Ya ampun. Sekarang sudah masuk minggu kedua Februari. Belakangan ini saya merasa waktu begitu cepat berlalu, dan meskipun saya berusaha bangun lebih pagi, beraktivitas lebih pagi, tetap saja rasanya tidak bisa balapan dengan waktu.
Dua hari lalu ibu saya telepon, kami bertukar kabar. Beliau sedikit khawatir karena banyak berita tentang hujan deras di Jakarta, sementara di Medan katanya justru sedang jarang hujan. Ada beberapa wilayah di Medan yang kemarin banjir, dan itu bikin saya kaget. Selama ini sejak saya remaj
a sampai kerja di Medan belum pernah ada cerita banjir besar. Kalau cuma genangan, ya biasalah itu. Untungnya rumah orang tua di Medan ada di wilayah yang aman dari banjir, dan beberapa tahun lalu juga sudah direnovasi, ditinggikan pondasinya untuk berjaga-jaga.
So, awal tahun juga sudah dimulai dengan bencana alam, dan sampai hari ini masih sama.
Gak tahu ya dengan kalian, tapi saya sudah pasrah dengan kenyataan bahwa tahun 2021 ini mulai copy paste dari tahun 2020 (LOL!). Tidak ada yang namanya kembali normal seperti dulu, dan sekarang memang kita semua harus beradaptasi dengan normal baru. Dunia mulai berubah, dan kita harus bersiap dengan semua perubahannya.
Namun meski di bulan kedua ini kelihatan kalau keadaan belum baik-baik saja, tapi minimal saya bisa menemukan hal-hal yang membuat hari menjadi sedikit lebih cerah. Hal-hal yang membuat saya bisa menjadi lebih bahagia. Apa sih itu?
Saya membaca bahwa rahasia kebahagiaan adalah dengan menurunkan ekspektasi. Banyak orang yang menargetkan tahun yang baru dengan hal-hal yang besar, katakanlah cabang bisnis yang bertambah, materi melimpah, mendapatkan banyak proyek, dan lainnya. Namun karena kondisi sekarang sangat tidak bisa diprediksikan, saya tak berani berekspektasi tinggi meskipun dulu ketika saya masih bekerja, saya termasuk orang yang sangat target oriented.
Sebagian pendapat mengatakan (dan saya setuju) bahwa agar dapat senantiasa bahagia, hargailah setiap hal kecil dalam hidup, seperti pula menikmati pertemuan online dengan teman-teman di Gmeet atau Zoom.
Penelitian juga menyoroti bahwa berolahraga secara teratur atau pergi mencari udara keluar ruangan akan membantu menaikkan mood yang positif sehingga jadi lebih bahagia. Benar juga. Tapi apakah kita sekarang bisa secara leluasa keluar rumah? Atau keluar makan siang saat kita ada di kantor? Kalau saya pribadi, jelas sudah tidak leluasa.
Apa mungkin rumah yang nyaman juga bisa menjadi sumber kebahagiaan? Iya juga.
Semua orang mencari kebahagiaan, dan saya juga demikian. Setelah sekian lama membaca dan menjalani cara-cara dan teori tentang bagaimana agar yang dilakukan mengarah pada rasa bahagia, ini yang saya temukan.
Rahasia kebahagiaan itu adalah memiliki sesuatu yang kita nantikan. Sebuah harapan, yang ditunggu-tunggu.
Di atas tadi saya kan bilang ada hal-hal besar yang menjadi target tahunan, itu bisa termasuk tapi jangan melulu menantikan hal-hal besar, tapi juga hal-hal kecil. Mulailah dengan memikirkan hal kecil yang kita nantikan itu lalu benar-benar mengakui bahwa hal kecil itu mampu membuat kita jadi lebih senang dan bahagia.
Setelah saya pikir lagi, bagaimana kalau saya buatkan list apa yang saya harapkan dan saya nantikan untuk dilakukan di Februari yang sisa setengah ini. Hal-hal kecil yang mungkin saja nanti bisa dilakukan lagi, tapi mungkin juga tidak. Karena seperti kata saya di atas tadi, waktu berjalan lebih cepat, dunia bertambah tua, 2021 belum terlalu nice sama kita. Setiap hari adalah hari yang berharga dalam kondisi sekarang.
Saat ini saya sedang duduk di teras depan, dengan suara berisik lalu lalang kendaraan di jalan raya besar. Memang tidak terdengar seperti semi lockdown, karena meski sudah ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tapi keramaian di sekitar tetap ada. Dan yeaaa mereka tidak pakai masker.
Jadi, ini dia, beberapa hal yang saya catat akan jadi hal-hal yang saya nantikan dan saya lakukan selama Februari ini.
- Secangkir kopi hitam pahit di pagi hari dan harus diminum di teras bersama tanaman-tanaman kesayangan
- Menyiram tanaman setiap sore
- Membuat cookies untuk teman minum kopi sore
- Menantikan hasil serum tanaman yang baru dipakai kemarin
- Mencoba memecah tunas aglaonema
- Setiap hari mengecek buah-buah dari pohon apel India yang baru keluar
- Memangkas sirih gading yang sudah tua, buang yang sudah jelek, pindahin yang bagus ke pot-pot kecil
- Menata ulang letak pot tanaman
- Mencari kursus online baru buat Vay
- Mengambil rapor dan ijazah kelas 6 Vay (iya, sudah lewat setengah tahun baru jadi)
- Mengecek tulisan dari tim penulis setiap pagi sebelum dikirim ke klien untuk di-review (sangat bersemangat karena akan ada kelanjutan proyek tulisan lagi!)
- Mengecek isu terbaru setiap pagi di online media
- Menanam sayuran hidroponik lagi untuk stok sayuran di rumah
- Berbagi minimal dua postingan baru setiap minggu
- Belajar bikin desain baru lagi
- Mengobrol dengan Vay setiap makan sore, menanyakan peristiwa baru apa saja yang terjadi di sekolah
- Memindahkan tunas pohon cabe (sebentar lagi sudah 5 minggu!)
- Mencari informasi lomba lagi yang bisa diikuti Vay
- Pesan McD buat Vay akhir minggu ini
- Mengelus Neko setiap malam saat bersiap-siap menonton film di HBO
- Mencubit pipi gemes Vay setiap saat bisa ketika dia lagi di depan laptopnya, which is meja belajar dia sekarang sudah berhadapan dengan meja saya, jadi lebih mudah kan?
- Menyuapi vitamin dan madu untuk Vay tiap pagi (meski sudah kelas 7, tetap untuk urusan vitamin dia harus disuapi)
- Bila hujan turun deras, saya mau sekalian menyikat carport!
Hal lain yang menurut saya akan membantu mempertahankan kebahagiaan adalah dengan mendokumentasikan momen-momen kecil bahagia ini. Saya juga suka merekam momen-momen kecil ini dalam bentuk foto dan video. Bayangkan betapa menggemaskannya Neko saat berguling-guling minta dielus. Tak semuanya memang harus dibagikan ke media sosial, bila bisa dinikmati sendiri di smartphone, kenapa tidak? Kadang berbagi di media sosial malah bisa menjadi beban, karena orang sering berharap pada berapa banyak orang yang melihat postingan storynya setiap hari. Jangan lakukan itu bila akhirnya malah mengurangi rasa bahagia.
Target di bulan Februari
Januari kemarin saya tidak menuliskan goal atau target saya di blog ini ya. Saya terlalu sibuk kejar-kejaran dengan waktu sehingga akhirnya saya sadar bahwa saya sebenarnya sudah bikin banyak hal tapi tidak dicatat di blog (saya mencatatnya di jurnal biasa), padahal mestinya dibuat untuk introspeksi diri sendiri nanti.
Saya tidak pernah membuat target atau resolusi untuk setahun karena menurut saya itu terlalu besar bila tidak dibagi-bagi dalam kelompok perbulan. Bahkan marketing plan saja harus dibuat per quarter untuk bisa diukur. Untuk pribadi, target bulanan akan lebih mudah dicapai, dan saran saya: buatlah yang pasti bisa dicapai. Dan saat ini saya sedang sangat termotivasi untuk memiliki sesuatu yang benar-benar akan saya capai hingga tujuan bulanan saya jadi lebih realistis.
Maka, inilah target saya di Februari, dan karena sudah sisa setengah bulan, saya hanya akan menuliskan yang akan saya kejar selama dua minggu kedepan, jadi tidak menghitung yang sudah lewat.
- Mempublikasikan minimal 5 posting blog baru
- Membuat Telegram Group untuk para penderita adenomiosis yang ada di FB Group
- Mencoba terapi pengobatan baru untuk adenomiosis
- Menanam sayuran baru lagi untuk siap dipanen di Maret
Simpel kan? Akankah bisa dicapai? Ayo semangat!
-zd-
Pingback: 8 Pesan Untuk Putriku yang Sudah Berusia 13 Tahun | Life & Travel Journal Blogger Indonesia
Target yang simple ngejarnya juga jadi menyenangkan ya mbak