Adaptasi Kebiasaan Baru Saat Kembali Bekerja, Mesti Ngapain?

Ada yang sudah work from the office atau WFO? Sepertinya bulan Juli ini kantor-kantor sudah mulai on track ya menjalankan new normal atau adaptasi kebiasaan baru. Sudah ada perusahaan yang mulai mengembalikan kondisi seperti awal, yaitu karyawan sudah mulai kerja di kantor meski secara bergantian. Jadi sebagian karyawan ada yang masuk pagi sampai siang menjelang sore, lalu ada yang masuk kantor agak siangan sampai sore menjelang maghrib. Bahkan sebagian kantor, contohnya kantor teman saya di perusahaan finance, menerapkan sistem shift hari. Dua hari WFO, tiga hari WFH.

Setelah sekian bulan WFH, yakin deh pasti butuh beradaptasi lagi. Sebab kini kita harus berusaha membuat diri kita nyaman menjalani kondisi yang sekarang. Rasa was-was pasti masih ada, tapi jangan sampai terlalu parno. Ditambah lagi sekarang anak kita harus belajar dari rumah dan ini sudah masuk tahun ajaran baru, artinya orang tua bekerja bakal lebih kelabakan. Lalu bagaimana ya biar bisa menjalani kondisi sekarang senormal dulu sebelum pandemi?

Adaptasi Kebiasaan Baru

Mulai diskusi dengan atasan, tim dan pihak kantor

Salah satu teman saya yang merupakan kepala divisi berbagi cerita pada saya tentang bagaimana mereka menerapkan jadwal shift. Karena kantor mereka berada di gedung yang juga disewa oleh perusahaan-perusahaan lainnya, maka untuk meminimalisir pertemuan dengan banyak orang, mereka membagi shift kerja karyawan sesuai hari. Pemilihan hari juga disepakati dengan baik, agar sama-sama merasa nyaman. Apalagi bila ada mamak yang sudah harus bekerja di kantor tapi anaknya belum ada yang menjaga di rumah, dengan shift ini lumayan terbantu karena bisa bergantian dengan suami, atau dengan keluarga.

Di perusahaan lainnya yang sebagian besar karyawannya masih wfh, juga memberikan fasilitas rapid test bila ada karyawan yang memang harus kerja di kantor atas arahan atasannya.

Menentukan moda transportasi yang nyaman

Ada perusahaan yang menyediakan bus shuttle untuk karyawannya, untuk beberapa daerah tujuan. Ini lumayan membantu karena artinya kita tidak perlu merasa cemas saat harus naik kendaraan umum. Tapi bila perusahaan tidak menyediakan ini dan mengharuskan karyawan untuk effort sendiri, dan mungkin tidak semua beruntung bisa diantar driver pribadi, saatnya mulai menyiapkan rencana. Salah satu teman saya yang rutin naik commuter line, menyiasati dengan memilih shift kerja di hari yang tidak terlalu padat penumpang, serta berangkat sangat pagi. Lalu ada yang kemudian memilih untuk menyetir mobil atau motor saja sampai kantor karena kalau tiap hari naik taxi bisa bikin dompet koyak. Teman lainnya tetap tak masalah naik ojol, tapi dia bawa helm sendiri meski memang agak repot.

Bawa bekal saja untuk makan siang

Saya paling rekomen untuk membawa bekal sendiri dari rumah ketimbang beli saat di kantor. Mulai dari bahan-bahannya, proses pembuatannya, kita tahu dan tentu rasanya lebih nyaman dan aman untuk dikonsumsi. Bawa juga perlengkapan makan sendiri, lupakanlah kebiasaan pakai sendok garpu di pantry kantor misalnya. Kalau suka gonta-ganti tas bekal, boleh juga beli peralatan makan to go sekaligus beberapa set, biar lebih murah di ongkos kirim. 🙂

Tapi kalau terpaksa harus beli makanan untuk lunch, sebaiknya beli sendiri makanannya, tidak usah menitip ke OB, selain turun sendiri juga lebih sehat karena kita bergerak, juga agar kita bisa melihat sendiri proses penyajian dari warung makannya. Kalaupun mau beli online, ingatkan pada restorannya agar menyegel plastik makanan. Kemudian begitu sampai di kantor, plastik pembungkus makanan dibersihkan terlebih dahulu.

Strict pada kebiasaan menjaga kebersihan

Inget untuk selalu membawa starter pack new normal. Biar gak terlalu ribet dengan banyak bawaan saking parnonya, at least yang bener-bener harus diperhatikan ada di dalam tas kita adalah hand sanitizer dan cairan desinfektan botol kecil, dan cadangan masker yang cukup. Bagi yang naik kendaraan umum tentu lengkapi dengan jaket, dan face shield (carilah yang nyaman dipakai).

Di mobil pribadi juga tak ada salahnya memasang humidifier agar bisa mematikan bakteri-bakteri dan virus yang mungkin saja tanpa sengaja menempel di baju kita. Saya juga pasang humidifier, satu untuk di mobil dan juga untuk di rumah.

Berikut ini beberapa rekomendasi humidifier mini dan portabel yang bisa digunakan di mobil, di meja kerja, di rumah, bahkan juga bisa buat traveling.

humidifier portable

  1. Humidifiers for Baby
  2. econoLED Car Humidifier 
  3. Portable Desktop Humidifier for Traveling

Yang terakhir adalah tetap berusaha untuk positif dan siap dengan segala perubahan. Sebab pandemi tiga bulan kemarin saja bisa bikin semua berubah cepat, dan sekarang kita pun sudah bersiap dengan adaptasi kebiasaan baru. Siapa yang tahu esok lusa ada perubahan apalagi. Yang penting stay healthy ya.

Salam,

ZD

TehSusu may earn a commission when you buy through links on our site.

 

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

3 thoughts on “Adaptasi Kebiasaan Baru Saat Kembali Bekerja, Mesti Ngapain?

  1. Pingback: 9 Kebiasaan Sehat yang Sebaiknya Diterapkan Sejak Sekarang | | Life & Travel Journal Blogger Indonesia

  2. Zam

    di kantor juga sudah membuka lagi dan memperbolehkan karyawan masuk. namun secara umum, kantor masih memperbolehkan karyawan untuk WFH. jika pun masuk kantor pun, protokolnya cukup ketat, misal meeting tidak boleh lebih dari 5 orang, dan posisi duduk sudah diatur sedemikian rupa. kebijakan kantor selalu diperbarui setiap pekan, menyesuaikan dengan aturan dari pemerintah, namun ada penyesuaian.. kalo aku sih masih melakukan WFH dan nunggu sampai merasa benar-benar aman.

    • Zizy Dmk

      Oh boleh yaa pilih wfh meski udah ada wfo?
      Baru aja beberapa teman ngabarin mereka pada wfh lagi karena di gedung mereka ada kantor lain yg pegawainya 2 org positif…. Jakarta lagi tinggi lg angka positifnya.

Leave a Reply to Zam Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *