Sebelum Mommy Pergi Traveling Siapkan Ini Dulu

Sebelum Mommy Pergi Traveling Siapkan Ini Dulu

Dulu ketika saya masih kerja kantoran, setiap mendadak harus pergi dinas ke luar kota, selalu rasanya deg-degan kalau ninggalin anak. Soalnya, entah kenapa, setiap kali mau berangkat, hampir selalu si Vay mendadak gak enak badan. Apalagi kalau dulu pas mau pergi ternyata mbaknya masih mbak baru, makin kurang tenang perginya. Kalau cuma pergi sehari biasanya saya masih santai, tapi kalau sudah pergi sampai tiga empat hari, maka saya harus memastikan beberapa hal berikut ini biar ya minimal saya agak tenang selama perjalanan.

Memastikan ada Caretaker di Rumah

Sebelum berangkat, saya harus memastikan bahwa ayahnya Vay memang akan ada di Jakarta di hari H. Yang agak repot dulu adalah ketika saya harus berangkat tiba-tiba, sementara ayahnya pun ternyata ada undangan ke luar kota. Kalau sudah begitu, maka pertolongan pertama yang bisa diandalkan adalah opung borunya Vay diminta menginap di rumah. Pagi ketika Vay sudah sekolah baru opungnya pergi menjalankan aktivitas, baru kembali lagi sore jelang maghrib. Kalau di rumah ada mbak, minimal si asisten bisa menemani sampai opungnya pulang sore.

Membuat To Do List untuk Asisten

Awal bulan lalu saat saya pergi traveling ke Jogja, kebetulan di rumah asistennya baru, baru kerja dua bulan. Sudah ibu-ibu, meski sudah lancar kerja dan masak, tapi masih suka bingung mana sarapan pagi, lalu mana bekal untuk snack dan makan siang Vay ke sekolah. Kadang sudah masak bekal untuk makan siang, tapi lupa bikin snack.

Jadi biar tidak salah, saya bikin lagi lis lengkap untuk tiga hari ke depan — padahal di kulkas sudah ada sebenarnya daftar menu tiap hari Vay — ditulis lengkap dari sarapan pagi, bekal sekolah, snack sore, hingga makan malam. Lagipula lis lengkap memang harus dibuat untuk memastikan anak kita tercukupi saat kita bepergian, Mom.

Dan untuk botol-botol vitamin, saya tempel label dengan tulisan besar, misal 1x pagi hari, atau 2x pagi dan sore. Dan botol-botol vitamin saya langsung letakkan di meja makan, beserta obat penurun panas untuk jaga-jaga. Vay sudah bisa minum vitamin sendiri, tapi anak-anak kalau tidak diingatkan kan suka lupa. Jadi si Mbak saya minta untuk mengingatkan Vay jadwal minum vitamin dan juga minum susu. Kalau mendadak demam, Vay sudah tahu harus telepon maminya dulu sambil mengukur suhu badan, baru nanti saya kasih izin untuk minum obat penurun panas.

Lalu kalau perginya saat menjelang weekend, saya sudah siapkan juga tas untuk Vay pergi les hari Sabtu. Lalu memastikan lagi ke mbaknya bahwa kalau Vay mau pergi dia harus pakai sepatu. Cobalah, Vay ini kalau pergi saya ayahnya, suka cuek aja pakai sandal jepit, ayahnya pun cuek gak memperhatikan anaknya pakai baju apa pakai sepatu atau sandal. Ini lebih dari sekadar masalah rapi gak rapi ya, tapi saya memang melarang Vay pergi dengan saya pakai sandal jepit, demi keamanan. Kalau kita ke mall dan naik eskalator, jelas sekali pakai sandal jepit tidak aman. Pakai baju ke luar rumah juga harus rapi, karena saya tekankan pada Vay bahwa kita berpakaian yang baik berarti menghargai diri sendiri dan juga orang lain yang melihat kita.

Menyiapkan Banyak Makanan

Ini yang paling penting. Biar anak gak bosan di rumah dan gak kepikiran pas emaknya pergi, stok makanan harus ready. Di kulkas stok susu UHT sudah dipenuhi, lalu nugget siap saji juga ada, chocolate wafer stick sampai keripik kentang original. Karena Vay doyan tempe a lot, saya pun harus pastikan tempe harus ada di kulkas. Karena kalau dia kelaparan berat, tempe goreng tepung pedas adalah yang tercepat bisa dibuat. So tepung pedas pun harus ada juga di lemari. Kalau habis — terutama pas saya lagi di luar kota — Dek Vay langsung ngambek karena katanya tempenya jadi kurang enak. LOL.

Meninggalkan Handphone di Rumah

Dulu Vay pernah saya kasih handphone lama saya, yang hanya bisa dipakai seminggu sekali. Tapi begitu handphone itu rusak karena pemakaian yang berlebihan (salah satunya nonton YouTube sambil ngecharge) akhirnya dia tidak punya handphone lagi. Saya punya satu handphone cadangan, dan ini biasa saya tinggal kalau saya pergi-pergi. Di rumah kita pakai Indihome, yang tahu sendiri kalau mati lampu atau sekali network putus ya semua terputus, internet, tv dan telepon. Jadi handphone itu saya tinggal, biar sewaktu-waktu bisa saya hubungi.

Meskipun sebenarnya kekhawatiran seorang ibu tetap ada, yang utama buat saya adalah rutin menelepon menanyakan kabar dan kondisi. Seperti sudah mengerjakan pe-er atau belum, sudah mandi apa belum (Hahaha.. Siapa di sini yang anaknya kalau pulang sekolah suka malas mandi?), sudah makan belum, dst.

Pembaca ada tips lain yang bisa dishare di sini?

-ZD-

5 Comments

  1. Kayaknya ini kunjungan perdana aku ya eda ke sini.
    Boleh tahu Vay usia berapa?

    Karena aku stand by Mom, jarang banget buat persiapan seperti di atas.

    Satu-satunya yang agak membuat persiapan adalah saat aku dan suami umroh selama 12 hari, dan Yasmin saat itu berusia 13 tahun, kudu tinggal di rumah sendiri.

    Persiapannya kurang lebih sama seperti di atas juga. Plus titip ke tetangga dan keluarga agar Yasmin bisa bantu dimonitor.

    Alhamdullillah semua berjalan lancar.

    • Zizy

      Benar sih Eda, harus bisa kita titip ke tetangga ya. Tapi sekitar rumahku g ada tetangga dekat, hanya ada opungnya jadi itulah harapannya.
      Lama juga 12 hari, memang harus betul-betul jelas siapa yang memonitor ya.
      Oiya, Vaya sebentar lagi 11 tahun Eda…

  2. Lama tak berkunjung ke rumah maya Jeng Zizy. Itulah gaya umum sang mamak kalau pergi tinggalkan rumah ya. Berusaha semaksimal mungkin buah hati tetap merasa nyaman.
    Ooh Vay tempe lover ya, toss..
    Terima kasih Jeng, tips yang sungguh bermanfaat.
    Salam hangat

    • Zizy

      Makasih Mbak udah main lagi… 🙂
      Biar emak tenang jalan yaaaa kan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *