Alerginya Vay

Saya pernah cerita kan ya, kalau Vay itu waktu kecilnya tergolong bayi alergi? Banyak cerita tentang Vay dan alerginya di blog Vay, salah satu ceritanya di sini ya. Nah, semakin besar anak, tentu harapan kami orangtuanya adalah tubuhnya sudah bisa toleran dengan makanan yang dulu dihindari sejak dia mulai kenal MPASI sampai umur dua tahun. Dan perlahan-lahan sih kita lihat sudah tidak ada masalah, karena kelihatannya dia baik-baik saja.

Sejauh ini kalau dari sisi makanan, Vay termasuk picky sedikit. Dalam artian, yang dia mau hanyalah makanan yang dia kenal. Jadi kalau yang baru sekali dua dicoba, dan rasanya gak terlalu menggigit, dia emoh mencobanya lagi. Seperti spaghetti, pertama dikasih spaghetti bikinan sendiri katanya suka, tapi terus besoknya gak mau lagi, katanya yang kemarin gak enak (padahal sudah habis gitu pun). Jadi memang agak susah membawanya makan ke restoran karena dia tidak mau mencicipi makanan yang dia tidak kenal. Kalau makanan rumah biasa seperti nasi, sayur bening, telur, ikan goreng, ayam goreng, udang goreng, atau daging empal, plus tempe goreng, dia mau. Mie bakso juga mau. Cemilan favoritnya sampai sekarang adalah pasta fusili direbus dengan air kaldu, itu saja. Itu saja makanan paling canggih yang dia mau, haha.

Eh iya, mau tahu bagaimana kita mengakali menu mie rebus untuk Vay? Jadi begini, saya di rumah kan juga hobi makan mie rebus yang bungkusnya warna kuning itu, yang rasa kari ayam Medan. Pertama kali Vay dikasih mencicipi itu kira-kira setahun lalu itu, dia kaget, eh kok enak banget, begitu kira-kira ekspresinya, LOL. Dia pun kepengen juga, dan beberapa kali kalau saya makan saya kasih dia beberapa sendok makan di mangkuk kecilnya. Namun akhirnya, kita putar cari akal bagaimana agar dia bisa menikmati mie rebus ala mie rebus bungkus kuning, tapi bukan dengan bumbu dan bahan yang sama. Ya kan sama-sama tahu, kebanyakan, mie instan bukan makanan yang sehat untuk anak-anak. Mie rebus untuk Vay adalah mie telor biasa, yang direbus dengan tumisan bawang merah bawang putih, telur yang diorak-arik, plus keju. Jadi banget itu! Vay gak tahu lho kalau itu bukan dari mie bungkusan yang suka dimakan maminya, dia tahunya mie rebusnya itu sama enaknya dengan mie rebus kari ayam milik maminya. 😀

Nah. Kemudian soal jajanan. Mencari jajanan yang cocok dan juga sehat untuk anak itu kan gampang-gampang susah. Dan sesekali tentu perlu juga dikasih mencoba jajanan biar lidahnya banyak kenal rasa. Dan ternyata nih, di sini baru saya sadar bahwa Vay itu masih alergi sejak dia semakin sering batuk.

Jadi tahun lalu saat batuknya gak sembuh-sembuh – batuk sebulan lalu sembuh eh lalu batuk lagi – kita bawa lagi dia ke dokternya di Pluit. Lalu sama dokternya dibilang begini, “Ibu…. ini kalau batuknya gak sembuh-sembuh, ini bukan virus lagi, karena saya sudah kasih obatnya dan harusnya sudah sembuh kemarin. Ini pasti alergi…” Baru deh terbuka mata ini. Ternyata selama ini lupa kalau anak satu ini aslinya adalah anak alergi tapi keburu nyaman dengan keadaan dan malah bablas terus. Dokternya bilang, hindari makan telur, kacang tanah, coklat, pisang, kerupuk, karena itu pasti salah satu penyebabnya.

Baru deh diingat-ingat. Memang iya sih. Vay itu selalu saja batuk kalau siangnya habis makan coklat. Dan batuknya itu cepat sekali jadi parah, langsung gerung-gerung dan akhirnya jadi batuk berdahak. Kalau sudah batuk begitu, karena susah mengeluarkan riak, setiap malam selalu muntah. Kasihan.

Vay juga dengar apa kata dokter waktu itu, jadi dia mengerti saat kita melarangnya makan segala jenis cemilan yang mengandung coklat. Buah pisang masih kita kasih karena itu buah favoritnya, tapi diselang-seling dengan jus jeruk. Dan sejak saat itu, setiap kali dia batuk, kita selalu bawa bekal kemana-mana. Ya selain karena dia makannya juga picky, saya gak mau ambil resiko dia tambah batuk karena makan mie bakso di luaran. Tolong ya bo’, kita mau ke Waterbom aja terpaksa bawa bekal sendiri, dan sempat bersitegang di depan pintu masuk sama petugasnya karena dilarang membawa masuk makanan, padahal ini kan terpaksa. Akhirnya sih diperbolehkan juga sama petugas lainnya, setelah kita katakan bahwa anak kita ini alergi jadi memang harus bawa makanan sendiri. Soalnya waktu itu kebetulan dia baru sembuh batuk juga.

Nah. Sekarang nih, Vay lagi batuk. Sudah dua minggu gak sembuh. Ternyata dia diam-diam makan coki-coki hadiah goodie bag ulang tahun temannya. Sebelum goodie bag itu sampai ke tangan mbaknya – dia sudah tahu bakal disortir begitu pulang sekolah kan? – dia buru-buru makan sebungkus di dalam kelas. Dan lihat akibatnya. Batuk menyerang, dan belum sembuh. Lalu saat mbaknya yang baru balik dari kampung menggoreng kerupuk dan ditaruh di meja pula, Vay langsung ambil kerupuk dan makan cepat-cepat, takut ketahuan. Tricky banget emang! Gimana coba batuknya mau sembuh. Agak susah memang menjaga makanan yang boleh dimakan saat anak sudah sebesar ini. Dia sudah tahu soalnya maunya apa. Jadi memang harus disembunyikan benar-benar agar tidak terlihat dan tidak bisa dijangkau oleh dia.

Kalau Vay sudah terbangun tengah malam karena batuk dan muntah, dia hanya memandang lesu saat dinasihati agar tidak mencuri makan makanan yang dilarang saat sedang kurang fit. Anyway, reaksi alergi pada Vay bukan hanya batuk saja sih, tapi masih sama seperti dia baby dulu: tidur gelisah sepanjang malam, dan napasnya berbunyi saat tidur. Sedikit membantu memang saat diusapkan Vicks, tapi tentu tidak lama, karena pengobatan sebaiknya juga dilakukan dari dalam.  Kalau sedang mimpi buruk, baru deh maminya turun tangan. Saya peluk dan saya arahkan agar dia lihat saya saja, biar tidak takut. Syukurlah manjur, setelah dipeluk maminya, yang tadinya guling sana guling sini, langsung tenang sampai pagi.

Itu tampang Vay saat tidur lelap tapi sedang batuk. Sepanjang malam dia akan terbatuk-batuk, dan pasti deh ujung-ujungnya muntah.

(Jangan lupa bayangkan cengirannya saat tertangkap basah sedang makan kerupuk)

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

34 thoughts on “Alerginya Vay

  1. wah mba kalo anak lagi sakit walau cuma batuk atau pilek rasanya kayak gimana gitu….
    apalagi kalo demam tinggi saya kadang kayak orang bodoh saking paniknya…smoga antibodynya vay smakin kuat yah seiring betambahnya umur sehingga alerginya hilang dikemudian hari…

  2. anak saya juga sama nih… batuk ga hilang hilang, tapi sudah tahu karena alergy… katanya olah raga renang bisa membantu menyelesaikan masalahnya…. coba deh.

  3. Whoaaaa…
    kasian sekali sih Vay iniiiiih 🙁
    Gak boleh banyak makan cemilan yang enak enak karena alergi…hiks…

    tapi kalo alergi emang susah buat diobatin yah mba 🙂

    yah…sekalian biar melatih Vay kuat untuk menahan hawa napsu berupa jajanan deh yaaaah 🙂

    Cepet sehat yah Vay 🙂

  4. kedua anak saya paling ga bisa makan jajanan yg ada MSG nya juga buah rambutan
    hasilnya pasti batuk- batuk….
    bismillah…saya kasih madu 1 hari sekali, trs kencur 2x sehari…

    mam…semoga vay cpet sembuh ya…:)

    • Zizy

      Vay pernah dikasih madu nih tp ga doyan juga.
      Duh jajanan MSG itu memang harus dijauh2kan… aku ga pernah izinin makan2 ciki2 gt sih…

  5. Dua anakku alergi udara dingin:)) gimana mau tinggal di luar negeri ya.
    Kalau musim hujan, pasti deh kaligatanya muncul, badan dan muka merah-merah:(
    Cepat sembuh Vay, biar bisa main lagi:)

  6. Keponakanku juga suka banget mie instan rasa soto mbak, sehari bisa 3x makan mie instan! Dibujuk2 kayak apa juga dia gak mau, sampai dimasakin soto yg rasanya persis juga gak mau..
    Kayaknya perlu dicoba resep masak mie ala mbak Zy ini..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *