Peltok & Kasir

Pengen cerita dikit soal tadi siang. Habis facial di Estetika di kawasan Mall of Indonesia , saya memutuskan untuk jalan-jalan sedikit di MoI. Sambil menunggu waktu juga, karena nungguin mami saya yang sedang antri di dokter.

Sempat nyasar juga saking gedenya itu mall, hehehe tapi lumayanlah. Suami dan anak memang gak ikut karena ini tadi kan judulnya bukan jalan-jalan, tapi anterin mami saya sekaligus saya mo facial. Bersihkan muka dari komedo-komedo ini. πŸ˜€

Ada beberapa kejadian menarik yang membekas di kepala saya.

Pertama, saat saya masuk ke sebuah toko pakaian wanita. Ini toko biasa, pakaiannya tidak bermerk tapi modelnya lucu-lucu, baju-baju Korea & Hongkong gitu. Sempat kaget juga saat pertama masuk, gara-gara ngeliat pelayan tokonya pakai celana pendek. Baru kali ini saya lihat peltok (pelayan toko) model begini, mana pahanya besar-besar pula, hihihihi.. Tapi yang pake celana pendek sih hanya dua peltok, peltok yang lain biasa saja, pakai kemeja dan celana panjang.

Nah, salah satu peltoknya ngikutin saya terus. Menawarkan model ini dan itu, sampai saya sendiri tidak bisa konsen melihat-lihat baju.

“Kalo model ini mau, Kak?” “Kakak udah punya legging?” “Ini juga cantik modelnya..” dan dia selalu membawakan baju-baju itu ke depan muka saya. Setiap saya menggeleng, dia akan pergi dan kembali lagi dengan baju lain yang menurut dia itulah model terbagus.

Ketika akhirnya saya menemukan satu baju yang oke banged, dan akan mencobanya di fitting room, si peltok tadi kembali menghadang saya. “Yang lainnya, Kak? Biar dicoba sekalian..”

Awalnya sebel juga karena dibuntutin terus, tapi lama-lama saya berubah jadi salut melihat dia. Sementara beberapa peltok lain bersandar santai dan tidak terlalu “mengejar bola”, yang satu ini beda. Yang satu ini begitu giat dan tulus kerja. Biarpun hanya pelayan toko yang mungkin dibayar dibawah UMR, dedikasinya pada pekerjaan pantas ditiru. Sampai saya sudah bayar ke kasir, dia masih tetap mengikuti lho, membungkuskan baju itu, menyerahkan pada saya dengan senyum, sambil bilang : “Lain kali datang lagi ya, Kak.”

Kedua. Waktu saya beli kentang goreng di Wendy’s (okay…. kentang goreng memang fast food, tapi saya hanya butuh cemilan kecil kok… suwer… :D), di sebelah saya tiba-tiba nyelonong seorang pria. Si kasir masih melayani ibu di di depan saya, dan dia sudah teriak kuat-kuat : “Sandwich itu apa ya, mas?” Hmm… saya melengos. Pantaslah kau tak tahu aturan, sandwich saja pun tak tahu kau!

Ketika si ibu selesai, saya maju, dia juga maju. Saya langsung menyuarakan pesanan saya, membayar, menunggu pesanan selesai, lalu beranjak. Saat saya berbalik, saya dengar si pria brengsek tadi membentak si kasir. Katanya : “Masih mau duluanin orang lain lagi?”

Saya refleks berbalik. Pengen marah dan ngebentak laki-laki banci itu. Tapi begitu saya lihat si kasir tersenyum sabar dan menunjukkan garis antrian, saya pun batal marah-marah. Yah sudahlah, memang dasar orang gak tahu aturan. Lha gayanya aja keliatan, mo jajan di Wendy’s, tapi sandwich aja gak tahu! Rugi marah sama orang kayak gitu.

Yang saya pelajari hari ini dari si peltok dan si kasir Wendy’s adalah, ketulusan mereka dalam bekerja. Biarpun harus menghadapi beragam sifat pembeli, yang baik, yang sopan, yang cerewet, atau yang kasar, tetapi senyum dan kesabaran mereka seperti gak ada habisnya. Sesuatu yang sudah jarang saya temui belakangan ini.

Tapi saya bersyukur loh hari ini sudah jalan-jalan ke MoI. Karena jadi ingat untuk sering-sering mensyukuri atas apa yang sudah saya miliki. πŸ™‚

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

64 thoughts on “Peltok & Kasir

  1. Ketulusan memang susah di’temukan’ di jaman sekarang. Tapi sumpeh deh yang di Wendy’s itu sangat memprihatinkan tuh pria πŸ˜€ huekekekekke

  2. kayanya sekarang mulai banyak penjaga toko yg ber celana pendek deh… takjub juga ngeliatnya πŸ˜€
    kalau kerja berhadapan langsung ma customer begitu emang harus sabar banget yaah

  3. Orang yang kuat bukan orang yang perkasa/kuat secara fisik, tapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan amarah pada saat emosi. Two thumbs up Sis.

  4. istilahnya peltok jadi inget bunyi cumi digoreng. peletok…peltok..he hehe..

    ketulusan dan keramahan dlm melayani itulah yg susah dicari.
    btw, pahanya segede apa ya? he he he…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *