Si Cerewet

Anak perempuan itu cerewet karena turunan atau karena bawaan lahirnya ya? Anak saya, si Vay cerewet bukan main, kecuali dia tidur saja baru diam. Semua dikomentarin. Semua dikomplen. Semua ditanya. Jadi memang kita orang tua di rumah harus hati-hati bertingkah dan berbicara. Karena ini anak juga jadi polisi di rumah. 😀

TV. Kemarin sore, Vay sudah bangun dan duduk di sofa depan TV. Lalu dia lihat lampu decoder berwarna hijau, lalu mulailah dia berkomentar : “Itu kok lampunya masih hijau, Mami? Harusnya kan merah.” Maksudnya karena TV dalam keadaan mati, maka decoder harusnya juga mati. Nah entah siapa yang lupa mematikan decoder, jadi lampu hijaunya masih menyala. “Oh iya, kok masih menyala ya,” jawab saya.

“Kan tadi Vaya udah bilang, itu masih nyala.” Lalu dia turun dari sofa dan langsung memencet tombol decoder. Mati.

Es batu. Suatu hari saya terburu-buru karena kehausan. Setelah tuang coke di gelas, langsung ambil es batu dari laci kulkas. Pakai tangan! Padahal biasanya pakai sendok es batu. Vay yang lagi mengintil langsung protes. “Kok pakai tangan, Mami? Pakai sendok, dong… kan itu ada sendoknya.” Lalu saya ngeles, “Oh iya, mami lupa.” Dan dia menjawab lagi, “Mami nih, gak pande.” Maksudnya gak pandai, hahaha..

Uang. Selama ini saya sering menasihati dia agar sayang dengan mainannya karena itu belinya pakai uang. Atau dia harus menghargai makanan atau minuman karena itu dimasak, alias pakai usaha. Jadi suatu hari dia lihat nanny-nya tanpa sengaja menjatuhkan raket nyamuk, dan dia langsung ngomel. “Mbak pelan-pelan dong, itu kan belinya pakai uang.” Saya juga pernah kena. Kemarin itu tante saya bikin bakpao, dan kebetulan saya kedapatan satu bakpao yang untinya terlalu manis, jadi cuma saya makan setengah, lalu setengahnya lagi saya drop ke tempat sampah. Vay melihat dan protes, “Mami, kok dibuang? Kan bakpaonya itu capek buatnya…” Uhuk. Maminya pun terdiam, lalu ngeles lagi.

Rambut. Waktu lihat foto rambut Sunsilk saya di blog, dia refleks bilang : “Kok rambut mami cantik di sini?” Ups. Ketahuan ya kalau selama ini mami always bad hair.

Kambing. Ini kocak sebenarnya. Saya tuh kalau lagi nyetir dan ketemu dengan pengemudi lain yang ugal-ugalan, biasanya saya ngedumel. Misalnya waktu itu ada motor main potong aja dari seberang jalan, refleks saya bilang : “Dasar kambing!” Vay yang duduk di belakang dengar dan bertanya, “Ha? Kambing? Mana kambingnya, Mami?” “Itu, tadi ada kambing naik motor,” jawab saya. “Mana-mana. Vaya mau lihat.” Lalu dia panjat jok mobil dan lirak-lirik. Dan tentu saja dia tak akan menemukan si kambing yang naik motor.

Baju. Waktu kami lagi makan malam di Foodhall, di meja sebelah ada ibu-ibu paruh baya berpakaian seksi, kayak kemben gitu, sampai sepaha. Vay yang tak pernah melihat orang bergaya begitu, langsung bertanya (dengan suara kuat) : “Mami, itu tantenya pakai baju apa itu?” Aihh…. saya pura-pura tak mendengar dulu, lalu cepat-cepat berbisik padanya agar jangan bicara kuat-kuat. Entah ya si ibu itu dengar atau tidak :D.

Sekarang si cerewet itu sedang demam. Dari dua hari lalu panasnya tinggi terus, sampai 39 derajat. Sudah dibawa ke dokter sih, karena saya agak khawatir dengan virus-virus aneh yang sekarang beredar. Tapi biarpun sakit dia tetap cerewet. Sakit-sakit tapi teruuuuss saja bicara, kayak gak ada capeknya. Syukurlah kecerewetannya itu jadi trik kita juga akhirnya. Biar dia mau banyak minum, kita bilang gini, “Nah, udah selesai ngomong, capek kan.. minum dulu yuuk.”

Oleh-oleh biskuit dari maminya dibekap erat-erat

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

64 thoughts on “Si Cerewet

Leave a Reply to Sondha Siregar Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *