Kebiasaan yang Bisa Membantu Para Ibu Mengatasi Burnout

Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang paling berharga bagi saya. Apapun bersedia saya lakukan untuk keluarga, untuk anak, yang dan pasti setiap orang tua lain juga akan melakukannya.

Kemarin malam sebuah video muncul di beranda TikTok saya, sebuah iklan hipnoterapi. Saya melihat di video itu, seorang pasien ibu yang berada dalam kondisi sedang terhipnotis, menangis tersedu-sedu mencurahkan semua yang ada di dalam hatinya selama ini. Oh, ya ampun. Saya tersadar bahwa saya mungkin juga berada dalam posisi dia, suka uring-uringan dan marah pada anak tanpa alasan, padahal anak kan tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dialami orang tuanya.

Pasti pernah ada rasa lelah, kesepian dan terputus dari diri sendiri saat menjalani kehidupan ibu yang mengurus anak dan keluarga, apalagi bila ibu juga menjadi pencari nafkah.

mom burnout

Belakangan ini saya juga makin terpikir lagi mengenai burnout pada ibu.

Apa Itu Mom Burnout?

Dilansir dari sebuah artikel di Choosingtherapy, mom burnout adalah suatu kondisi stres kronis dan kelelahan yang terkait dengan tuntutan pengasuhan tanpa henti, dan kondisi epidemi ini paling sering terjadi pada wanita yang memiliki karir penuh waktu atau menjadi single parent tanpa berbagi pengasuhan.

Gejala Mommy Burnout

Setiap ibu, baik yang kerja full time di luar rumah atau full time di rumah sama-sama bisa mengalami gejala burnout yang sama tingginya, dan ini dapat mempengaruhi produktivitas ibu di kehidupan pribadi dan profesional. Gejalanya itu antara lain: gampang marah, merasa terkuras secara emosional, merasa terisolasi dari orang lain, merasa bersalah sebagai orang tua, dan banyak lagi.

Untuk mengetahui apakah kita mengalami mom burnout dan berada di level berapa, ada sebuah halaman yang saya temukan ketika berselancar kemarin malam. Coba yaa buibu, tes di Mom Burnout Quiz ini dan kasih tahu saya, ada di level berapa kelelahan ibu-ibu semua.

mum burnout quiz

Cara Mengatasi Mom Burnout

Stres sih boleh aja, cuma ternyata mom burnout gak boleh dibiarkan, karena ibu harus sehat baik fisik dan mental. Saya sering mengalami kelelahan, stres hebat dan kalau saya sudah merasa bahwa oh ini sudah tanda-tanda burnout dan bakal gak baik untuk saya dan orang-orang di sekitar saya, saya langsung ambil tindakan, meskipun kadang telat. Telat karena sudah keburu marah-marah sama orang hahaa… But at least, ini bisa membuat saya calm lebih cepat.

1. Jadikan tidur sebagai prioritas

Tidur adalah hal pertama yang harus dilakukan, bukan sekadar istirahat santai menonton film favorit di teras belakang. Tidur berkualitas tetap harus bisa didapatkan, karena penelitian membuktikan betapa pentingnya tidur bagi kesejahteraan dan suasana hati kita secara keseluruhan.

2. Makan dengan baik

Jangan asal makan. Saya sekarang yakin bahwa makan dengan baik itu sangat penting. Harus ada cukup protein, lalu buah dan sayuran, dan enak lalu juga mengenyangkan. Tubuh dengan bekal asupan yang baik akan membantu kita lebih berenergi menghadapi hari yang sibuk. Karena kalau lapar, kita jadi kurang konsentrasi dan ujung-ujungnya emosi.

3. Jangan selalu bilang iya

Seorang ibu punya banyak peranan. Peran sebagai anak dari orang tua kita, peran sebagai istri, peran sebagai menantu dari orang tua suami, peran sebagai ibu dari anak-anak kita, peran sebagai pencari kerja, dan peran sebagai diri sendiri. Wow. Lalu peran sebagai diri sendiri ini apakah cukup sering terpenuhi atau sebaliknya dikesampingkan? Lelah kan?

Kita tak mungkin bisa setiap waktu memerankan semuanya, jadi harus ada prioritas. Kalau kita tidak bisa menjawab ya untuk semua daftar yang kita miliki, berarti jawabannya adalah tidak.

4. Hubungi teman

Saya punya beberapa teman yang bisa membuat saya tertawa ngakak tanpa malu, bahkan saya bisa buang ingus di depannya. Nah teman seperti itu yang dibutuhkan saat kita sedang down-downnya. Saya dan teman saya suka saling mengirim voice note, udah seperti bergosip saja tapi pakai voice note. Dan ini sangat menghibur, bisa bikin saya ketawa-ketawa saat mendengarkannya di lain waktu. 

5. Cari bantuan untuk meringankan

Kita tidak perlu  harus jadi serba bisa walaupun mungkin memang bisa saja begitu. Kalau memang kesibukannya banyak, tak salah mencari bantuan, misalnya asisten rumah tangga harian yang bisa bantu bersih-bersih rumah, sehingga ibu bisa fokus pada kesibukan lain seperti anak dan pekerjaan.

6. Keluar menikmati alam

Saya tak termasuk sering melakukan ini, tapi ketika saya mencobanya satu dua kali, keluar menikmati udara segar dan pemandangan alam yang berbeda dengan yang saya lihat setiap hari, ah ternyata lumayan lho bisa jadi terapi untuk mengurai semua benang kusut stres di kepala.

7. Gerakkan tubuh

Ya. Olahraga singkat, apapun yang bisa dilakukan unutk memompa darah. Berolahraga akan membantu melawan kelelahan dan memberi lebih banyak energi.

8. Luangkan waktu untuk istirahat dan bersantai

Penting untuk memasukkan waktu istirahat dalam jadwal kita. Jangn diisi dengan apa yang harus dilakukan untuk rumah, untuk anak, untuk kantor, tapi untuk diri sendiri malah tidak ada istirahat. Saat merencanakan hari, luangkan waktu untuk bersantai apakah itu untuk membaca buku, berjalan sebentar ke taman terdekat atau menelepon teman sambil makan sepotong tiramisu misalnya?

tiramisu

Stres menyerap banyak energi dan jadi sulit untuk fokus pada hal lain. Kita sama-sama tahulah bahwa stres dan kecemasan dapat menghambat kreativitas dan membuat kita kurang efektif dalam jangka panjang karena itu penjadwalan istirahat sangat penting! Ini akan mengurangi stres, membantu ibu mencegah kelelahan, dan benar-benar membuat kita jadi lebih baik.

9. Lebih terorganisir dan teratur

Menjadi lebih teratur, lebih rapi dan lebih minimalis dapat membantu kita menghindari mom burnout. Biasanya bila ada banyak barang di rumah, pasti lebih sering berantakan, dan sebenarnya kita pun jadi malas saat hari beres-beres. Saya beruntung rasanya karena sekarang sudah lebih minimalis, bisa dikatakan isi rumah saya sangat sedikit, hanya keperluan esensial saja yang ada. Dengan demikian, saat jadwal bersih-bersih, lebih menghemat waktu dan energi.

10. Buat daftar dan fokus

Saya selalu membuat daftar agar tidak lupa, bahkan saya juga membuat daftar juga apa tugas tim saya, agar saya bisa ingat dapat update dari mereka. Menggunakan daftar jelas akan sangat membanty, karena dengan adanya daftar kita tak perlu repot mengingat-ingat banyak hal. Menulis di daftar juga membantu menjernihkan pikiran dan tetap tenang, karena begitu ada sesuatu di dalam kepala, langsung dituliskan.

Setiap pagi saya selalu menulis tiga hal paling teratas yang harus saya kejar di hari itu, ini agar saya bisa mengendalikan hari saya, dan saya cukup ketat mengikuti daftar saya itu. Lalu malamnya saya evaluasi semua daftar tadi, sambil melihat mana yang sebenarnya adalah suatu “pemaksaan”.

11. Siapkan sistem pembagian tanggung jawab

Pembagian tanggung jawab ini sangat sangat penting. Ibu dan pasangan harus saling membantu, jangan karena suami bekerja lalu ibu tinggal di rumah saja maka semua urusan rumah dan anak dibebankan pada ibu. Perlu dibuat pembagian sesuai ya.

Tapi kalau ada yang seperti saya, yang mau tak mau harus melakukan semuanya sendiri, kembalilah ke poin nomor 5. Cari bantuan.

12. Jadwalkan me time

Ini agak beda tentu saja dari waktu santai tadi. Ini adalah memprioritaskan diri sendiri, dan mentaati yang kita sudah tentukan itu. Misal, pergi menghabiskan weekend bersama teman-teman tanpa anak, atau sebulan sekali punya jadwal pampering. Anak-anak dan keluarga juga mengerti bahwa ibunya butuh waktu juga untuk dirinya sendiri.

13. Hindari hal-hal negatif

Rasa lelah ini bisa menular, saat kita lelah dan menguarkan aura kelelahan itu, sekitar kita juga akan merasakannya. Kalau saya, semakin banyak stres yang saya alami dan bila saya tidak peduli, akan semakin buruk jadinya. Saya selalu menghindari membuka media sosial atau grup pesan di saat saya sedang merasa lelah. Somehow konten media sosial menghibur, tapi kadang berita-berita negatif justru menguras emosi lebih banyak. Skip saja bila dirasa itu akan bikin kita makin cemas.

14. Ubah rutinitas

Setiap orang harus punya rutinitas, setuju. Tapi ternyata ya mengubah rutinitas dapat membantu kesehatan mental kita dan menghindari mom burnout. Saat kita merasa kewalahan dan sepertinya mulai lelah dan cemas, akan sangat membantu bila kita cek kembali jadwal, komitmen sama rutinitas kita. Apakah ada yang harus dikeluarkan atau diubah yang mungkin bisa memberi sedikit perubahan? Kalau saya sebagai contoh, meski dari rumah ke kantor itu jaraknya termasuk dekat, tapi macetnya yang luar biasa sudah sangat menguras energi saya di pagi hari. Ubah rutinitas! Tukar rute, meski lebih jauh tapi jam sampainya juga sama, dan tentu saja saya jadi dapat banyak ambience baru.

Poin terakhir

Di media sosial sekarang banyak konten dari para ibu yang mendapati diri mereka merasa kelelahan dan tidak dapat memenuhi tuntutan keluarga, pekerjaan, dan minat pribadi mereka. Percayalah, semua ibu butuh sharing dan butuh dukungan, even yang terlihat paling kuat sekalipun.

Empat belas cara di atas cukup simpel menurut saya, dan bisa langsung dipilih mana yang cocok untuk diterapkan mulai hari ini juga untuk mengatasi mom burnout.

Jangan lupa untuk menyebarkan artikel ini bila bisa berguna untuk ibu-ibu lainnya!

Sharing is Caring
  • 1
    Share

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

One thought on “Kebiasaan yang Bisa Membantu Para Ibu Mengatasi Burnout

  1. Pingback: Cara Menjadi Orang Tua yang Lebih Positif dan Optimis Dalam Menggunakan Kecerdasan Emosional | Life and Travel Journal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *