Yeeeayyy…
Saya menemukan satu buku yang belum dibuka. Yep, that’s right. Beberapa waktu lalu saya menulis bahwa salah satu aktivitas yang bisa dilakukan selama karantina di rumah adalah membongkar rak buku. Pasti ada buku yang belum dibaca. Dan benar saja, saya malah masih ada dua buku yang sampulnya belum dibuka.
Bicara soal kehidupan, terasa sudah enam bulan kemarin berlalu begitu cepat, dan sekarang meski pandemi corona-virus masih ada kita harus mulai mengisi enam bulan yang tersisa di tahun ini dengan double ekstra kerja keras untuk segalanya. Sebentar lagi anak mulai masuk tahun ajaran baru, dan para orang tua akan mulai duduk di kursi dengan sebenar-benarnya untuk jadi pendamping anak. Ini bukan lagi sekadar belajar di rumah selama tiga bulan (seperti yang kemarin kita lalui), tapi ini adalah sekolah. Kelihatannya serius nih, dan saya sudah deg-degan duluan. 🙂
Jangan lupa mampir untuk baca: Rekomendasi Buku Bacaan untuk Remaja
Mengisi waktu di rumah dengan melakukan berbagai hal positif adalah hal yang sangat penting, agar kesehatan mental kita terjaga. Salah satu jalan keluar agar tidak jenuh dengan kegiatan yang itu-itu terus, membaca bacaan berkualitas bisa jadi pilihan. Membaca dan memberi makan otak kita.
Semoga daftar buku bacaan yang menarik menurut opini saya ini dapat memberi sedikit penghiburan dan kesenangan di rumah selama musim menunggu pandemi ini.
1. The Game of Two Quests (Sherlock Holmes vs Arsene Lupin)
Sebagian besar pasti sudah familiar dengan tokoh fiksi bernama Sherlock Holmes ciptaan Sir Arthur Conan Doyle. Tokoh detektif Inggris begitu terkenal hingga novelnya begitu laris di pasaran, dan filmnya pun masuk box office.
Lalu siapa Arsene Lupin. Arsene Lupin adalah tokoh fiksi asal Prancis yang diciptakan oleh Maurice Leblanc. Berbanding terbalik dengan Holmes, Lupin adalah seorang pencuri. Namun novelnya justru sukses besar di Prancis. Dia dikenal sebagai pencuri aristokrat. Nah di novel The Game Of Two Quests : Sherlock Holmes VS Arsene Lupin ini, kedua tokoh yang bertentangan ini dipertemukan. Keduanya saling beradu kecerdikan dan kecerdasan dalam memecahkan kasus – kasus yang terjadi di Prancis.
Cerita dimulai ketika seorang bangsawan Perancis kelimpungan karena kehilangan harta berharganya, dan tertuduh pencurinya adalah Arsene Lupin. Sang bangsawan memutuskan untuk mendatangkan Sherlock Holmes sang detektif terkenal dari inggris, agar membantu menemukan kembali benda berharga tersebut. Arsene Lupin tentu saja tidak tinggal diam. Ia menyambut Holmes dengan banyak kejutan tak terduga. Keduanya mengerahkan semua kemampuan yang dimiliki, demi nama besar mereka masing-masing.
Sherlock Holmes memang hebat, terbukti ketika kemampuan hipotesanya berhasil mengenali Lupin yang menyamar saat keduanya bertemu. Mereka berbicara tentang kasus yang terjadi dan saling beradu argumen. Sherlock Holmes dengan kemampuan analisanya yang tinggi berhasil menjerat Arsene Lupin dan menangkapnya. Namun, Lupin juga punya kemampuan dan keahlian hebat untuk melepaskan diri. Keduanya memang sama-sama expert di bidangnyalah.
Lalu siapa yang keluar sebagai pemenang? Ya mesti baca bukunya.
2. The Hollow Needle
Saatnya masuk ke dunia Arsene Lupin. Novel karangan Maurice Leblanc dengan tokoh utamanya adalah Lupin sang monsieur pencuri, yang kali ini mengincar harta karun peninggalan Raja Perancis, mas kawin untuk Ratu Perancis, yang isinya mutiara, rubi, safir dan berlian yang tak ternilai harganya.
Dalam novel ini, Arsene Lupin berhasil mencuri lukisan mahal di salah satu rumah orang terhormat. Adalah seorang siswa genius, Isidore Beautrelet yang sangat berbakat sebagai detektif mencoba mengungkap semua kasus Arsene Lupin. Isidore berusaha mengungkap keberadaan Lupin, dan mengetahui bahwa Valmeras, suami dari Raymonde (yang baru saja menikah) adalah Lupin. Isidore bahkan berhasil menemukan tempat persembunyian Lupin bersama harta karun peninggalan Raja Perancis yang telah dicuri oleh Lupin. Detektif asal Inggris, Holmlock Shears pun ikut terlibat dalam kasus ini (which is nama ini sungguh familiar, seperti hasil bongkar pasar dari ‘Sherlock Holmes’ LOL).
Yang menarik dari novel ini adalah bagaimana Lupin kemudian merasa nyaman untuk menceritakan rahasia kelam dan pahitnya pada Isidore.
Membaca novel ini tidak seperti membaca novel biasa yang santai dan ringan. Saya banyak membuat sign note halaman-halaman yang menurut saya penting karena belum bisa saya pahami saat itu arahnya akan ke mana tapi saya yakin ada jawabannya di halaman-halaman berikutnya. Begitu ketemu, jadi lebih mudah untuk rewind ke clue di awalnya. Tapi bagi yang suka novel-novel detektif, thriller, misteri, maka buku ini bisa jadi pilihan.
3. After (Setelah Malam Itu)
“Devon dibawa ke rumah sakit dan diketahui kalau masih ada plasenta di dalam rahimnya. Begitu kondisinya membaik, ia pun mulai menjalani pengadilan, menghadapi tuntutan tindakan kriminal. Sebelum menghadapi pengadilan selanjutnya yang akan menentukan apakah akan diadili sesuai pengadilan kriminal dewasa atau remaja, Devon menempati rumah barunya, penjara yang nantinya membuat dia belajar. Devon masih menyangkal kalau dia yang melakukan semua itu, mengalami semua ini. Ia menghadapi tuntutan Percobaan Pembunuhan Tingkat Satu, Mengabaikan Kewajiban atas Tanggungan Anak Tingkat Dua, Kelalaian Kriminal Tingkat Dua dan Penyerangan Tingkat Tiga. Empat tuntutan sekaligus. Meski pengacaranya memintanya berterus terang, namuna Devon mengaku lupa akan kejadian Malam Itu, dia merasa tidak mengandung ITU.
Sejak kecil Devon memang sudah menyimpan gangguan psikologis seperti depresi, dan tertekan dengan perilaku ibunya, dan kemudian dia mengalami tekanan mental ketika menyadari dirinya hamil. Kondisinya yang di dalam pikirannya bertentangan dengan nilai moral yang dia terapkan ke dirinya, sebab dia tak ingin berakhir seperti ibunya yang hamil di luar nikah, membuatnya memblokir semua pemikiran dan memori mengenai kenyataan hamilnya dirinya.
Menarik membaca cerita ini, karena kita akan berusaha berpikir menjadi Devon. Mencoba memahami apa yang dirasakan seorang remaja yang berusia 15 tahun, yang berasal dari keluarga broken home, kemudian hamil di luar nikah, kebingungan harus bagaimana dan harus menjalani semuanya sendirian. Devon melakukan banyak penyangkalan, dari penyangkalan akan Malam Itu, hadirnya ITU selama sembilan bulan, juga penyangkalan terhadap dirinya sendiri. Kalau kita berada dalam situasi seperti Devon, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan melakukan hal yang sama? Menganggap kehamilan itu tidak pernah ada, sampai kemudian ketakutan sendiri ketika bayi itu lahir dan tidak ada orang lain yang membantu, tidak tahu apa yang harus dilakukan, dsb dsb.”
Ini adalah koleksi buku lama saya. Saya baru membacanya ulang untuk menggali lagi isinya. Dan menurut saya ini bagus dibaca setiap orang tua yang punya anak remaja, agar kita bisa mengingat kembali bagaimana cara remaja berpikir.
4. Lelaki Harimau
“Berlatar sebuah desa tak bernama, pembunuhan brutal terjadi; seorang pemuda bernama Margio menghabisi tetangganya, seorang lelaki paruh baya bernama Sadat, dengan cara menggigit lehernya sampai nyaris putus. Korban dikubur dan si pembunuh ditahan, namun Margio berkata bahwa bukan ia yang membunuh Sadat,, melainkan harimau di tubuhnya. Itu adalah kisah pembuka di halaman pertama.
Harimau itu konon warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Ada juga yang memperolehnya karena kawin dengan harimau. Namun, ketika kita membaca halaman-halaman berikutnya, ‘harimau’ ini semakin terasa sebagai semacam simbol belaka, simbol dari amarah pemuda Margio yang terpendam selama bertahun-tahun akibat kekerasan yang diterimanya bertubi-tubi dari ayahnya, Komar bin Syueb, kemiskinan, dan penderitaan ibunya yang tiada akhir, juga keinginannya untuk bisa membuat ibunya bahagia.”
Eka Kurniawan adalah salah satu penulis yang karyanya punya gaya berbeda. Dia selalu menulis dengan lugas, mungkin juga kasar, semacam mengundang kita masuk ke rumahnya, yang memberi kebebasan dan longgarnya peraturan. Yang mana kau tak perlu takut mengucap sumpah serapah atau kata kotor, tak takut membicarakan hal-hal yang tabu dengan suara yang kuat. Ya, seperti itulah isi buku-bukunya. Lugas, berani, dan berkarakter.
Novel ini bercerita tentang cinta, pengkhianatan, birahi, moralitas, yang berlatar budaya mistis Jawa pada tahun 80-an. Menurut saya, it’s a good thing buat kita membaca novel seperti ini, ini membuat kita belajar mengenal isi terdalam dari kepala dan hati seorang manusia. Nilai-nilai moral yang kita pelajari selama ini, jauh sudah terlempar ke belakang kalau kita sudah baca novel ini. Dulu saya membaca novel pertamanya, Cantik Itu Luka, dan itu menurut saya adalah the best and the must have. Asli.
Nah buku ini pun sama kerennya. Bagi yang belum pernah membaca karangan Eka Kurniawan mungkin akan terkaget-kaget dengan bahasa di dalamnya. Tapi tak ada salahnya mengisi rak buku dengan buku keren ini. Belilah novel Lelaki Harimau.
5. Memoirs of a Geisha
“Reading gives us someplace to go when we have to stay where we are” Mason Cooley
Ini adalah salah satu novel yang wajib dibaca. Kalau tidak dibaca, rugi. Seperti pernah saya bilang, novel akan memperkaya ilmu kita tentang kehidupan. Dan novel Memoirs of a Geisha adalah salah satunya. Seharusnya saya hanya menulis sedikit saja sinopsisnya, tapi cerita ini terlalu menarik jadi tak apalah ya saya buka cerita besarnya di sini.
Yang belum pernah membaca buku ini, lalu mendengar kata Geisha, biasanya langsung terbayang sosok wanita Jepang yang anggun dan cantik memakai kimono berdiri diantara barisan pohon sakura sambil mengedipkan matanya di balik kipas. Namun, tahukah kita bagaimana sebenarnya perjuangan untuk menjadi seorang geisha? Menggunakan gaya bahasa yang menghanyutkan, Memoirs of a Geisha akan membawa pembacanya jauh ke dalam setiap rahasia kehidupan para geisha.
Kalau saya baca, novel ini tergolong pada verifiable fiction yang artinya dalam beberapa aspek isinya adalah murni fiksi, namun demikian cerita berjalan dengan latar yang terinspirasi dari kejadian-kejadian bersejarah yang nyata. Penulisnya hebat nih, dia mampu menggabungkan fiksi dan nyata dengan sangat halus. So seperti membaca kisah nyata.
Chiyo, sebelum menjadi geisha, berasal dari perkampungan nelayan yang miskin. Ibunya menderita kanker tulang dan ayahnya tidak bisa membiayai pengobatannya. Jadi agar bisa membiayai pengobatan ibunya, ayah mereka menjual Chiyo dan Satsu kakaknya. Chiyo mendapat kesempatan untuk tinggal di Okiya Nitta, sementara kakaknya tidak beruntung dan harus berakhir di rumah bordil. Chiyo harus menghadapi beratnya kehidupan dengan menjadi pembantu di okiya, dan gagal disekolahkan menjadi geisha karena dia mencoba kabur dari okiya itu demi mencari Satsy. Hatsumomo, geisha populer yang menjadi kebanggaan okiya menjadi pusat masalah yang terus menghantui Chiyo sampai dewasa.
Chiyo tetap bertekad menjadi geisha, karena setiap hari kehidupannya di okiya adalah hutang. Sampai akhirnya universe mempertemukan Chiyo kecil yang masih berusia 12 tahun dengan Chief, seorang pria paruh baya, saat dia sedang merenungi nasibnya di tengah jembatan. Rasa kagum Chiyo yang luar biasa pada Chief menjadi rahasia terbesar dalam hidup Chiyo yang harus disimpannya dalam-dalam. Buat saya, ini sungguh manis ketika seorang anak kecil bahkan sudah bisa mengagumi (bahkan jatuh cinta) pada pria seusia ayahnya.
Adalah Mameha, seorang geisha senior dan populer saingan Hatsumomo yang kemudian datang ke okiya, meminta kepada ibu pemilik Okiya agar Chiyo bisa menjadi adiknya yang mana Mameha yang akan menyekolahkan Chiyo sampai berhasil menjadi geisha, dengan syarat bahwa bila Chiyo berhasil melunasi hutangnya, maka Chiyo diizinkan keluar dari okiya itu. Sebab pada dasarnya siapapun yang masuk ke dalam okiya tidak akan bisa keluar, sampai dia bisa melunasi hutang. Ongkos datang, biaya makan, biaya pakaian, biaya sekolah, semua dicatat. Dan tujuan okiya menyekolahkan geisha agar menjadi terkenal dan populer adalah agar nanti sang geisha bisa mewarisi okiya itu. Itu sebabnya persaingan keras terjadi di dalam okiya. Akhirnya, Chiyo berhasil menjadi geisha berkat didikan Mameha dan siap untuk go public. Namanya pun berubah menjadi Sayuri, dia bukan lagi anak perempuan kecil dari desa nelayan, sekarang dia adalah seorang geisha. Bahkan bukan itu saja, pemilik okiya yang tadinya memandangnya sebelah mata, justru mengadopsinya secara resmi, dan Sayuri menjadi pewaris Okiya Nitta.
Hanya itu saja? Oh jangan salah. Masih banyak cobaan berat yang dilalui Sayuri setelah menjadi geisha.
Novel ini begitu menarik karena kita akan dihadapkan pada banyak hal yang (mungkin) tidak sesuai dengan nilai yang kita anut dan membuat kita berpikir. Ketika seorang geisha mulai naik daun, maka saatnya dia melakukan lelang keperawanan. Geisha tidak menjual dirinya pada sembarang lelaki, geisha juga tidak boleh jatuh cinta. Bila ketahuan seperti halnya Hatsumomo, maka value geisha itu akan berkurang dan pastinya mendapat hukuman berat dari pemilik okiya. Geisha adalah seniman, dan bila dia beruntung dia akan memiliki seorang pelindung, yaitu seorang “suami” yang akan menjadi pemberi nafkahnya untuk seterusnya. Sebuah hubungan transactional.
Aspek paling kuat dari novel ini adalah akar ceritanya yang sangat kuat dengan permasalahan yang juga kompleks. Menjadi seorang geisha bukan sekadar butuh wajah cantik, tapi juga butuh talent dan kerja super keras, karena geisha menjual seni. Tidak semua orang bisa menjadi geisha, bahkan bila anak itu tak cukup bagus, dia bisa dikembalikan oleh sekolah ke okiya. Seorang geisha harus bisa memainkan alat musik shamisen, menyanyi, menari, sampai mempunyai kemampuan diplomasi.
Membaca novel ini akan meruntuhkan anggapan bahwa geisha tidak ubahnya seperti pelacur. Itu anggapan yang salah. Kedudukan geisha sama dengan seniman, sebab kita akan melihat betapa geisha sangat menjaga kehormatan dirinya saat harus bisa memikat tamu-tamunya.
Satu hal yang perlu digaris bawahi dari novel Memoirs of a Geisha ini adalah bahwa kehidupan ini tidak pernah bisa ditebak arahnya. Hari ini kau bisa bahagia tapi besok bisa kebalikannya. Namun juga ada nilai dari cerita tentang ketangguhan seorang gadis kecil yang dibuang keluarganya ke sebuah tempat yang sama sekali asing baginya. Terputus begitu saja dari hangatnya keluarga, tanpa pernah berkesempatan untuk ketemu lagi. Namun kemudian berhasil menemukan tempatnya di dunia.
6. Steve Jobs
Ini adalah buku yang wajib dibaca oleh setiap orang, tua maupun muda. Ketenaran Steve Job dengan produk Applenya begitu fenomenal, namun tak banyak yang tahu betul kehidupannya, sepak terjangnya sampai Apple bisa menjadi produk yang mampu membius siapa saja.
Buku setebal 600 halaman ini berisi A-Z tentang Steve Jobs. Walter Isascson sang penulis sangat baik menjalin cerita, ia membuat setiap chapter pada buku menjadi satu topik tertentu sehingga pembaca merasa enak membacanya. Ia menuliskan semua sisi Steve Jobs secara lengkap dan komprehensif, dan berusaha membuat tulisannya balance antara komentar dan pandangan positif negatif.
Sebelum membaca buku ini, saya melihatnya sebagai orang yang cool, santai, bos yang tenang. Tapi di buku ini kita bisa lihat bagaimana Jobs sebagai visioner yang sangat egois, mudah marah, dan lidahnya setajam pisau bila bicara pada co-workernya. Namun itu bisa dipahami sih, karena biasanya orang yang begitu adalah mereka yang memang sangat menuntut kesempurnaan dan akan tekun berusaha menghilangkan semua hambatan. Kemampuannya dalam fokus, attention to details, itu patut dicontoh. Jangan lihat jeleknya terus, tapi ambil baiknya saja.
Lalu, dengan lidahnya yang ‘jahat’ itu bagaimana sih Jobs mempertahankan orang-orang terbaik? Jobs selalu bilang pada karyawannya: “the journey is the reward”. Benar tentu saja. Intinya adalah, jadi orang jangan terlalu baper. Untuk membuat produk terbaik dan inovatif, harus ada semangat juang yang kuat termasuk tahan banting menghadapi hinaan orang lain. Gaya Jobs ini yang berhasil mendorong banyak orang untuk beyond the limit. So, bacalah buku ini agar bisa belajar strategi bisnis dari seorang Steve Jobs, belajar berpikir seperti dirinya, belajar bagaimana mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Keren deh pokoknya.
Jangan lupa bahwa meskipun proses belajar sekolah hanya di rumah saja, lengkapi koleksi buku-buku karena ada promo Back to school buku sekolah sampai 31 Juli 2020.
Sebenarnya masih banyak buku bacaan menarik yang mau saya rekomendasikan di sini, tapi kok ya capek juga nulisnya. Nanti deh ya disambung lagi. Enam dulu, mixed antara novel dan biography. Semoga suka ya! 🙂
Salam saya,
-ZD-
Pingback: 6 Tips Agar Hidup Lebih Tenang Menyambut 2021 | Life, Parenting & Travel Journal Mommy Blogger
Pingback: Rekomendasi Buku Bacaan: Different Seasons - Stephen King | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Pingback: 5 Tips Manajemen Screen Time | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Pingback: Cara Tetap Kreatif Saat Work from Home | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Pingback: Rekomendasi Hadiah Terbaik Buat Wanita | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Satu-dua tahun lalu saya pernah baca beberapa ulasan soal novel-novel Eka Kurniawan. Ada penulis yang bilang bahwa realisme magisnya sekelas Pram dan Murakami. Bikin penasaran, tapi sampai sekarang belum digiring untuk baca Eka. Baca sinopsisnya Lelaki Harimau bikin saya makin penasaran. 😀
Saya pertama kali baca Cantik Itu Luka terkaget2 sekaligus kagum dengan keberanian dia mengajak orang membebaskan pikiran. Coba deh baca… Cantik Itu Luka juga luar biasa… 😀