Jalan-jalan Singapura – Menikmati Manisnya Hidup

Secangkir teh susu: Seperti kata iklan, manisnya hidup kita yang tentukan. Maka, begitulah. Hidup memang tak bisa statis, tak melulu senang, dan juga tak melulu sedih. Tergantung bagaimana menyikapi persoalan hidup ini, begitu bukan?

Minggu lalu, saya ke Singapura lagi. Kali ini kami berangkat berlima. Saya, Vay dan mbaknya, bersama seorang teman dekat saya di kantor, juga dengan anaknya, Raisa. Kami sudah pesan tiket pesawat sebulan lalu, untuk berlibur selama tiga hari dan tiga malam di Singapura. Judul perjalanan kali ini jelas, bawa anak jalan-jalan, dan bukan untuk shopping. Ibu-ibu boleh saja shopping tapi yang penting adalah anak-anak harus senang. Sengaja diambil tiga hari agar kita tidak tergesa-gesa dan lebih santai menikmati liburan.

Sempat ada kendala sedikit dengan kami para emak. Saya, beberapa hari sebelum keberangkatan mengalami sakit bulanan, dengan pendarahan sangat banyak sampai terkapar dan pusing berhari-hari diikuti oleh diare di hari terakhir. Lalu Mba Anum teman saya, kakinya terkilir dan bengkak besar, sehari sebelum keberangkatan. Alhamdulillah kami pelan-pelan sehat juga saat hari keberangkatan tiba, meski Mba Anum harus tertatih-tatih jalannya selama acara jalan-jalan kemarin.

Day 1: 23 Mei 2013

Kami berangkat dari Jakarta dengan Air Asia pagi-pagi sekali. Perjuangan memang, harus bangun pagi banget, tapi tak apalah. Pertimbangan kami, meskipun tiba di bandara Changi juga pagi banget, tidak jadi masalah karena Changi sendiri sudah seperti mall, semua semua ada. Anyway, ini adalah pertama kalinya saya terbang dengan Air Asia setelah lima tahun, tepatnya setelah tidak ada lagi rute Air Asia Jakarta-Medan. Dan saya baru kembali merasakan betapa nyamannya terbang dengan Air Asia, bila di-compare dengan perjalanan bulan lalu pakai Garuda Indonesia. Mungkin karena Air Asia pesawatnya Airbus, jadi lebih terasa nyaman di udara, dan kursinya juga lebih luas. Kalau Garuda, jarang banget dapat Airbus (kecuali pas mudik). Selalu dapatnya Boeing. Saat duduk di kursinya, Vay bertanya, “Loh, TV-nya mana, Mi?” Hehee.. itu di Garuda, Nak. Di sini gak ada TV.

Nah. Tiba jam delapan pagi di Singapura, kami jalan-jalan dulu di bandara. Dengan menaiki sky train, kami pindah ke Terminal 3 untuk melihat Butterfly Garden. Ini adalah taman yang dibangun di dalam terminal 3, yang berisi aneka macam kupu-kupu. Cantik-cantik, dan jinak! Lihat saja fotonya di bawah, saat itu saya sengaja meletakkan tangan di samping kupu-kupu yang sedang nangkring di pagar besi, sementara tangan kanan siap dengan kamera. Ketika si kupu-kupu merayap naik ke tangan, langsung jepret!

Anak-anak juga senang bisa melihat kupu-kupu sebanyak itu terbang kesana kemari. Lanjut dari situ, kita ke kolam ikan Koi, juga di area sekitar situ. Ini bukan sembarang ikan Koi, karena ikannya besaaarrrrr. Penasaran deh, itu ikan-ikan makannya apa ya sampai bisa sebesar itu? Anak-anak mengambil alih mangkok makanan ikan dari si mas yang jaga, dan menghambur-hamburkan semuanya untuk ikan. Ck ck ck.

20130523_085747

 

20130523_090717

Selesai makan di bandara, saatnya ke hotel yang terletak di kawasan Little India. Kali ini kami pergi naik bus shuttle dengan ongkos $9 untuk dewasa dan $7 untuk anak-anak. Sengaja naik bus karena kita kan belum tahu pasti nih, apakah hotel kami dekat atau jauh dari stasiun MRT. Kalau naik bus, diantar langsung sampai di depan hotel, which is menolong sekali buat kami para ibu yang bawa banyak gembolan.

Hotal 81 Dickson Road adalah pilihan kami. Ternyata hotelnya baguuuusss, puas pokoknya. Berbeda dengan hotel di Chinatown kemarin. Kamarnya meskipun tidak terlalu besar, tapi bersih dan wangi. Tarifnya untuk tiga malam $307 tanpa breakfast. Tak masalahlah tanpa breakfast, lebih aman ketimbang ambil yang breakfast tapi ternyata tidak cocok di lidah. Kali ini kami para emak sudah persiapan lebih matang. Dari Jakarta sudah bawa roti tawar, mentega dan meses untuk sarapan anak-anak, bawa teh celup dan gula, bawa pop mie, kemudian bawa teri kacang untuk bekal makan malam. Kenapa begitu? Bukan hanya karena mau irit sih, tapi beberapa kali pengalaman traveling ke negeri orang, di malam hari itu biasanya kita sudah capek meskipun hanya untuk antri beli makanan. Pasti inginnya cepat balik ke hotel dan istirahat (apalagi karena kita bawa anak). Makanya bekal lauk yang tahan basi itu wajib sekali dibawa. Kita tinggal beli nasi putih dan beberapa lauk tambahan saja untuk makan malam. Kemudian untuk penambah tenaga anak-anak setiap harinya, kita beli pisang. Kebetulan dekat dengan pasar, jadi sambil jalan ke stasiun MRT kita beli pisang dan apel. Jadi anak-anak bisa makan pisang untuk mengganjal perut sebelum jam makan tiba.

Jarak dari hotel ke stasiun MRT Little India agak jauh sedikit sih, kira-kira 500 meterlah. Teman saya agak terseok-seok jalan dengan kakinya yang belum sembuh benar, jadi kami santai-santai saja. Toh tidak ada yang dikejar juga.

Setelah istirahat sebentar di kamar, kami lanjut ke Marina Bay Sands. Ingin adem-ademan di sini. Ini memang mall paling favorit deh, semua yang ada di dalam indah di mata.

Dan ternyata! Tanpa diduga, saat iseng main ke Crocs, eh ternyata bootsnya adaaaaaaaa! Astaga, benar-benar tidak disangka. Akhirnya ketemu juga, alhamdulillah ya, Vay dapat sepatu baru juga, hehee. Tapi sepatunya gak dipakai, disimpan di tas, soalnya masih agak longgar sedikit, takut tidak cakap saat harus buru-buru mengejar MRT.

berempat

20130523_170708

 

Little India

Day 2: 24 Mei 2013, ke Sentosa Island

Hari ini khusus untuk anak-anak. Sekitar jam sepuluh pagi kita sudah tiba di Vivo City untuk menyeberang ke Sentosa Island pakai Sentosa Express. Tarifnya $4 per-orang.

Rencana hari itu adalah nonton Song of The Sea (SOTS) dan bawa anak-anak main di Lost of Port Wonder (LOPW), waterpark untuk anak-anak yang terletak di tepi pantai. Karena SOTS mainnya malam – jam 7.40 pm – maka kita tidak terburu-burulah. Singgah sebentar ke Universal Studio untuk beli merchandise (kita tidak masuk ke dalam, karena baik ibu dan anak-anaknya jelas tidak akan main di dalam), beli coklat dan candy di Candylicious, lalu pindah lagi ke Merlion – makan siang dulu di situ – baru lanjut ke LOPW. Sebelum ke LOPW, kita beli tiket SOTS dulu — kebetulan di lokasi yang sama jadi tidak usah pindah-pindah — seharga $12/orang.

Nah, jadi nih ya, LOPW ini ternyata salah satu tempat rekreasi keluarga paling hits di situ, soalnya ramainya minta ampun. Dan karena kemarin sedang public holiday di Singapura, maka tiket masuk juga jadi lebih mahal, $15 per-anak. Untuk dewasa sih, free.

Yang seru adalah, di Lost of Port Wonder ini ada Bubble Pool lho. Mau tahu bagaimana pedenya mami Vaya saat pertama kali melihat Bubble Pool itu? Saat Vay dan Raisa sudah berganti baju renang, dengan pedenya si mami langsung masukin mereka ke kolam itu, soalnya tidak ada sign juga sih kalau itu harus ngantri atau bagaimana gitulah.

Eh, ternyata saat itu sedang ada private party. Petugasnya dengan senyum maklum bilang ke saya, bahwa “Mam, I’m sorry but this is for private party. Your kids can join at 2 pm.” “Oh, orite then. Sorry about that, yaa” Hahaha. Ya sudah, Vay dan Raisa keluar dari kolam itu, dan mereka main di tempat biasa dulu. Nah sekitar jam dua baru kita mengantri di depan bubble pool itu, dan tiap anak harus membayar sebesar 30 Curios (saat masuk anak-anak dikasih koin yang disebut Curio, semacam mata uangnya LOPW-lah, bisa digunakan untuk main games di situ).

Sehabis berenang, anak-anak langsung tepar. Berhubung jam tujuh malam masih lama, kami pun duduk-duduk dulu di Toast Box, ngeteh sambil makan kaya toast. Vay dan Raisa tidur dengan sukses di situ. Ya lumayanlah, dua jam kemudian mereka bangun dan sudah segar untuk nonton Song of The Sea.

sentosa_1

20130524_132725

20130524_133340

20130524_145353

Check videonya ya, maaf ada shoot ibu-ibu berbikini, habis bagaimana lagi, kalau di-cut jadi jelek videonya (jangan lupa ya, change quality ke yang tertinggi 🙂 )

Jam 7.40 malam, SOTS mulai tepat waktu. SOTS ini adalah pertunjukan air mancur, musik, dan laser. Keren deh pokoknya. Cerita kemarin itu tentang putri yang harus diselamatkan. Vay dan Raisa tak berhenti bertanya kenapa begini kenapa begitu, kenapa gambar putrinya bisa muncul di air begitu, dst dst.

20130524_194737_LLS

20130524_200344_LLS
Pulang menonton, saat transit di Dhoby Ghout, kita singgah dulu ke Plaza Singapura. Anak-anak beli stationary di Smiggle, kemudian lanjut beli Burger King untuk dibawa ke hotel, soalnya mau beli nasi putih sudah pada habis, secara sudah jam setengah sepuluh malam.

Day 3: 25 Mei 2013, Orchard Road

Ini totally adalah hari santai. Anak-anak bangun jam sembilan pagi, sarapan roti dulu di kamar, baru kita jalan, ke Orchard. Tapi, ternyata anak-anak masih lelah. Tiba di ION, baru juga selesai makan, eh anak-anak keburu ngantuk. Padahal ibu-ibunya punya agenda belanja oleh-oleh untuk para guru. Kan sebentar lagi sudah kenaikan kelas, jadi mumpung di Singapura, kita cari kenang-kenanganlah untuk miss-miss-nya. Soalnya lagi diskon juga, dan barangnya bagus-bagus semua di sana.

Alhasil Vay harus digendong mbaknya. Maminya pun jadi ganti sandal jepit, biar bisa gantian gendong si Vay karena dia sudah joprak saking telernya. Tapi mbaknya tidak menyerah lho. Sambil gendong Vay di punggung, dia tetap sanggup membungkuk-bungkuk di Rubi Shoes, mencari sepatu untuk dirinya dan adiknya yang juga kerja di rumah, wkwkwk… Dan kami para emak juga akhirnya menemukan barang untuk oleh-oleh. Psst, oleh-oleh yang kita beli itu semua untuk teman, keluarga, dan guru sekolah anak-anak, lho, sementara untuk diri sendiri tidak ada. Eh saya ada sih satu, tas Crocs. Itu juga karena bentuknya yang unik dan saya tahu belum tentu ada di Jakarta sini.

Acara jalan-jalan hari itu tidak terlalu lama. Kita tadinya mau lanjut ke Bugis karena Mb Anum katanya pengen makan duren, tapi tidak kesampaian karena katanya kakinya sudah terasa sakit. Saat keluar dari stasiun, kita kasih anak-anak keleluasan waktu dulu untuk bermain di playground di Buffalo Road. Ah, itu sebabnya kenapa saya bilang manisnya hidup kita yang tentukan. Karena melihat anak-anak bermain dengan riang gembira di playground gratisan (di bawah cuaca yang masih panas karena belum terlalu sore) itu adalah kebahagiaan tersendiri. Jarang-jarang kan bisa begitu di Jakarta sini.

20130525_151659

 

Buffalo Road Play Ground

20130525_170638

20130525_171332

Day 4: 26 Mei 2013, pulang ke Jakarta

Saatnya pulang ke Jakarta. Jam 6.30 pagi kami dijemput pakai taxi dan meluncur ke bandara. Bawaan masing-masing membengkak jadi dua koper masing-masing. Tiba di terminal 1, Vay jejeritan senang melihat bola-bola yang bergantungan membentuk aneka macam. Dia memang penasaran karena ayahnya kemarin cerita kalau di terminal 1 ada bola-bola yang bagus dan magic, karena bola-bolanya menari.

Alhamdullilah penerbangan lancar dan kami tiba dengan selamat di Jakarta pada pukul 9.40 pagi. Suasana panas khas Jakarta langsung terasa menyengat saat keluar bandara.

Begitu deh cerita singkat liburan kemarin. Lumayanlah untuk refreshing, karena liburan dan refreshing itu investasi lho…. 🙂

(all pictures & video was taken and record by Samsung Galaxy Camera)

Sharing is Caring

by

About Zizy An emotional mother of one daughter who likes to share her life journey. Passionate in travel, photography, and digital content. Drop your email to hello@tehsusu.com to collaborate.

45 thoughts on “Jalan-jalan Singapura – Menikmati Manisnya Hidup

  1. Pingback: 5 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Singapura | | BLOG-nya Zizy Damanik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *