Katong Pu Ikang Kua Kuning

Akhirnya jadi juga ke dapur. Hahahaha…. ketahuan deh gak pernah ke dapur. But hari ini saya menyempatkan diri ke dapur untuk masak makanan tergampang (versi saya lho yaa…) berpartisipasi di acara Ladies Program-nya Pakde Cholik.

Syaratnya masakannya : ada unsur ikan dan sayurannya. Hmm yang mau disharing ini mungkin unsur sayurannya gak ada ya, soalnya di rumah masaknya yang standard-standard aja sih.

Baby Vay On Cam

Akhirnya jadi juga pasang kamera pengawas di rumah. My husband menepati janjinya, minggu kemarin kamera sudah terpasang. Beli kameranya di Mangga Dua, sekitar 2jt-an, lalu setting ip dll, udah jadi deh. Saya sudah bisa akses dari kantor, hanya tinggal memasukkan user dan passwordnya saja.

Pagi ini saya sedikit kemaruk, terus-terusan memantau Vay, sampai lupa bahwa bandwith speedy di rumah ntar bisa jebol :D. Karena kameranya bisa rolling 360 derajat, jadi bisa akses kemanapun Vay bergerak. 

Uangku Bukan Uangmu – part 2

Masih ingat postingan “Uangku Bukan Uangmu.”? Nah kali ini saya mau buat postingan lanjutannya. Kalau dulu membahas tentang “So what? I can do everything I want with my money..” sekarang bahasannya tentang,”Urusan masing-masing ya bayar masing-masing.” Hehehee…

Pernah gak saat diajak kencan sama seseorang, kita mikir, nanti siapa yang bayar ya? Dia yang bayar atau bayar sendiri-sendiri? Anda tidak perlu khawatir mikir siapa yang bayarin siapa kalau kencannya di sejenis warung kopi modern kayak Starbucks, karena siapapun yang datang duluan so pasti akan pesan minum duluan dan yang datang belakangan cukup tahu diri untuk mengerti bahwa dia harus mengantri dan membayar minumannya sendiri. Beberapa kali saya janji ketemu orang di Jco juga bayar masing-masing, tak peduli siapa yang mengajak.

Asisten & Babysitter baru lagi…

Ceritanya, dua hari lalu datang babysitter baru dari yayasan, umur 19thn, berseragam putih-putih. Saat saya pulang kantor, di teras depan rumah si babysitter baru sedang duduk bersama si transporter (ciee…

Oleh-oleh Mudik 1 : Lebaran di Siantar

Akhirnya online juga. Sebenarnya sih waktu mudik kemarin kita bawa laptop, tapi karena ternyata selama disana saya ngurusin Vay terus — yang ngintil aja kemana maminya pergi — alhasil tidak sempat mengupdate berita lebaran selama mudik. Hanya sempat update blog Vaya saja hehee.

Actually saya tuh selalu berlebaran di Medan (karena base keluarga saya ya di Medan), cuma memang sudah hampir 4 tahun belakangan ini saya mudiknya ke Siantar, karena papi saya stay for a while di Siantar, jadilah kami lebarannya di Siantar. Gitu lho…

Kalung Kenangannya Peterpan

Dua hari yang lalu saya ketemu dengan seorang teman lama saya, dulu kami sekantor di Medan sebelum akhirnya dia kena mutasi juga ke Jakarta. Kami memang janjian mau pergi belanja ke Sarinah. Yah, secara ini kan mau lebaran, barangkali aja ada diskon-diskon menarik disana. Teteeup ya perempuan, tetap aja gak bisa melewatkan yang namanya diskon.

Waktu di dalam mobil, teman saya itu nyeletuk begini : “Sy, aku lihat gelang emasmu dari dulu itu-itu aja. Gak ganti-ganti,” ledeknya sambil tertawa. “Gantilah. Udah expired itu.”

Dilema Menyekolahkan Anak Terlalu Dini

Sabtu kemarin adalah hari terakhir Vay sekolah sebelum libur lebaran. Sekolahnya mulai libur Jumat depan, pas sekali dengan rencana kami mudik ke Medan pada hari itu.

Mungkin ada yang akan bertanya, kenapa Vay masih kecil begitu (belum juga 18bulan) sudah sekolah? Memang banyak perdebatan seputar anak-anak yang terlalu dini dimasukkan playgroup. Karena ditakutkan nantinya anak akan bosan sekolah.

Persiapan Mudik

Sebentar lagi mudik. Sudah pada siap-siap untuk mudik belom? Tiket, uang tunai, oleh-oleh. Perlengkapan printilan buat yang mudik bawa anak.

Saya sudah menyicilnya dari sekarang. Tiket pesawat, sudah ada di inbox, tinggal print nanti saat dekat-dekat mau berangkat. Koper-koper sudah diturunkan dan dibersihkan. Plastik-plastik untuk tempat baju kotor sudah dimasukin sekalian. Pakaian tinggal disusun mendekati hari H. Tidak bawa banyak-banyak karena masih banyak stock di Medan hihihih… Perlengkapan mandi juga sudah lengkap di dalam kotaknya. Tinggal masukin koper aja. Kamera dan notebook, belakangan.

Gempa Woi… Gempa…

Kemarin sore Jakarta gempa. Dan dalam hitungan menit saja, jaringan langsung busy, semua orang sibuk menelepon kesana-kemari, jangan lupakan pula mereka yang langsung mengupdate statusnya di facebook.

Saat gempa terjadi, saya sedang di kantor, duduk santai bersila di atas kursi. Lagi blogwalking. Tiba-tiba kok rasanya kursi saya jadi kursi goyang nih, gujlak gujluk gujlak gujluk. Saya berhenti mengetik, lalu memandang teman di depan saya. “Gempa nih,” kata teman saya. “Iya.” Saya mengiyakan. “Enggak ah,” kali ini teman yang lain nyambung. Mungkin karena dia sedang berdiri dan barusan ngobrol dengan temannya jadi tidak merasakan.