Gitar Terindah

Kemarin malam, ketika saya dan suami sedang di jalan untuk pulang ke rumah (minus Baby Vay, karena baru sembuh jadi sementara Baby Vay gak boleh jalan-jalan dulu), di tengah jalan – mobil kami sedikit terhalang oleh tiga sepeda motor. Hujan agak rintik-rintik, tapi sepertinya mereka tidak berusaha bergegas. Mereka jalan beriringan, dengan formasi yang sama. Pengemudi motor & pembonceng. Ketiga pembonceng memangku softcase di tengah-tengah. Dari bentuknya saya tahu isinya kalo bukan gitar elektrik pastilah gitar bass. “Wah anak band nih, mungkin mo ngisi acara di mana gitu pas malam mingguan.” Begitu kata saya ke suami.

Mohon Pamit

Hari ini di kantor ada yang kirim email MOHON PAMIT. No, bukan saya. Tapi seseorang yang sudah habis masa kerjanya, yang mengirim email perpisahan seperti layaknya karyawan yang mau berhenti kerja.

Dan kenapa saya bahas ini di postingan kali ini, dan dengan kategori “Ga Penting” pula. Iya, karena si sender itu mengirim email mohon pamitnya ke All User. All User ini maksudnya seluruh pegawai se-Indonesia, yang lebih kurang ada 6000 pegawai, termasuk di dalamnya jajaran BOD.

Anakku Sudah Bisa Pulang

Alhamdulillah, akhirnya setelah dirawat selama 9hari (4hari di RSIA B, yang bisa dibilang sia-sia karena tidak ada kemajuan apa-apa) dan 5hari di RS P (sebenarnya 3hari saja, 2hari istirahat penyembuhan), Baby Vay boleh pulang. Thx buat doa teman-teman.. 🙂

Diagnosa dokter, Vaya bukan terkena DBD, tapi hanya DD, disertai infeksi pencernaan akut. Dr. BL ini salah satu dokter spesialis anak senior, dengan spesialisasi darah. Bahkan DSA P saja mengaku kalo dia sering mengikuti seminarnya Dr. BL, makanya waktu kita bilang kita mo pindah ke Dr. BL, DSA P tidak bisa komentar banyak.

Anakku Sayang Anakku Sakit …

Lama tidak updated blog dan juga tidak blogwalking, rasanya seperti putus hubungan dengan dunia. Yeah, dua minggu ini pikiran saya terkuras habis untuk my baby Vaya. Maaf buat teman-teman karena saya lama tidak blogwalking, mudah2an bisa segera ya…

 

Vaya sakit, dan sekarang masih dirawat di RS “P”di kawasan perumahan Pantai Indah Kapuk. Untuk lengkapnya saya akan menceritakan kronologis tentang sakitnya Baby Vaya.

“Cukup sebentar saja kecewanya..”

Baru saja memasuki minggu pertama di awal tahun, saya sudah dikecewakan. Kecewa sama kebijakan perusahaan, kecewa sama management. Tapi rasa kecewa itu hanya bertahan sehari saja. Saya pikir, kalau mau kecewa tidak…

My RedBerry Curve 8320

Minggu lalu saya dibelikan BlackBerry Curve 8320 oleh hubby. Ceritanya itu sebagai hadiah ulang tahun saya di bulan lalu. Tadinya saya masih bersabar mau menunggu HTC KS740 yang katanya akan rilis di akhir November atau awal Desember. Tapi salah sendiri keluarnya kelamaan jadi saya pun berpaling pada yang lain. Si BlackBerry Curve seri 8320.

Pesona BlackBerry memang lumayan membius saya. Apalagi melihat hubby yang sudah bergaya duluan dengan Blackberry Boldnya, saya juga gak mau kalah set. Cuma tentu saja hubby gak mau dong kalo handsetnya sama dengan istrinya, jadi saya cukup yang curve aja katanya… yah gpplah, namanya juga kita dibeliin, ya alhamdulillah…

Petugas Parkir Nakal di Mall

Kemarin malam, ketika Baby Vay sudah terlelap tidur, jam delapan lewat saya dan hubby pergi ke Mall Kelapa Gading. Sebenarnya ini bukan jadwal kami untuk keluar, selain karena semalam adalah hari Minggu malam dan besoknya kami harus kerja pagi, cuaca juga sedang kurang bersahabat alias hujan.

Tapi berhubung beras hubby sudah habis, jadi kami bela-belain pergi juga mumpung ada waktu. Mungkin teman-teman pikir, kok beli beras saja sampai ke MKG sih? Hehehe… Iya, hubby saya memang mengkonsumsi beras organik yang kebetulan hanya dijual di Healthy Choice.

Playboy Gak Modal

Masih ingat postingan saya kemarin tentang perempuan bodoh? Kali ini ada berita terbaru tentang mereka, atau lebih tepatnya tentang si lelaki.

Lelaki yang sok jadi playboy tapi gak bermodal. Singkatnya Lelaki PGM aja deh alias Lelaki Playboy Gak Modal. Ini dapat ide dari komennya Om Jimmy yang bilang kalo mo jadi playboy at least bermodal dong, kekekeke…

Sa bilang buat mereka: “kita di Papua itu bicara pakai Bahasa Indonesia”

Di esempe saya dulu, di setiap ruang kelas ada bingkai yang agak besar terpajang di dekat papan tulis. Isinya :  “Pergunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Sekolah saya itu sekolah katolik yang cukup besar, dimana smp dan smu digabung jadi satu sekolah dengan halaman luas dan fasilitas lengkap, dan siswa-siswi di sekolah itu berasal dari banyak ras. Ada batak, tionghoa, jawa, dan melayu.

Yang agak unik dibandingkan sekolah lainnya, sekolah saya itu jumlah siswanya imbang antara etnis tionghoa dan pribumi. Kalau di sekolah katolik lain, ada yang mayoritas tionghoa, dan ada juga yang mayoritas pribumi. Yang paling seru tentu saja kalau terjadi perkelahian, karena biasanya merembet jadi tawuran antar etnis. Seru!