‘Gak Boleh Ambil Gambar’ di Keraton Kasunanan

Karaton Surakarta Hadiningrat, adalah istana resmi Kasunanan Surakarta. Menurut sejarah, keraton ini didirikan pada tahun 1744 oleh Susuhunan Pakubuwana II untuk menggantikan istana Kartasura yang hancur karena perang.

Keraton Kasununan salah satu tempat yang kami singgahi ketika ke Solo beberapa waktu lalu. Ya, rasanya sayang kalau tidak ke sini, karena mengunjungi keraton seperti ini buat saya adalah salah satu cara melakukan wisata rohani termasuk juga menyegarkan kembali pengetahuan yang ada di kepala.

Kami membayar Rp 10RB per-orang untuk dapat masuk ke dalam keraton. Sengaja tidak menggunakan pemandu, biar bisa eksplore lebih lama di satu tempat. Cuaca panas dan terik membakar kulit ketika kami tiba di area luar keraton, namun semua berubah seketika begitu kami masuk ke area dalam keraton. Pohon-pohon besar nan rindang menyambut kami. Sejuk seketika.

Ketika kami baru akan melewati museum, sebuah sapaan mengagetkan saya. “Gak boleh ambil gambar ya!”

Saya terkesiap dan otomatis menurunkan kamera, menoleh dan menemukan suara itu berasal dari seorang bapak abdi dalem.

“Ya? Bagaimana, Pak?”

Si bapak abdi dalem tersenyum lebar dan mengulang perkataannya. “Gak boleh ambil gambar. Foto…. boleeeh…!” Dan beliau tertawa menyadari kami termakan gurauannya. Hiihhh… memang ya Bapak ini. :))

Keraton ini cukup bersih. Ketika kami datang, banyak abdi dalem yang sedang menyapu halaman dan juga mengelap replika. Tukang foto juga banyak, jadi bagi yang ingin mempunyai kenang-kenangan foto langsung jadi, bisa langsung menggunakan jasa fotografer keraton.

Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam di keraton ini. Memang tidak terlalu lama, tapi kami cukup puas karena meskipun tidak pakai pemandu, di dalam keraton juga banyak abdi dalem yang bisa membantu menerangkan ketika ditanya.

Sebagian kompleks keraton ini adalah museum. Museum terdiri dari berbagai koleksi milik kasununan, mulai dari replika pusaka keraton, gamelan, lukisan-lukisan, hingga koleksi hadiah pemberian dari raja-raja Eropa. Itu sebabnya di depan bangunan keraton juga ada beberapa patung bergaya Eropa. Di depan keraton juga ada bakaran serupa sesajen, namun saya tak bertanya lebih lanjut untuk siapa sesajen itu dipasang. Takut jawabannya bikin kepikiran. Hahah…

Keluar dari museum juga ada pohon beringin tua yang sangat besar. Sedikit mistis tentu saja, tapi sekali lagi, saya suka melihat kemistisan yang indah. Sayangnya teman saya gak mau difoto di sana.

Sebelum pulang, kami menyempatkan diri untuk berfoto dengan mbah-mbah yang ada di keraton. Para ibu ini biasanya memang jadi teman berfoto para pengunjung, dan biasanya pengunjung juga memberikan tip pada mereka.

Yang perlu diingat bila ingin berkunjung ke Keraton Kasunanan Surakarta ini, adalah beberapa peraturan yang wajib dipatuhi, yaitu tidak boleh menggunakan sandal, tidak bercelana pendek, tidak memakai topi dan jaket. Juga tidak diizinkan mengenakan kacamata hitam. Namun bila sudah terlanjur mengenakan celana pendek, bisa meminjam kain bawahan ke petugas yang jaga keraton, untuk dipakai mengelilingi kawasan keraton.

Yuk, kalau kalian ada waktu untuk piknik, boleh tuh jadikan Keraton Kasunanan ini menjadi pilihan tempat wisata.

– ZD – 

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

9 thoughts on “‘Gak Boleh Ambil Gambar’ di Keraton Kasunanan

  1. Samaaa… Kayak waktu aku ke Bali, ada yang pasang sesajen, dan gatel pengin tanya… Tapi ya itu tadi, takut kepikiran dan nggak bisa tidur. Ya kali lima hari di Bali kagak tidur-tidur, kan? Mati aku 😆

  2. Gak boleh ambil gambar! :))) Perjalanan yang diawali canda akan selalu membekas indah. Thanks for sharing, mbaknyaaa.

    Salam,
    Syanu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *