[Bali Trip] Berbikini di Pantai Padang Padang

Pantai Padang Padang Bali

Pantai Padang Padang Bali

Saat kami main ke Pantai Pandawa sebelumnya, Nona Vay berkomentar, “Kok tidak banyak orang asing di pantai ini?” Dan ya itu, seperti yang saya katakan, karena Pantai Pandawa sudah sangat ramai, turis asing berbikini hampir tidak ada.

Tapi, begitu tiba di Pantai Padang Padang, nah… baruuu..!

Ceritanya, sebelum ke Bali, saat membuat itinerary mencari pantai-pantai yang indah dan masih dalam cakupan lokasi yang sama dengan tujuan wisata di hari itu, saya menemukan Pantai Padang Padang ini sebagai referensi tujuan. Waktu itu penasaran karena saya lihat karang-karangnya cantik sekali, mirip dengan batu-batu karang di Biak. Nah, saat sudah di Bali dan browsing lagi tentang pantai ini, ternyata Pantai Padang Padang ini mulai terkenal sejak dijadikan lokasi syuting filmnya Julia Robert, Eat Pray Love.

Pantai Padang Padang sendiri terletak di kawasan Pecatu yang berada di bagian ujung barat daya pulau Bali. Lokasinya berdekatan juga dengan objek wisata Pura Luhur Uluwatu, tempat kita bisa menikmati sunset sekaligus juga menikmati sajian Tari Kecak. Jadi kalau dari pantai kita mau lanjut ke Uluwatu, sudah dekat.

Nah, pertama tiba di lokasi, saya sempat bingung, kok nama planknya Pantai Labuan Sait. Ternyata itu nama resminya ya bo’. Saya juga gak tahu kenapa namanya berubah jadi Pantai Padang Padang.

(Kayaknya banyak juga ya pantai yang ganti nama)

Pantai Labuan Sait atau Pantai Padang Padang

Pantai Labuan Sait atau Pantai Padang Padang

Saat membayar tiket masuk sebesar Rp5000/orang, petugasnya bilang ke Vay, “Adek, kuenya disembunyikan dulu, ya. Soalnya ada monyet. Takutnya nanti diikuti terus diminta.” Langsung cemilan di tangan Vay pindah ke ransel maminya. Takut. Tapi sebenarnya monyet di Pantai Padang Padang ini tidak terlalu banyak, tapi lumayan. Adalah delapan sembilan ekor yang kelihatan kemarin nangkring di dekat pintu masuk.

Satu yang unik dari Pantai Padang Padang ini adalah akses ke pantainya. Ini sih baru bener-bener pantai ya (perasaan semua pantai di Bali saya bilang pantai beneran ya!), soalnya untuk dapat turun atau naik, hanya ada satu jalan yang bisa dilewati. Yaitu goa karang yang hanya bisa dilewati maksimal dua orang langsing bersisian. Dan di tengah goa ada penyempitan, sehingga yang naik atau turun harus saling mengalah, agar bisa bergantian. Tahu dong turis asing  rata-rata badannya gede-gede, jadi jelaslah sudah harus gantian. Tapi jangan khawatir, mungkin sebentar lagi akan ada akses yang lebih besar, karena kemarin saya lihat sedang ada pembangunan akses baru di sisi sebelah, berupa tangga-tangga batu yang lebar. Hmm tapi kalau tangga-tangga itu sudah jadi, mungkin goanya ditutup, rugi lho bagi yang belum merasakan masuk ke pantai dari goa. Makanya buruan ke Pantai Padang Padang. Hehe…

Apa komentar pertama Vay saat melihat pantainya? “Ini baruuu isinya orang asing semua.” Dan dilanjutkan dengan pertanyaan, “Kenapa semua pakaiannya begini, sih?” Hahah…. Yo’i, di Pantai Padang Padang ini isinya turis asing semua, dan semuanya berbikini. Sepanjang sisi pantai itu penuh dengan turis asing yang sedang santai berjemur.

Kami berdua sepakat bahwa pantai ini jauh lebih private dan lebih indah dari Pandawa Beach. Sudah jam setengah empat sore, ombak-ombak mulai berdansa menghantam bibir pantai. Saya melihat ada binar di mata Vay. Wah alamat nih, pikir saya. Dan tak lama Vay menoleh ke saya dan berkata, “Mami bawa baju ganti lagi, gak?” Benar kan?? Masih mau masuk lagi ke pantai…. Padahal siang tadi baru panas-panasan di Pandawa Beach. Dan kami kan masih mau lanjut ke Pura Uluwatu lagi. Untung masih ada baju renang yang tadi gak jadi dipakai saat di Pandawa Beach. Dan, masuklah Vay ke pantai. Puas banget mantai deh pokoknya si Vay selama di Bali. LOL.

Vay lagi penasaran lihat orang belajar surfing

Vay lagi penasaran lihat orang belajar surfing

Kemarin itu air di Pantai Padang Padang ini sudah sepinggang dari tepi hingga ke tengah, dan ombaknya sudah banyak, tapi Vay suka sekali diterpa-terpa ombak. Maminya sih nunggu aja ya di warung sambil minum soft drink, sementara Vay asyik main ombak dan melihat mereka yang sedang belajar surfing. Saya tawarkan mau ikutan belajar surfing gak, katanya gak mau. Biasanya sih gak mau karena gak ada temannya. Mungkin nanti kalau ada temannya, mau juga. Wong itu ombaknya cakep banget gitu lho. Keren abiez deh pokoknya. Oh iya, info bagi yang mau belajar surfing di sini, biayanya Rp400rb/jam. Bagi yang sudah bisa dan mau surfing sendiri, biayanya Rp200rb/jam.

Kami bergerak dari sini sejam kemudian, itu pun saya sampai harus mendekat untuk memanggil Vay. Kalau tidak, dia tak akan naik.

Eniwei, untuk toilet dan tempat bilas di sini memang tidak terlalu banyak, tapi lumayanlah. Warna keramiknya biru jadi kesannya bersih (dan memang tidak kotor juga, so so lah), beda dengan di Pandawa Beach yang tempat bilas yand dekat pantainya itu hanya lapisan semen.

Mau ke Bali dan main ke pantai? Nah, jadikan Pantai Padang Padang ini ya sebagai salah satu pantai tujuan.

-ZD-

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

12 thoughts on “[Bali Trip] Berbikini di Pantai Padang Padang

  1. Pingback: 6 Tempat Wisata Ini Cocok Jadi Pilihan untuk Refreshing Setelah Pandemi COVID-19 | Life & Travel Journal Blogger Indonesia

  2. Pingback: Life & Travel Journal Blogger Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *