Apakah Tinggal Di Kota Besar Baik Untuk Kesehatan Mental?

Bagi saya, hiruk pikuk kehidupan di kota besar khususnya Jakarta menjadi sangat menonjol ketika saya menginjak Jakarta pertama kali ketika kecil dulu. Lalu kemudian ketika dewasa dan saya memutuskan pindah ke Jakarta dan menjadikan kota besar ini menjadi tempat saya bekerja dan membangun keluarga, nah itu adalah sesuatu.

Seorang teman saya bercerita ke saya beberapa waktu lalu, mengenai suaminya (yang sekarang sudah alm) yang mendapat tawaran untuk pindah kerja ke Jakarta. Namun setelah mereka menimbang masak-masak, mereka memutuskan untuk tidak menerima tawaran tersebut. Menurut  suaminya, sulit untuk mereka mendapatkan kualitas hidup yang baik di Jakarta, sementara kondisi saat itu buat mereka sudah sangat nyaman.

Satu poin pentingnya adalah, bila kita berubah pikiran untuk pindah ke kota besar, pastikan itu untuk alasan yang benar Apakah tujuan kita melakukan urbanisasi adalah mendapatkan pendidikan yang lebih baik, menemukan posisi kerja yang cocok, atau memulai sebuah keluarga, selalu pertimbangkan dari berbagai sudut pandang.

Jika saya bilang tinggal di kota besar itu ideal, ya itu gak benar juga karena tidak ada lokasi yang sempurna. Dan, tidak semua orang menyukai polusi suara, kurangnya tempat parkir, keramaian, horor kemacetan. Namun, tinggal di kota besar memiliki banyak manfaat, dan bisa jadi menarik lho.

Berikut adalah daftar semua keuntungan kehidupan kota besar. Apakah tinggal di kota besar sebenarnya baik untuk kesehatan mental? Mari kita cari tahu.

apakah tinggal di kota besar berpengaruh pada kesehatan mental

Tingkat depresi yang lebih rendah

Eh? Serius? Iya, ini gak salah baca kok. Kota-kota besar memang telah lama mendapatkan reputasi buruk sebagai kolamnya stres dan dapat mendorong penyakit mental lainnya. Namun,  seperti dilansir dari Bloomberg, penelitian baru menunjukkan bahwa tinggal di kota besar dapat melindungi dari tekanan psikologis. Salah satu temuan pentingnya adalah, orang-orang di kota-kota besar memiliki lebih banyak interaksi di berbagai fungsi yang lebih luas.

“Interaksi apapun, baik yang tulus atau tidak berperasaan, ini justru membantu melindungi dari tekanan kesehatan mental.”

Kita sama-sama tahu bahwa isolasi sosial adalah faktor risiko substansial terhadap depresi, sehingga logis bahwa saat kita meningkatkan komunikasi melalui banyak jaringan, ini akan bermanfaat.

Kesempatan kerja yang lebih baik

Ini pasti banyak yang setuju. Sebab kurangnya kesempatan kerja sangat terkait erat dengan depresi. Tinggal di kota besar berarti lebih banyak lowongan pekerjaan dan lebih banyak variasi kemungkinan. Pekerjaan di kota-kota besar telah meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Selain faktor perkembangan ekonomi, pendidikan dan lingkungan juga telah berkontribusi pada peningkatan ini. Tingkat pekerjaan pasti berbeda di setiap daerah, dan yang pasti adalah pasar kerjanya juga sangat kompetitif.

Terlepas dari fakta yang terkenal dan tak terbantahkan ini, ada banyak peluang dan beragam pekerjaan yang dapat dipilih. Selain itu, jika kita memiliki bisnis kecil, pindah ke kota besar dapat membantu kita mempromosikannya dan  berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar, meskipun di jaman serba online sekarang kita tetap bisa melakukannya dari mana saja. Jika kita perlu meningkatkan bakat, kita mungkin bisa mengikuti kursus untuk lebih memahami kemampuan diri. Baik saat kita sedang mengejar gelar sarjana, magister, pekerjaan penuh waktu, atau sekadar mencari tempat untuk menjadi sukarelawan di waktu luang, kehidupan kota besar menawarkan kesempatan untuk belajar, tumbuh, berkembang, dan mengabdi dalam peran apa pun yang diinginkan.

Sistem transportasi

Ini adalah satu hal yang tak bisa dipungkiri. Taksi, bus besar, kereta, MRT, menyediakan sarana yang relatif cepat dan nyaman untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya sambil menghindari kemacetan lalu lintas. Layanan ini cukup murah, dan kita bisa berhemat dan tidak menghabiskan banyak untuk membeli mobil (bila memang tidak terlalu diperlukan untuk keseharian).

Sebagian besar kota juga ramah sepeda jika transportasi umum bukan pilihan, meski untuk di Jakarta belum semua jalan memiliki jalur khusus sepeda, dan para pesepada harus ekstra hati-hati bila bergabung dengan kendaraan bermotor yang selalu berlomba dengan waktu. Selain itu, naik kereta memungkinkan kita mendapatkan sedikit waktu untuk mencurahkan perhatian untuk membaca atau mendengarkan podcast favorit. Buat yang berencana pindah dari daerah ke kota besar, ketahuilah bahwa transisi bisa membuat stres, dan  adaptasi membutuhkan waktu.

Bertemu orang baru membuat tinggal di kota besar baik untuk kesehatan mental

Inilah salah satu penyebab utama tingkat depresi yang lebih rendah. Kita bisa mendapatkan kenalan baru secara harfiah di mana saja. Di sisi lain, metropolis menawarkan pengalaman unik karena menarik orang dari seluruh dunia. Tinggal di Jakarta sangat lekat dengan kondisi kita akan bertemu banyak orang setiap hari.

Berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan lapisan masyarakat dapat memberi kita perspektif baru dan membantu kita lebih menikmatinya, meskipun kita seorang introvert sekalipun. Tidak ada yang namanya memiliki terlalu banyak teman. Lihatlah daftar alasan berikut ini, bila kita memberikan ruang untuk lebih banyak teman dalam hidup kita:

  • Selalu ada kesempatan baru dan kita bisa keluar dari zona nyaman
  • Teman baru akan mengajari kita hal-hal baru yang dapat memperluas wawasan
  • Bagi yang suka bersosialisasi, kita akan selalu punya seseorang untuk diajak hangout
  • Orang baru dapat memperkenalkan kita kepada lebih banyak orang baru
  • Menjalin pertemanan baru meningkatkan keberanian dan kemampuan untuk mengambil keputusan. Berteman juga membantu membawa rasa senang dalam hidup kita.

punya banyak teman

Banyak hiburan

Sejalan dengan memiliki banyak teman, kota besar juga menawarkan banyak kemungkinan hiburan. Di kota besar, selalu ada yang bisa dilakukan agar tidak bosan. Saya ingat ketika dulu saya dan teman-teman di Medan mendapat jadwal pelatihan ke Jakarta beberapa hari, kami selalu menyempatkan diri mencari tempat untuk bersenang-senang sebelum kembali ke Medan. Seperti mampir ke klub malam (Hard Rock Cafe adalah yang terpopuler di jaman kami dulu), lalu belanja pakaian dan tas, sampai mencoba kuliner populer di Jakarta.

Sebagian besar kota menampilkan kehidupan malam yang semarak, kuliner yang sangat beragam, ragam pertunjukan dan konser untuk ditonton, museum, landmark, taman, festival, acara olahraga, dan banyak lagi. Selalu ada banyak kegiatan untuk menghibur kita dan anggota keluarga.

Belanja dan restoran

Mudah untuk menemukan segalanya di kota besar. Mulai dari barang-barand branded yang sangat besar hingga bisnis artisan. Mau belanja bahan makanan, bisa di supermarket atau di pasar lokal. Beberapa barang tertentu yang mungkin hanya ada di supermarket premium, ini ada di kota besar.

Kemudian, kota-kota besar tidak pernah kekurangan restoran otentik. Buka saja Google Maps di ponsel kita, selalu ada sesuatu yang menarik di dekat kita, mulai dari restoran mewah hingga resteoran terkenal makanan cepat saji. Ini belum termasuk para penyedia usaha kuliner kecil dan rumahan. Kota besar biasanya memiliki semuanya, baik kita mencari kedai kopi atau sea food terenak di kota. Belum lagi kalau tinggal di daerah pemukiman khusus, ada juga restoran yang menyediakan layanan pengiriman cepat. Belum lagi kenyamanan menggunakan layanan antar makanan GrabFood atau GoFood, sejarak 200 meter pun tak masalah bagi yang malas bergerak. Tetap diantar sama Kang Ojol. 🙂 

Kehidupan kota besar

Kehidupan perkotaan sangat lekat dengan kehidupan yang serba cepat. Bangun jam 4 pagi di Jakarta rasanya sudah terang, dan pukul 7 pagi adalah haram kalau masih di tempat tidur, kurang lebih seperti itu gambarannya. Kebiasaan menjalani kehidupan serba cepat akan membawa kita menjadi dipaksa untuk bisa produktif dan kreatif.

Kehidupan kota besar mungkin lekat dengan hedonisme, kemudian ditambah dengan kebisingan dan amarah. Tapi meski dengan beberapa kekurangan, selalu bisa diatasi dengan sedikit optimisme. Ada banyak alasan mengapa begitu banyak orang memilih untuk tinggal di kota besar, dan yang di atas tadi ini hanya beberapa saja. Tinggal di kota besar berbeda dengan tinggal di pinggiran kota, atau tinggal di tempat yang lebih kecil.

Jadi, apakah tinggal di kota besar sebenarnya baik untuk kesehatan mental? Sebagian mungkin belum percaya kalau saya setuju dengan pendapat yang mengatakan hal ini benar.

Ingatlah rumus yang disebutkan oleh Ken Duckword, kepala petugas medis untuk organisasi nirlaba National Alliance on Mental Illness: “Hubungan sosial berfungsi sebagai antidepressant.” Ini adalah sesuatu yang tdak bisa banyak didapatkan bila tinggal di kota kecil.

So, gudlak! Semoga artikel ini bisa menjadi pertimbangan bagi yang sedang dalam kondisi pengambilan keputusan terkait tempat tinggal yang diinginkan.

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *