3 Cerita Baru Tentang Vay

Sudah lama gak menulis tentang Nona Vay. Kali ini kembali ke program 3 Cerita Baru tentang Vay. Ada apa ya dengan Vay?

VAY MASIH IKUT COURSE FASHION

Kadang saya pikir, mungkin suatu saat Vay bisa bosan juga dengan kursus fashionnya di Dream Dress Course. Tapi ternyata sejauh ini dia masih sangat bersemangat, meski ya itu kami harus berjuang setiap Sabtu pagi, mulai dari bangun lebih cepat (bayangkan Sabtu harusnya santai-santai tapi kita sudah keluar mengukur jalan Jakarta).

Jadi ceritanya, di kelas DD 4 kemarin, Nona Vay belajar tentang fashion stylish. Mulai dari belajar memilih gaya yang diinginkan, dari outfit, aksesoris hingga make up yang tepat. Awalnya saya bingung, belajar make up itu seperti apa, apakah di wajah atau bagaimana? Ternyata belajar memulas ini itu tuh di atas kertas bergambar wajah. Menarik ya!

Dan sebulan lalu, saat saya sedang duduk di lantai satu menunggu Vay selesai kursus, Vay turun dengan wajah berseri-seri. Ada apa? Ternyata Vay mau memberi tahu kalau dia jadi juara 1 kompetisi “make up gothic” yang diadakan untuk siswa di kelasnya.

(Wah, make up gothic?)

Seperti apa make up pilihan Vay bisa dilihat di foto berikut.

Kalau cerita Vay, gurunya memilih dia karena kreasinya dinilai berani berimprovisasi, seperti lipstik yang dibuat tema polkaodot. Dan yang bikin Vay lebih senang lagi karena hadiahnya KitKat, coklat favorit dia. (Memang gampang sih ya menyenangkan anak-anak!)

Nah, setelah style mereka jadi, anak-anak ini kan harus cari outfit yang mendekati juga model nih untuk merepresentatifkan gaya pilihannya. Kami pun bongkar-bongkar lemari, dan yes akhirnya ada juga dress Mami yang masih bagus (jaman masih langsing dulu) yang masuk dengan moodboardnya Vay dan bisa dipakai oleh modelnya Vay nanti. Kemudian, karena Vay tidak bisa menyediakan model (since Vay tidak punya sepupu perempuan yang tinggal deketan), modelnya pun disediakan oleh tempat kursus. Modelnya tentu anak-anak juga, dan kemarin Vay disediakan model dari sekolah modelling Okky.

(Anak 90-an pasti kenal dengan nama Okky, peragawati papan atas Indonesia)

(Uhuk. Maminya Vay juga anak 90-an)

Modelnya sudah ada, terus ngapain? Ya ceritanya nanti, sebagai seorang designer, Vay harus belajar bagaimana mendirect modelnya.

So dua minggu lalu itulah sesi pemotretannya Vay, sekaligus akhir kelas DD4, yang artinya Vay akan naik ke kelas DD5. Saya tidak melihat prosesi awalnya, namun baru naik belakangan setelah gurunya turun, bilang kalau Vay minta difoto maminya, jadi maminya pun naiklah. Dan baru lihat kalau yang memotret mereka adalah fotografer profesional.

So ini dia, si designer cilik dan modelnya. Hasil foto aslinya sih belum saya terima, jadi masih pakai foto dari kamera maminya saja.
3ceritabaru_4344

3ceritabaru_4340

VAY SUDAH NAIK KE KELAS 4

Kalau sudah tiba di akhir tahun ajaran, kok saya langsung merasa makin tua ya. Hahah. Dan kalau sudah naik kelas, berarti tingkat stress maminya nambah, nih. Pelajaran makin susah pastinya. Masa pelajaran yang dulu saya pelajari waktu SMP sekarang sudah ada di pelajaran anak kelas 3 SD?

Tapi alhamdulillah Vay masih senang-senang aja sih, belum pernah pusing karena belajar. Nilainya juga variasi, alias kalau dia belajar ditemani maminya, langsung melesat tinggi, eh begitu gak ditemani, turun juga dikit. Tapi overall nilainya bagus.

VAY MARAH

Ceritanya masih related dengan kegiatan dia kursus fashion. Jadi kalau gak salah sebulan setengah yang lalu – saat itu belum masuk bulan Ramadhan – Vay tergopoh-gopoh menyusul saya yang lagi duduk ngopi di minimarket sebelah tempat kursusnya.

Dia ngambek, mulutnya sampai maju. Katanya dia gak suka karena di situ ada guru baru yang bantuin dia terus. Dari cerita dan ngambek sampai berlinang air mata. Waduh kok jadi sedih begitu Vay? Lalu saya telepon mbak yang jaga di tempat course, ngasih tahu kalau ada Vay di sini nih sama saya, lagi ngambek sama guru baru. Dan barulah saya tahu, ternyata kemarin itu sedang ada seorang ‘mentor’ yang datang, seseorang yang sudah senior dalam hal fashion. Kalau kata mbaknya, gurunya hanya berusaha mengarahkan, sebaiknya begini sebaiknya begitu. Ternyata si nona kecil ini marah ya kan, kesal karena disuruh harus begini harus begitu. Kalau kata Vay, dia kan pengen punya gaya sendiri, gak pengen ikutin gaya orang.

Yah saya hanya bisa bilang ke dia, begitulah orang dewasa, selalu mengatakan, “lakukan ini,” “lakukan itu”, “jangan begini”, “lebih bagus kayak gini”, tapi selama Vay yakin dengan pilihan sendiri, jangan ragu untuk berargumen. Ini kan masalah selera, selera itu beda-beda, gak ada benar salah. Vay diam saja, tapi mulai tenang, gak sesenggukan lagi, lalu kembali ke kelasnya, soalnya sampai dijemput oleh principlenya lho. Dicari kali ya, kenapa Vay sampai ngambek begitu.

(Dalam hati saya mikir, gurunya sama nih kayaknya kek maminya Vay, hobi ngatur hahah)

(Masalahnya Vay kalau diatur maminya ya terima, kalau orang lain ya dia marah)

(Heh heh heh)

-ZD-

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

5 thoughts on “3 Cerita Baru Tentang Vay

  1. Vay… gayanya oke banget, keren ya sudah punya style sendiri sejak kecil
    bagus banget ya kursusnya, sejak kecil anak2 udah dilatih memenej karyanya sampai jadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *