berangkat. Vay juga bilang dia pengen ke dokter gigi. Ini kemajuan sih, karena Vay memang belum pernah ke dokter gigi, dan setiap diajak bicara mengenai dokter gigi dia sudah takut duluan.

Pertama tiba di klinik tersebut, terdengar suara jeritan anak kecil di dalam. Aihmak, kekmana ini, saya agak khawatir juga, lalu melirik Vay yang keningnya berkerut mendengar suara tangisan itu. Syukurlah saat tiba gilirannya, dia tidak ketakutan saat ibu dokter memintanya membuka mulut untuk diperiksa. Nah, sama bu dokter dibilang agar kita tunggu saja dulu sampai giginya copot sendiri, karena kemarin itu masih sedikit keras juga, takutnya si anak trauma karena harus ‘dipaksa’.

Ya sudah, kita tunggulah kalau begitu. Tunggu seminggu lebih, eh kok gak copot-copot juga ya. Padahal sudah rajin digoyang-goyang sama Vay. Diintip, gigi barunya sudah keluar dan gede, jadi sudah dua gigi depan yang goyang. Saya mulai khawatir, karena kalau dibiarkan takutnya nanti giginya menumpuk, atau jadi miring. Meskipun beberapa teman bilang biarkan saja, nanti bisa dirapikan pakai kawat gigi, saya gak mau ah. Merepotkan anak itu namanya. Pengennya kan anak giginya bagus, macam maminya ini…. ehm, dari kecil sampai tua begini (meski banyak yang berlubang juga) gigi saya termasuk rapi lho. *halah, puji diri sendiri… LOL.

So, akhirnya sore tadi Vay saya ajak ke klinik gigi di kantor. Kebetulan di kantor kan ada klinik, jadi kalau sakit tinggal naik ke lantai 23 dan periksa ke klinik, begitu pula kalau mau periksa gigi, sudah ada klinik gigi juga. Kalau di klinik, maminya Vay gak perlu keluar uang lagi, tinggal teken aja. Menghemat cash flow ya bo’, soalnya kalau ke dokter gigi di luar kan mesti dibayar dulu baru dirembers ke kantor, hehe…

Maka, jadilah Vay cabut gigi, saudara-saudara! Paginya saya sudah buat janji untuk sore, jadi Vay sepulang sekolah langsung nyusul ke kantor naik taxi dengan mbaknya. Syukurnya dokter yang praktek hari ini juga dokter gigi anak, jadi maminya agak tenang. Iyalah, ya….

Dan dia agak grogi kali ini, dan itu karena salahnya juga sih. Karena Vay nunggunya di dalam klinik – di dekat meja resepsionis kan kebetulan ada meja kecil dengan krayon, jadi dia sambil coloring di situ – dia jadi bisa mendengar suara mesin bor saat dokter bekerja. Jadi saat tiba gilirannya dan sudah berbaring di kursi kemudian oleh ibu dokternya disuruh buka mulut, eh dia malah mingkem. Untung dokternya sabar. Setelah dibujuk-bujuk, Vay akhirnya mau juga buka mulut.

Pertama-tama, oleh dokter diperiksa dulu rongga mulut dan gigi-gigi lainnya. Vay dipuji-puji giginya bagus tidak ada lobangnya, “Wah, ini pasti rajin sikat gigi, yaaa…” Tapi Vay tetap tidak senyum, haha…. takut dia.

Gigi baru di belakang yang sudah muncul

Kemudian, dokter menggosokkan gel di gusi bawah, yang bikin Vay tidak nyaman dan sempat rewel, bilang pengen minum, mungkin karena rasa dan baunya. Tapi disuruh tahan sebentar, dan langsung disambung dengan suntik sedikit saja untuk bius, dan di sini air mata Vay akhirnya jatuh. Menangis tersedu. Tapi sebentar saja, setelah itu disuruh kumur-kumur dulu baru berbaring lagi, karena biusnya sudah mulai bekerja. Vay masih ketakutan, dan tangan maminya dipegang erat banget, tidak mau dilepas. Pelan-pelan dokter pun mencabut kedua gigi bawahnya yang sudah goyang. Kerk… kerk… copotlah giginya. Horeee…!

Ini dia videonya: Tadinya mau panjang videonya, eh tahu-tahu waktu ngerekam pake iPhone, keputus karena storage gak cukup, wkwkwk… Jadi tuker hape dulu.

Saat dibius

Saat dicabut

Saat sudah selesai, semua yang ada di ruangan pun memberi applaus dan selamat pada Vay karena sudah jadi anak yang berani. Vay turun dari kursi lalu saya peluk dengan erat, memujinya pintar dan berani. Dari balik kaca pintu klinik, saya lihat dua teman saya – yang tadinya sedang periksa ke dokter di klinik rawat jalan sebelah — senyum-senyum melihat Vay. Hahaha… ternyata mereka pada ngintip, penasaran juga sepertinya ingin lihat Vay dicabut giginya.

Sebelum keluar, Vay disuruh pilih hadiah dari klinik gigi. Karena gigi yang dicabut dua, jadi dia boleh ambil dua hadiah. Dan sudah bisa ditebak, yang dia pilih adalah sticker. Sama dokter disuruh makan es krim biar cepat kering darah di gusi, tapi Vay sudah bertahun-tahun gak makan es krim, dan dia gak mau katanya. So, kita ke kafe di bawah, dan beli milkshake vanilla yang agak dingin sedikit, dan syukurlah Vay mau. Waktu ditanya, mana lebih sakit, suntik waktu ambil darah di dokter atau yang ini? Kata Vay, sama. Tapi gak sampai sepuluh menit sudah baik tuh, gak berasa apa-apa.

Nah, sudah kosong deh…

Lalu hadiah dari maminya apa? Hadiahnya adalah belanja di abang-abang gerobak keliling sebesar sepuluh ribu.

Post Card unik untuk latihan membaca

Tiga Cerita Baru Tentang Vay

Secangkir teh susu: Ada beberapa kabar tentang Vay yang akan saya ceritakan di sini. Saat melewati tiga cerita ini, baru deh ngeh bahwa semuanya pas sekali dengan usianya. Jadi, saat dia sudah masuk lima tahun, perlahan-lahan kebisaannya yang tadinya hanya “sekadar” sekarang sudah “mulai terlihat”. Syukurlah :).

Pertama: Vay sudah bisa baca

Saya memang sempat cemas karena suka merasa sekolah Vay kok lama banget ya mengajarkan murid-murid membaca. Sebab teman-teman saya yang anaknya sekolah di preschool berbahasa Indonesia kebanyakan sudah bisa membaca dengan cepat, sementara di Kinderfield ini, term-term awal masih belajar menulis dan membaca three letter word saja. Sempat curhat-curhatan dengan mommy teman Vay yang lain, ternyata mereka juga worry dengan hal yang sama, kok anak-anak belum bisa baca juga. Saat saya mencari tahu, ternyata memang begitu, murid-murid baru benar-benar dilatih membaca dan juga belajar Bahasa Indonesia saat mereka di KG-B (masuk Juli nanti berarti), jadi sekarang dikuatkan dulu dasarnya.

Dan tanpa terasa Vay akhirnya sudah bisa baca juga, meski masih terbata-bata sedikit ya. Jadi setiap kali kami jalan dan ketemu kata-kata yang pendek, semacam tiga sampai lima huruf, selalu saya minta dia membacanya. Contohnya: “ZARA”, “Top Man”, “Top Shop”, “travel”, “sale”, dll. Sudah bisa juga membaca kalimat, kayak slogannya Burger King: “Have It Your Way.” Pelan-pelan juga sudah dilatih membaca buku Barbie-nya, yang hurufnya besar-besar dan setiap kalimat gak panjang-panjang banget, yeah sekitar lima enam katalah, baru kemudian kita sama-sama artikan ceritanya. Karena Vay belum belajar bahasa Indonesia, jadi sementara ini saya juga lebih sering melatihnya dengan kata-kata berbahasa Inggris yang ditemui, biar dia lancar dulu. Untuk kata-kata berbahasa Indonesia yang simpel seperti: “saya”, “buku”, “ibu,” dll, Vay juga sudah bisa sih, tapi belum banyak.

Nah kemarin sore waktu kami main ke Kota Kasablanka Mall, seperti biasa saya mengajaknya singgah ke Scoop. Scoop ini semacam toko pernak-pernik yang menjual barang lucu dan unik, dan harganya bervariasi dari yang murah sampai mahal. Waktu itu saya ketemu sekotak kartu pos yang lucu-lucu, lalu Vay bilang dia mau, karena dia memang suka sekali mengumpulkan kartu, dan juga sangat murah hati. Selama ini, dia suka sekali membagi-bagikan kartu ucapan ke teman-temannya di sekolah. Jadi meskipun maminya tekor karena tiap ke mall dia selalu minta beli kartu ucapan ini itu, tapi ya sudah tidak apa-apa jugalah, kan sekalian mengajarkan anak untuk tidak pelit dan suka berbagi. Dan ternyata hobi Vay bagi-bagi kartu itu menular ke teman-temannya. Mbaknya melapor, katanya sekarang teman-temannya juga mulai pada bawa kartu seperti Vay, lalu dibagi-bagi ke teman-teman dekatnya.

Nah, kartu yang ini, harganya 28 ribu isi 30 kartu. Mirip kartu remi modelnya, dan saat saya lihat isinya, eh ternyata bagus! Bergambar lucu-lucu dan ada kata-katanya. Jadilah bisa dipakai juga untuk latihan membaca. Dan malamnya kami langsung pakai untuk bermain sebelum tidur. Judulnya tebak gambar. Jadi saat Vay memilih kartu di tangan saya, dan melihat gambarnya, dia harus menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Contoh: Ini gambar apa, warnanya apa, ada berapa banyak, atau disuruh membaca kata yang tertera. Seru, kan!

Post Card unik untuk latihan membaca

Ini dia kartu-kartunya…. lucu-lucu semua.

Kedua: Vay sudah bisa berenang

Setelah beberapa waktu ikut les renang, akhirnya Vay ada kemajuan juga. Sekarang sudah bisa berenang mengapung meski belum bisa jauh banget. Ini dia video Vay saat berenang. Kalau kata guru renangnya, ini gaya renang model baru. Masa mau berenang tapi gak mau kepalanya basah kena air. Kalau kepalanya basah, Vay langsung marah-marah sama si bapak pelatihnya. Lucu banget nonton dia berenang, tangan dan kakinya sudah benar (seperti kata pak pelatihnya) tapi karena kepalanya di atas, coba deh… LOL.

*jangan lupa change quality ke yang tertinggi ya agar bisa lihat hasil video yang lebih bagus 🙂

 

Ketiga: Gigi susunya sudah goyang satu..!

Dua hari lalu, Vay bilang gigi depannya sakit. Saat diintip, eh… ternyata sudah goyang satu. Sihiiiyy…. sudah gede ya Nak, gigi susunya sudah mau lepas satu. So far sih, Vay belum pernah punya masalah khusus dengan gigi. Belum pernah sakit gigi, dan giginya juga tidak busuk atau keropos. Mungkin karena tidak pernah makan permen dan tidak minum susu saat tidur malam, ya. Sampai usianya yang kelima ini, Vay belum pernah dibawa ke dokter gigi, tapi saya sudah hunting-hunting dokter gigi anak, karena dia memang sudah saatnya dikenalkan ke dokter gigi sejak dini, agar tidak takut.

Gigi bawah sudah goyang satu…!

 

Nah, selain update terbaru tadi, Vay juga makin kelihatan sifat galak dan gak sabarannya. Sebenarnya dia anak yang manis, tapi juga bisa galak kalau dia merasa terganggu. Contohnya, saat di tempat les electone. Biasa dong, pasti ada saja anak-anak yang tidak mendengarkan kata Missnya kan. Nah, meskipun sudah dibilang agar electonenya jangan dipencet-pencet dulu biar Miss bisa segera mulai, tapi tetaaaappp saja di belakang ada yang pencet-pencet (dan dibiarkan pula sama orangtuanya). Vay sudah mulai kesal karena jarinya sudah ready di atas tuts – seperti perintah Miss – dan dia akan mengomel, “Duuhh…. berisik banget, sih.” Lalu dia menoleh ke belakang dan memelototi entah siapa. Hihihi….